Pesan Komunikasi Penyadaran Kritis Arena Kontestasi Penyadaran Kritis

perbedaan dalam level aktifitas pembangunan lokalnasional, makromikro, publikprivat, teknikideologi, informasionalemosional. Dialog sendiri menurut Nair dan White dalam White, et al, 2004 didefinisikan sebagai komunikasi transaksional dimana pengirim dan penerima pesan berinteraksi selama periode waktu tertentu untuk berbagi makna. Bentuk dasar dari dialog adalah percakapan diantara dua orang. Beberapa pembicara membawa suara orang lain ketika tidak hadir dalam moment tertentu dalam mendukung atau menyangkal argument, melegitimasi posisi dan ekspresi solidaritas dengan atau beroposisi dengan komunitas pembicara yang lebih besar. Dialog terdiri atas dua yaitu, dialog internal merupakan aspek yang penting dalam proses dialog, seperti meditasi. Subyek meditasi sadar tentang lingkungan dunia sekitarnya dan subyek lain yang ada di dunia. Mereka berbicara dengan diri mereka sendiri dengan tenang, beragumentasi dan mencoba memahami posisi mereka sendiri. Dialog eksternal terjadi dapat terjadi antara banyak partisipan yang terpisah dengan waktu dan ruang melalui beragam cara media komunikasi, wacana pembangunan, dan teks. Esensi dialog adalah pengakuan dan respek kepada pembicara lainnya, suara lain sebagai subyek yang otonomi dan bukannya sebagai obyek komunikasi. Dalam dialog partisipasi setiap orang memiliki hak yang sama dan didengar, dan diharapkan suara mereka tidak tersandera atau tergabung dengan suara orang lain. Dialog tertinggi adalah poliphoni yaitu suara yang tidak digabung dan suara yang berbeda berkembang sepenuhnya kepada bentuk yang terbuka, saling menerangi dan tidak digelapkan oleh bayangan orang lain. Konsep karnaval dalam beragam bentuk seperti cerita rakyat, komik, festival, permainan, parodi yang semuanya banyak atau sedikit didasarkan pada humor dan candaan. Perencana komunikasi pembagunan dan praktisi mengakui kekuasaan komunikasi karnaval. Media radio, televisi dan film digunakan dalam representasi karnaval. Komunikasi pembangunan dan media dapat menjadi karnaval dengan tujuan untuk partisipasi bagi masyarakat. White, et al 2004

2.8 Pesan Komunikasi Penyadaran Kritis

Pesan komunikasi penyadaran kritis berupa infomasi, persuasi, promosi dan advokasi dengan daya tarik pesan rasional, emosional Mefalopulos, Kamlongera 2004 dan moral Kottler, Amstrong 2012. Bentuk pesan informasi menekankan pada penyampaian pesan melalui fakta-fakta obyektif terkait masalah tertentu. Pesan persuasi digunakan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan perilaku. Dalam pesan persuasi status pembujuk dengan yang dibujuk adalah setara dan memiliki kepentingan yang sama. Pesan promosi menekankan pada penyampaian pesan kepada orang lain agar menerima ide-ide, konsep atau perilaku melalui pencitraan. Sedangkan advokasi dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari pengambil keputusan baik di dalam komunitas maupun di luar komunitas terhadap isu tertentu. Daya tarik pesan penyadaran dapat berbentuk daya tarik rasional melalui penekanan pada aspek psikologis atau pikiran dengan menunjukkan kualitas suatu produk, ekonomi, nilai atau kinerja. Sedangkan daya tarik emosional lebih menekankan pada aspek sosial dan simbol melalui pembangkitan emosi baik negatif rasa takut, bersalah dan rasa malu dan positif cinta, bangga, sukacita dan humor sehingga mereka melakukan hal itu atau berhenti melakukannya. Daya tarik moral mengarahkan audiens pada perilaku mana yang benar dan tepat dalam menyikapi permasalahan sosial tertentu.

2.9 Arena Kontestasi Penyadaran Kritis

Gerakan sosial selalu melibatkan arena kontestasi di mana isu terjadi. Arena kontestasi lebih lanjut dijelaskan oleh Gaventa 2006 dalam bentuk kubus kekuasaan gerakan sosial yang meliputi tingkatan kekuasaan lokal, nasional, global, bentuk kekuasaan invisible, hidden, visible dan ruang kekuasaan closed, invited, claim. Tingkatan kekuasaan meliputi lokal sebagai level terendah seperti komunitas atau daerah. Sedangkan level nasional meliputi teritori sebuah negara. Level global menyangkut komunitas dunia. Bentuk kekuasaan invisible adalah kekuasaan yang tidak terlihat namun memiliki dampak bahaya yang besar seperti sistem budaya superior dan ideologi yang turut mempengaruhi pengambilan kekuasaan. Kekuasaan hidden meliputi aktor atau lembaga yang tidak secara langsung berhubungan dengan pengambilan kekuasaan dalam menetapkan agenda politik tertentu. Sedangkan kekuatan visible sebagai aktor atau lembaga yang secara terang dan terbuka mengambil kekuasaan dan menetapkan agenda politik dalam isu tertentu. Kekuatan visible ini sering dimaknai sebagai organisasi formal dan terstruktur seperti Negara. Ruang kekuasaan kontestasi yang berbentuk closed space adalah ruang komunikasi yang menutup proses partisipasi yang lebih luas. Ruang tertutup ini dibentuk oleh pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan. Sedangkan ruang yang dibentuk mandiri oleh aktor atau lembaga sebagai counter terhadap closed space adalah claimed space. Dalam ruang ini partisipasi akar rumput dibuka seluas-luasnya dalam menyikapi persoalan tertentu. Terdapat pula ruang di mana partisipasi dibuka namun tetap dikendalikan oleh aktor pemegang kekuasaan dan partisipan sebagai pihak yang terundang dalam proses itu, yaitu invited space.

2.10 Motivasi Gerakan