Hubungan Pengetahuan Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji

keamanan pangan merupakan suatu isu yang cukup mendapatkan perhatian di masyarakat salah satunya isu yang berkembang saat ini bahwa warna yang mencolok beresiko menggunakan bahan pewarna berbahaya, dengan karakteristik wanita yang detail hal tersebut cukup mendapat perhatian dalam pemilihan makananya daripada pada konsumen laki-laki. Oleh karena itu, sangat diharapkan untuk laki-laki lebih memperhatikan pemilihan makanannya, karena tanpa pertimbangan yang baik dan mendetail dalam memilih makanan sangat beresiko mengalami berbagai masalah yang ditimbulkan akibat konsumsi makanan yang salah seperti obesitas, keracunan pangan dan lain-lain. Sementara untuk perempuan diharapkan dapat mempertahankan pemilihan makanan tersebut.

2. Hubungan Pengetahuan Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji

Prasyarat penting untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku gizi salah satunya adalah pengetahuan gizi. Pengetahuan juga merupakan salah satu pertimbangan seseorang dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Semakin baik pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin memperhatikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsinya. Orang yang semakin baik pengetahuan gizinya akan lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuannya dibandingkan panca inderanya sebelum mengonsumsi makanan Sediaoetama 1996 dalam Azrimaidaliza 2011. Sementara Notoatmodjo 2003 menjelaskan bahwa perilaku merupakan hasil resultant dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal keduanya saling mempengaruhi, dimana respon yang dihasilkan dari kedua faktor tersebut berbeda pada setiap individu. Dalam hal ini pengetahuan merupakan salah satu dari variabel faktor internal, perilaku yang ditampakan akibat pengaruh pengetahuan akan berbeda-beda karena dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan, sehingga perilaku yang tampak pada seseorang berbeda-beda tergantung dari faktor yang dominan dari kedua faktor tersebut. Teori Reasoned –Action yang dikembangkan oleh Ajzren 1980 dalam Achmat, 2010 menyatakan bahwa perilaku seseorang didasari oleh sikap dan norma subjektif. Maksudnya jika seseorang mempersepsi bahwa hasil dari menampilkan suatu perilaku tersebut positif, ia akan memiliki sikap positif terhadap perilaku tersebut serta kebalikannya. Selain itu, jika orang-orang lain yang relevan memandang bahwa menampilkan perilaku tersebut sebagai sesuatu yang positif dan seseorang tersebut termotivasi untuk memenuhi harapan orang- orang lain yang relevan, maka itulah yang disebut dengan norma subjektif yang positif serta sebaliknya. Theory of Reasoned Action dapat diartikan sebagai perilaku yang di bawah kendali individu sendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa presentase responden yang memiliki pengetahuan baik lebih tinggi yaitu sebesar 77,9 dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebesar 22,1. Sementara hasil analisis statistik menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak pada responden yang melakukan pemilihan makanan baik pula yaitu sebesar 62,4 dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik 55. Bila dilihat hubungannya, tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap pemilihan makanan cepat saji p-value= 0,570. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap pola pemilihan makanan cepat saji p-value = 0,92. Penelitian Sya’diah 2009 dalam Sihaloho 2012 pun mendapatkan hasil bahwa pada pelajar SMA hubungan mengenai pengetahuan gizi tentang fast food dengan tindakan kosnumsi fast food memperoleh nilai p-value = 0,77 artinya tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan tindakan pemilihan konsumsi fast food. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan makanan cepat saji kemungkinan disebabkan karena pengaruh faktor lain yang lebih besar dari pada pengaruh pengetahuan. Seperti yang diungkapkan Notoatmodjo 2003 bahwa perilaku yang tampak pada seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor eksternal disini dimungkinkan pengaruh orang lain. Dalam masyarakat kita semua berpartisipasi untuk menjalin hubungan sosial yang bervariasi antara individu. Hubungan ini melibatkan keluarga, teman sebaya, rekan kerja, dan orang-orang di berbagai organisasi yang kita milik. Dalam sebuah studi tentang pilihan makanan yang dilakukan oleh Feunekes et al. 1998 dalam Jones, et al, 2011 menyatakan bahwa sebanyak 94 pemilihan makanan seseorang serupa dengan pasangannya, 87 remaja serupa dengan orang tua mereka, dan 19 pemilihan makanan antara remaja serupa dengan rekan-rekan mereka. Sementara dari penelitian ini dapat diketahui bahwa orang yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak pada orang yang tidak mengekos atau berpindah tempat tinggal yaitu sebesar 80 sehingga kemungkinan penyebab tidak adanya hubungan adalah karena pengaruh keluarga yang dominan dalam pemilihan makanan cepat saji, hal ini dapat dilihat dari hasil peneilitian ini, responden yang memiliki pemilihan makanan yang baik lebih tinggi pada responden yang tidak mengekos yaitu sebesar 70 dibandingkan yang tidak mengekos yaitu sebesar 53,7. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat pada setiap individu, perilaku makan seseorang tidak jauh berbeda dengan keluarganya, karena pendidikan awal seorang individu berasal dari lingkungan keluarga. Adanya kecenderungan pengetahuan yang baik pada responden penelitian ini kemungkinan disebabkan karena memang lingkungan keluarga responden mendukung untuk memiliki pengetahuan yang baik pula, sehingga pemilihan makanan cepat saji yang baik dari keluarga mendorong mereka juga untuk terbiasa memilih makanan cepat saji yang baik. Responden dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki pengetahuan yang baik dan perilaku memilih makanan cepat saji yang baik pula. Oleh karena itu, akan lebih baik jika memang pengetahuan yang dimiliki dan perilaku yang baik tersebut dipertahankan agar menjadi suatu kebiasaan yang baik dalam memilih makanan.

3. Hubungan Status Gizi Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji

Dokumen yang terkait

Analisis koleksi buku perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 86

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 20 174

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 9 87

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2013

1 18 114

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185