Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menganggap rasa tidak penting dalam pemilihan makanan cenderung memiliki pemilihan makanan
cepat saji baik lebih tinggi yaitu sebesar 83,3 dibandingkan dengan responden yang menganggap rasa merupakan variabel penting dalam pemilihan makanan yang
hanya 60. Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara rasa dengan pemilihan makanan cepat saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Tahun UIN Jakarta Tahun 2012 P value = 0,406. Berdasarkan perhitungan risk estimete diperoleh nilai OR = 0,300 CI=0,034-2,632, artinya
responden yang menganggap rasa tidak penting dalam memilih makanan cepat saji memiliki peluang 0,300 kali untuk melakukan pemilihan makanan cepat saji yang
kurang baik dibandingkan dengan responden yang menganggap rasa penting dalam memilih makanan cepat saji.
5. Analisis Hubungan Antara Tekstur Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan tekstur dengan pemilihan makanan cepat saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Tahun 2012 dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.20 berikut ini.
Tabel 5.20 Analisis Hubungan Antara Tekstur Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Tahun 2012
Tekstur Pemilihan makanan
Total P-
value OR
Kurang Baik
Baik n
n
Tidak penting
12 54,4 10 45,5
22 100 0,181
2,034 CI 0,828-
4,996 Penting
59 37,1 100 62,9
159 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menganggap tekstur merupakan variabel yang penting dalam pemilihan makanan cepat saji
cenderung untuk memiliki pemilihan makanan cepat saji baik lebih tinggi yaitu sebesar 62,9 dibandingkan dengan responden yang menganggap tekstur
merupakan variabel nyang tidak penting dalam pemilihan makanan yang hanya 45,5. Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara tekstur
dengan pemilihan makanan cepat saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun UIN Jakarta Tahun 2012 P value = 0,181. Berdasarkan
perhitungan risk estimete diperoleh nilai OR = 2,034 CI=0,828-4,996, artinya responden yang menganggap tekstur tidak penting dalam memilih makanan cepat
saji memiliki peluang 2,034 kali untuk melakukan pemilihan makanan cepat saji yang kurang baik dibandingkan dengan responden yang menganggap tekstur
penting dalam memilih makanan cepat saji.
6. Analisis Hubungan Antara Warna Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan warna dengan pemilihan makanan cepat saji pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Tahun 2012 dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.21 berikut ini.
Tabel 5.21 Analisis Hubungan Antara Warna Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Tahun 2012
Warna Pemilihan makanan
Total P-
value OR
Kurang Baik
Baik n
n
Tidak penting 17 58,6
12 41,4 29 100
0,033 2,571
CI 1,143- 5,781
Penting 54 35,5
98 64,5 152 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menganggap warna penting dalam pemilihan makanan cenderung memiliki pemilihan makanan
baik lebih tinggi yaitu sebesar 64,5 dibandingkan dengan responden yang menganggap warna merupakan variabel yang tidak penting 41,4. Hasil uji Chi
Square menunjukkan ada hubungan antara warna dengan pemilihan makanan cepat saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun UIN Jakarta
Tahun 2012 P value = 0,033.
Berdasarkan perhitungan risk estimete diperoleh
nilai OR = 2,571 CI=1,143-5,781 , artinya responden yang menganggap warna tidak penting dalam memilih makanan cepat saji memiliki peluang 2,571 kali untuk
melakukan pemilihan makanan cepat saji yang kurang baik dibandingkan dengan responden yang menganggap warna penting dalam memilih makanan cepat saji.
7. Analisis Hubungan Antara Bentuk Dengan Pemilihan makanan Cepat Saji