Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Perdes

“Biasanya kalo pertemuan yang dibicarakan adalah ide-ide untuk usaha, ditulis didiskusikan. Ada tugas-tugasnya. Ada yang bertugas mencari informasi itu di internet” wawancara, Mas LS, 171012 Tema-tema yang didiskusikan dalam pertemuan rutin pemuda seputar masalah manajerial dan program ekonomi yang sedang mereka lakukan. Karena LSD sejak awal fokus pada integrasi dengan internet, maka media internet digunakan sebagai media penyadaran berikutnya. Media internet dalam hal ini mengadung dua maksud, pertama internet secara fisik yaitu LSD memang menggunakan sarana warnet sebagai mesin pundi-pundi pemasukan kelompok, kedua adalah internet dalam arti subtansinya yaitu ruang dalam internet yang digunakan dalam proses penyadaran seperti facebook dan web LSD sendiri. Sedangkan maksud dalam media penyadaran di sini adalah penggunaan facebook dan web LSD buletin elektronik. Tema-tema yang dimasukkan dalam facebook maupun dalam buletin elektronik sebenarnya sama dengan apa yang didiskusikan dalam pertemuan kelompok. Namun, feed back umpan balik dalam kedua media itu kurang mendapat respon dari anggota. Hal ini disebabkan anggota LSD lebih fokus pada penggunaan internet untuk kepentingan pribadinya seperti facebook diluar anggota LSD dan bermain game online. Ini juga mendapat keluhan dari pengurus dan fasilitator di serikat. “Saya sering mengamati ketika kalo ke LSD itu ngapain aja. Ya masih banyak yang belum apa-apa. Jadi mungkin untuk mencari model bangunan, tanaman. Itu yang cari informasi itu tidak lebih dari 30. Kalo tugas sekolah ya banyak. Tapi itu kan lain. Tapi yang paling banyak itu ya game-game itu, poker” wawancara Mas LS, 171012

6.3.4 Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Perdes

Peraturan desa yang dibuat oleh Paguyuban Petani Sindoro Kasih menyangkut bagaimana tapal batas desa dan konservasi lingkungan di desa Damarkasiyan. Perdes sendiri sebagai produk kesadaran kelompok tani khususnya dan masyarakat Desa Damarkasiyan umumnya akan pentingnya kedaulatan desa. Dari tiga isu sebelumnya, isu perdes merupakan isu yang masuk pada ranah politik desa dan telah manifest. Arena pertarungan perdes adalah ruang desa. Bagi serikat, merebut ruang desa adalah bentuk perjuangan yang strategis dalam gerakan petani. Ketika petani berhasil merebut ruang desa, maka transformasi ide-ide gerakan akan lebih mudah dan cepat di tengah masyarakat desa. Keberhasilan praksis perdes dipengaruhi oleh penggunaan media komunikasi internal dan ekternal yang intensif. Penyadaran perdes melalui komunikasi internal dalam kelompok seperti pertemuan kelompok, sedangkan komunikasi eksternal dengan pihak-pihak luar seperti dengan pihak desa dan DPRD Kabupatena Wonosobo. Komunikasi dengan pihak luar juga melalui audiensi. “Kalo serikat membangun komunikasi dengan cara formal dan non formal. Justru yang non formal itu yang lebih kuat. kalo dari pertemuan mereka keterlibatan pemerintahan desa juga sangat tinggi. Memang butuh inten, dan tidak hanya sekali. Kalian punya hukum perdes lho, dan sebenarnya itu sebagai penguatan kekuasaan desa” wawancara Mba RM, 101012 Kekuatan komunikasi non-formal ternyata dapat mempercepat legalitas perdes melalui audiensi dengan pihak pemerintahan desa. Selain komunikasi dengan pihak desa, kelompok tani juga melakukan komunikasi dengan anggota dewan dari Komisi B yang membidangi masalah pertanian dan kehutanan. Puncaknya pada Hari Agraria tanggal 24 September 2012, kelompok tani yang berada dalam OTK Sindoro Sumbing melakukan audiensi dengan anggota Komisi B yang diwakili oleh Fraksi PKB dan Gerindra. Acara ini dijadikan momentum untuk legalitas perdes di tingkat kabupaten. Hasilnya adalah keberpihakan dewan untuk pembuatan perdes dan secara khusus menyarankan agar perdes yang dibuat dapat dijadikan acuan bagi desa-desa yang ada di Kabupaten Wonosobo.

6.4 Tahapan Pembangkitan Kesadaran Gerakan Petani