masih tergolong kedalam fase remaja. walaupun sebagian besar responden lebih banyak menganggap variabel tekstur penting dalam pemilihan makanan namun
tekstur tidak berhubungan terhadap pemilihan makanan mereka, hal ini kemungkinan disebabkan
karena skala “penting” dalam arti tekstur pada fase remaja adalah lebih kepada kesukaan mereka terhadap makanan yang memiliki
tekstur garing renyah karena pada umumnya fungsi fisiologis pada rongga mulut pada usia remaja masih sempurna, hal ini akan berbeda halnya jika variabel usia
bersifat heterogen, terutama jika lansia diikutkan pada penelitin ini. Pada lansia mulai banyak gigi yang tanggal serta terjadi kerusakan gusi karena proses
degenerasi. Kedua hal ini sangat mempengaruhi proses pengunyahan, lansia akan kesulitan untuk mengkonsumsi makanan yang berkonsistensi keras akibatnya
lansia akan lebih memperhatikan pemilihan makanannya Fatimah, 2010. Dalam hal ini tekstur tidak mempengaruhi pemilihan makanan pada usia
responden penelitian, kemungkinan tekstur akan lebih diperhatikan dengan semakin meningkatnya usia.
7. Hubungan Warna Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji
Warna juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan Menurut Segal, Dasen, Berry dan Portinga 1990 dalam Marsellita, dkk
2009. Terdapat perbedaan yang kuat dalam perilaku pria dan wanita. Konsumen pria adalah konsumen yang mudah dipengaruhi oleh nasehat yang baik serta
argumentasi yang obyektif. Sedangkan konsumen wanita lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk. Sementara menurut Kartajaya 2003 dalam Marsellita,
dkk 2009 wanita selalu memperhatikan hingga ke detail. Konsumen wanita akan
menilai segala sesuatu dengan lebih terperinci. Konsumen wanita juga sangat awas terhadap berbagai isu. Sedangkan pria kurang memperhatikan detail dan isu
yang terjadi. Hasil analisis statistik menunjukan jumlah responden yang mengangap
variabel warna merupakan hal yang penting dalam memilih makanan lebih banyak yaitu sebesar 152 84 repsonden dibandingkan dengan yang
menganggap variabel warna tidak penting yaitu sebesar 29 16 responden. bila dilihat hubungannya responden yang yang menganggap warna penting dalam
pemilihan makanan cepat saji memiliki pemilihan makanan cepat saji yang baik lebih tinggi yaitu sebesar 64,5 dibandingkan dengan responden yang
menganggap warna merupakan variabel yang tidak penting 41,4. Adanya hubungan pada variabel warna dimungkinkan karena warna
makanan merupakan rangsangan pertama pada indera penglihatan, dengan melihat warna dapat memberikan tanda kualitas yang diharapkan Pelto, 1989
maksudnya dengan warna dapat diketahui indikator kesegaran atau kematangan suatu produk, atau bahaya dari suatu produk sehingga dalam hal ini responden
lebih peka terhadap warna yang terdapat pada makanan, seperti makanan yang menggunakan pewarna sintesis berbahaya lebih memiliki warna yang
terangmencolok daripada makanan dengan pewarna buatan yang tidak berbaya. Bila dilihat kecenderungannnya wanita memberikan perhatian yang lebih
besar kepada warna makanan, hal ini dapat terlihat bahwa lebih banyak wanita yang menganggap variabel warna lebih penting dalam pemilihan makanan yaitu
sebesar 87,7 dari pada laki-laki yang hanya 63. Hal ini sesuai dengan
pendapat Segal, Dasen, Berry dan Portinga, 1990 dan Kartajaya, 2003 dalam Marsellita, dkk 2009 yang menyatakan bahawa konsumen wanita lebih banyak
tertarik pada warna dan bentuk dan juga sangat awas terhadap berbagai isu, sedangkan pria kurang memperhatikan detail dan isu yang terjadi.
Sementara itu bila dilihat dari perhatian terhadap isu makanan yang berkembang dapat dilihat dari sisi pengetahuannya
“apakah makanan yang memiliki warna mencolok meng
gunakan bahan pewarna berbahaya?” sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang hal tersebut hal ini
dapat terlihat bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki jawaban yang benar untuk pertanyaan tersebut dengan presentase jawaban benar pada laki-laki
sebesar 92,6 dan pada perempuan sebesar 95,5. Hal ini menandakan sebagian besar responden sangat peka terhadap isu yang berkaitan dengan bahaya
makanan yang selama ini berkembang bahwa makanan yang mencolok dimungkinkan menggunakan bahan pewarna sintetis yang berbahaya bagi
kesehatan. Oleh karena itu, akan lebih baik pada laki-laki untuk lebih
mengaplikasikan pengetahuannya yang baik dalam memilih makanan kedalam pemilihan makanan dengan mempertimbangkan warna, karena warna dapat
dijadikan indikator pertama untuk melihat keamanan pangan. Sementara itu, karena memiliki karakteristik mendetail, warna cenderung memiliki perhatian
yang tinggi pada perempuan.
8. Hubungan Bentuk Makanan Terhadap Pemilihan Makanan Cepat Saji