Hubungan Jenis Kelamin Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji

orang yang memiliki frekuensi konsumsi keripik ≤ 3 kali dalam 1 minggu dan terdapat 1 orang yang memiliki frekuensi konsumsi keripik 3 kali dalam 1 minggu. Hal tersebut menunjukan bahwa rensponden yang menyatakan “selalu” mempertimbangkan makanan rendah natrium tidak selalu memiliki perilaku frekuensi konsumsi makanan yang rendah natrium pula. Hal tersebut menunjukan ketidakvalidan antara jawaban responden dengan perilaku konsumsi makanan cepat saji. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tidak selalu seseorang yang pemilihan makanannya baik belum tentu memiliki perilaku konsumsi yang baik pula..

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji

1. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji

Jenis kelamin merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi pemilihan makanan Sanjur, 2003. Menurut Gibney, et al 2009 terdapat perbedaan pemilihan makanan antara laki-laki dan perempuan, hal ini disebabkan karena pada umumnya kaum wanita tampak lebih banyak mempunyai pengetahuan tentang makanan dan gizi serta menunjukan perhatian yang lebih besar terhadap kemanan makanan, kesehatan dan penurunan berat badan. Pada usia remaja banyak dari mereka yang berusaha mengubah penampilannya sehingga ingin terlihat menarik. Kepedulian terhadap penampilan dan gambaran tubuh yang ideal dapat mengarah kepada upaya obsesif seperti mengontrol berat badan Davison Birch dalam Papalia 2008 dalam Andea, 2010. Pola ini menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Konsep tubuh yang ideal pada perempuan adalah tubuh langsing Sanggarwaty, 2003 dalam Andea, 2010, sedangkan pada laki-laki adalah tubuh berisi, berotot, berdada bidang, serta biseps yang menonjol McCabe Ricciardeli, 2004 dalam Andea, 2010, sehingga begitu seseorang merasa dirinya gemuk, biasanya orang akan mencoba mengontrol makanannya Gunawan, 2004 dalam Andea, 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi perempuan yang ikut pada penelitian ini lebih tinggi yaitu sebesar 85 dibandingkan laki-laki yang hanya 14,9. Sementara bila dilihat dari pemilihan makanannya, perempuan lebih cenderung untuk memiliki pemilihan makanan yang baik yaitu sebesar 63,6 dibandingkan dengan laki-laki sebesar 44,4. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan cepat saji p-value = 0,063. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan cepat saji tersebut dimungkinkan karena proporsi perempuan yang ikut dalam penelitian ini lebih banyak daripada pada laki-laki hal ini disebabkan karena presentase perempuan pada mahasiwa FKIK UIN Jakarta secara keseluruhan memang jauh lebih tinggi yaitu sebesar 71 dibandingkan presentase laki-laki yang hanya 29 sehingga dalam pengambilan sampel, perempuan lebih memiliki banyak kesempatan untuk terpilih menjadi responden penelitian, akibatnya hubungan jenis kelamin terhadap pemilihan makanan cepat saji ini bersifat homogen karena menurut Gibney et, all 2009 perempuan lebih cenderung menunjukan perhatiannya terhadap pemilihan makanan dari pada laki-laki . Bila dilihat kecenderungannya perempuan lebih banyak memiliki pemilihan makanan yang baik daripada laki-laki, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Weaver 2009 dalam Azrimaidaliza 2011 pada mahasiswa di Texas University yang menyatakan hasil bahwa perempuan lebih banyak melakukan pemilihan makanan dibandingkan dengan laki-laki. Seperti pendapat yang dikemukakan Gibney, et all 2009 perempuan lebih menunjukan perhatiannya pada pemilihan makanan, karena perempuan lebih menunjukan perhatian yang lebih besar pada keamanan pangan, kesehatan dan penurunan berat badan. Perhatian yang tinggi terhadap penurunan berat badan disebabkan karena perempuan lebih memperhatiakan body image, seperti hasil penelitian Pope, Philips, dan Olivardia 2000 dalam Andea 2010 menunjukkan bahwa perempuan lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan laki-laki. Pengaruh body image ini lebih mempengaruhi perempuan karena biasanya perempuan lebih ingin terlihat langsing, sehingga perempuan cenderung untuk membatasi dirinya dalam mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan berat badannya. Akibatnya perempuan lebih memilih-milih makanan yang kandungan lemak dan kalorinya rendah. Hal ini mengakibatkan banyak dari remaja perempuan yang mengontrol berat badan dengan cara mengkonsumsi makanan yang rendah asupan kalori dan lemak dari makanan yang dikonsumsinya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data dalam penelitian ini dimana terlihat bahwa perhatian perempuan lebih tinggi dalam hal pemilihan makanan yang rendah kalori, hasil analisis menunjukan bahwa presentase perempuan lebih tinggi menyatakan “kadang-kadang” dalam memilih makanan rendah kalori yaitu sebesar 61,7 dibandingkan laki-laki yang sebesar 48,1. Selain itu, perhatian dalam pemilihan makanan rendah lemak, presentase perempuan juga cenderung lebih tinggi memilih makanan rendah lemak, hasil analisis menunjukan bahwa perempuan yang menyatakan “selalu” dalam memilih makanan rendah lemak yaitu sebesar 13 sementara laki-laki hanya 7,4. Selain perhatiannya yang tinggi terhadap penurunan berat badan, menurut Gibney, et all 2009 perempuan juga menunjukan perhatian yang tinggi terhadap kemanan pangan. Menurut Kartajaya 2003 dalam Marsellita, dkk 2009 wanita selalu memperhatikan hingga ke detail. Konsumen wanita akan menilai segala sesuatu dengan lebih terperinci. Konsumen wanita juga sangat awas terhadap berbagai isu. Sedangkan pria kurang memperhatikan detail dan isu yang terjadi. Selain itu menurut Menurut Segal, Dasen, Berry dan Portinga 1990, dalam Marsellita, dkk 2009 konsumen wanita lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian ini dimana perempuan lebih menjukan perhatiannya terhadap keamanan pangan dalam hal warna makanan, tanggal kadarluasa, dan kemasan. Dari hasil penelitian didapatkan, perempuan lebih menunjukan perhatian yang lebih tinggi terhadap warna makanan yaitu sebesar 51,3 dibandingkan laki-laki yang hanya 37. Perempuan lebih menunjukan perhatian yang lebih tinggi terhadap tanggal kadarluasa yaitu sebesar 85,7 dibandingkan laki-laki yang hanya 74,1. Perempuan lebih menunjukan perhatian yang lebih tinggi dalam hal penggunaan kertas bertinta yaitu sebesar 32,5 dibandingkan laki-laki yang hanya 22,2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa konsumen wanita memang memiliki karakteristik yang mendetail dalam melihat suatu objek yang mana dalam hal ini makanan, sehingga konsumen wanita lebih cenderung untuk memperhatikan tanggal kadarluasa, penggunaan kemasan serta warna, dimana keamanan pangan merupakan suatu isu yang cukup mendapatkan perhatian di masyarakat salah satunya isu yang berkembang saat ini bahwa warna yang mencolok beresiko menggunakan bahan pewarna berbahaya, dengan karakteristik wanita yang detail hal tersebut cukup mendapat perhatian dalam pemilihan makananya daripada pada konsumen laki-laki. Oleh karena itu, sangat diharapkan untuk laki-laki lebih memperhatikan pemilihan makanannya, karena tanpa pertimbangan yang baik dan mendetail dalam memilih makanan sangat beresiko mengalami berbagai masalah yang ditimbulkan akibat konsumsi makanan yang salah seperti obesitas, keracunan pangan dan lain-lain. Sementara untuk perempuan diharapkan dapat mempertahankan pemilihan makanan tersebut.

2. Hubungan Pengetahuan Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji

Dokumen yang terkait

Analisis koleksi buku perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 86

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 20 174

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 9 87

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2013

1 18 114

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185