Partisipasi Aksi Kolektif Gerakan

dipandang sebagai cara untuk menunjukkan siapa “kita” dan apa yang “kita” perjuangkan. Selain itu, anggota kelompok memiliki gagasan bahwa “kita” memiliki banyak kesamaan dengan cara keluhan bersama, tujuan, nilai-nilai atau tujuan. Sedangkan motif kemarahan berbasis kelompok berdasar pada penilaian seperti ketidakadilan dan mendukung pendapat sosial yang diyakini untuk mempromosikan aksi kolektif karena mereka membangkitkan emosi seperti kemarahan. Motif ideologi memberi penekanan pada aspek-aspek seperti aspek kreatif dan gerakan sosial budaya, narasi, emosi, dan kemarahan moral. Orang- orang marah, mengembangkan perasaan keberangan moral tentang beberapa keadaan atau beberapa keputusan pemerintah, dan ingin membuat dikenal. Mereka berpartisipasi dalam gerakan sosial tidak perlu untuk menegakkan perubahan politik, tetapi untuk mendapatkan martabat dan integritas moral dalam kehidupan mereka melalui perjuangan dan ekspresi moral. Motif ideologi mengacu pada nilai-nilai masyarakat dan penilaian bahwa nilai-nilai telah dilanggar.

2.11 Partisipasi Aksi Kolektif Gerakan

Partisipasi dalam gerakan sosial adalah sebuah fenomena yang beragam. Terdapat berbagai bentuk partisipasi gerakan. Dua dimensi penting untuk membedakan bentuk partisipasi adalah waktu dan usaha. Psikologi sosial tertarik dalam proses-proses tingkat individu seperti partisipasi gerakan. Partisipasi gerakan memiliki sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi Permintaan, partisipasi memerlukan studi fenomena seperti sosialisasi, pembentukan keluhan, atribusi kausal, emosi, dan pembentukan kolektif identitas. Penelitian dari sisi penawaran, partisipasi adalah kekhawatiran hal-hal seperti repertoar tindakan, efektivitas gerakan sosial, frame dan gerakan ideologi yang berdiri dan identifikasi konstituen yang mereka tawarkan. Penelitian mobilisasi seperti efektivitas persuasif komunikasi, pengaruh jaringan sosial, biaya dan manfaat dari partisipasi, dan resonansi frame. Studi partisipasi cenderung berkonsentrasi pada mobilisasi dan mengabaikan pembangunan faktor permintaan dan penawaran. Stekelenburg Klandermans 2007 Gambar 2.2 Langkah menuju partisipasi dikutip dari Stekelenburg, Klandermans 2007 Tidak bersimpati terhadap gerakan Tidak menjadi target mobilisasi Tidak berpartisipasi Tidak termotivasi Bersimpati terhadap gerakan Menjadi target mobilisasi Berpartisipasi Termotivasi Partisipasi aksi kolektif berhubungan dengan dampak dari wacana media dan saluran komunikasinya yaitu percakapan dalam kelompok. Informasi diproses tidak hanya oleh individu yang terpisah akan tetapi oleh manusia yang saling berinteraksi dengan yang lain dalam lingkaran informal, grup primer dan jaringan pertemanan. Jaringan ini mengarah pada pembentukan konsensus. Orang memvalidasi informasi dengan cara membandingkan dan mendiskusikan interpretasi mereka dengan orang lain yang signifikan, khususnya saat melibatkan informasi yang kompleks. Orang akan membandingkan opini mereka dengan pemahaman individu lainnya. Sebagai sebuah aturan, seperangkat interaksi individu-individu dalam sebuah jaringan sosial seperti jaringan pertemanan adalah homogen dan tersusun oleh orang-orang yang tidak membedakan dari yang lainnya. Proses perbandingan sosial ini menghasilkan definisi kolektif sebuah situasi Klandermans, Goslinga 1996. Dampak media diskursus pada keyakinan individu kemudian mempengaruhi media diskursus dan interaksi interpersonal. Meskipun media massa memainkan peran krusial wacana framing publik baik tema maupun kontra tema, formasi aktual dan transformasi keyakinan terjadi dalam pertukaran di dalam kelompok dan kategori-kategori identitas individu. Seperti pada kelompok kecil, atas orang-orang yang saling bertemu dalam kehidupan sehari-hari kolega, teman atau kategori yang lebih besar orang kulit putih, pekerja, petani, orang Eropa, anggota serikat. Secara nyata struktur informal ini dalam tiap kehidupan memainkan peran yang penting dalam gerakan mobilisasi. Tema dan kontra tema yang berkembang dalam diskursus media dapat menjadi tinggi atau rendah derajatnya, dan berhubungan dengan keyakinan kolektif anggota kelompok atau kategori kelompok serta tergantung pada dimana mereka mengharmonisasi atau tidak mempengaruhi keyakinan ini semua Klandermans, Goslinga 1996. Gamson 1992 menyimpulkan bahwa diskursus media adalah alat penting dalam pembicaraan manusia saat mencoba membuat isu. Petty, Cacioppo 1986 menyimpulkan bahwa kemungkinan informasi akan didalami menjadi meningkat apabila individu mengenal secara familiar terhadap subyek, tertarik dan terlibat dalam subyek itu. Hal ini berimplikasi terhadap faktor disposisi yang meningkatkan keakraban familiarity dengan isu, pelibatan isu atau komitmen kepada aktor sosial dimana berbicara dapat meningkatkan kemungkinan informasi didalami. Kesimpulannya berupa; kunci determinan dari keyakinan individu dengan menggunakan sumber informasi seperti media diskursus, pengalaman pengetahuan dan kearifan umum; interaksi interpersonal dan disposisi individu. Klandermans, Goslinga 1996 Oleh karenanya, partisipasi dalam aksi kolektif tergantung pada derajat dimana individu melekat pada kerangka aksi kolektif. Selanjutnya Gamson melekatkan kerangka ketidakadilan, kerangka identitas dan kerangka agensiconsciousness sebagai element krusial pada gerakan. Kemudian kerangka ini dikembangkan kepada interaksi interpersonal dimana sumber informasi yang berbeda bekerja di dalamnya: bisa berupa wacana media, pengalaman pengetahuan atau kearifan umum. Sumber informasi apa yang digunakan individu dan macam informasi apa yang mereka proses tergantung dari tema budaya dan kontra tema yang mendominasi wacana publik dan elemen personal personal disposition yang meningkatkan pelibatan dengan tema-tema itu. Secara tidak langsung, disposisi personal diduga memiliki pengaruh langsung kepada komponen agensikesadaran. Klandermans, Goslinga, 1996

2.12. Kerangka Pemikiran