desa  juga  rendah.    Secara  umum  tahapan  proses  pembangkitan  kesadaran  untuk kaum  perempuan  Desa  Jombong  berada  dalam  tahapan  pemberdayaan.  Tahapan
pemberdayaan  ini  dimaknai  sebagai  proses  kemampuan  penyesuaian  terhadap tekanan  yang  terjadi  dalam  kehidupan  mereka  sehari-hari  dan  menjadikan
pemberdayaan  ini  sebagai  tujuan.    Ini  pula  yang  diterjemahkan  oleh  pegiat diserikat  bahwa  kaum  perempuan  Desa  Jombong  harus  memiliki  keberdayaan
ekonomi baru kemudian mulai masuk ke ranah politik.
Kesadaran  kritis  juga  dibangun  dalam  konteks  ketahanan  pangan  melalui kegiatan festival pangan dan seminar ketahanan pangan.  Kegiatan festival pangan
yang dilakukan oleh pihak Desa Jombong sebagai bentuk keberdayaan perempuan dalam  ketahanan  pangan  keluarga.    Hal  yang  menarik  adalah  keberhasilan
advokasi  kaum  perempuan  yang  tergabung  dalam  Forum  Perempuan  Jombong untuk  mengganti  bahan  utama  dalam  festival  pangan  yaitu  beras  menjadi  bahan
lokal  non-beras  misalnya;  singkong,  talas,  ubi  jalar,  jagung.    Alasan  yang dibangun  oleh  kaum  perempuan  bahwa  makanan  pokok  mereka  sebenarnya
adalah  jagung,  serta  secara  ekosistem  topografi  daerah  mereka  tidak memungkinkan  budidaya  model  sawah.    Keberhasilan  kegiatan  festival  pangan
dan  seminar  pangan  merubah  perilaku  konsumsi  pangan  kaum  perempuan  di keluarganya untuk menghidangkan pangan non-pabrikan.
“Tindak lanjut acara festival pangan lokal dan seminar hari pangan adalah setiap  ada  pertemuan  di  RT  an  atau  kadus  an,  selalu  disuguhi  dengan
pangan lokal.  Tidak semuanya, paling tidak ada 2-3 pangan lokal di sana. Sudah  ada  perbedaan  dalam  hidangan.    Untuk  makan  mie,  sudah  jarang.
Pertemuan yang dilakukan  oleh  SPPQT bahwa  mie  itu  mengandung bahan kimia  dan  oleh  PKK  ketahanan  pangan  kabupaten  membuat  perempuan
sadar.  Pembelajaran yang dapat diambil dari pangan lokal adalah bahwa dari  berbagai  bahan  lokal  dapat  membuat  makanan  yang  tidak  kalah
dengan yang pabrikan.  Lebih murah dan nikmat dan carinya lebih mudah.” Hasil FGD Forum Perempuan Jombong, 04032013
6.4.3  Tahapan Kesadaran Kritis Pemuda Tani
Keberadaan  LSDP  Lumbung  Sumber  Daya  Pemuda  di  tengah-tengah pemuda  tani  sangat  membantu  dalam  mengembangkan  kesadaran  kritis  di
masyarakat.  Pemuda tani adalah generasi penerus berikutnya dalam gerakan tani SPPQT.  Meskipun organ LSDP baru terbentuk, namun secara hierarkhis struktur
organisasi LSDP bersifat otonom dalam pengelolannya.  Sifat otonom LSDP juga dapat  terlihat  hingga  di  level  paguyuban.    Semua  kegiatan  LSDP  di  level  desa
juga  terpisah  dengan  kegiatan  Paguyuban  Petani.    LSDP  diharapkan  menjadi organ kepemudaan serikat yang dinamis kreatif dan kritis.
Organisasi  LSDP  yang  dibentuk  oleh  serikat  sangat  berbeda  dengan organisasi  kepemudaan  lainnya.    Sebagaimana  telah  dijelaskan  sebelumnya,
LSDP menekankan pada konsep Jamaah Produksi.  Produksi secara bersama-sama jamaah  dijadikan  sebagai  ruh  organisasi  LSDP.    Inilah  fokus  penyadaran  yang
dilakukan  oleh  serikat,  bagaimana  pemuda  tani  menjadikan  ruh  jamaah  produksi sebagai penggerak organisasi.
“Lumayan  kalo  dibanding  dengan  yang  tidak  ikut  LSD.    Mereka  tahu bahwa  meraka  hidup  di  desa,  mereka  tahu  harus  menyikapi  masalah  di
desa, mereka pingin melanjutkan usaha pertanian bapak nya, tapi tanah cuman sedkit.  Mereka berfikir sampai situ.  Aku koyo ngene terus kapan
nikahe. Ini kan pemikiran kritis”.  Wawancara BH, 03032013
Proses tahapan penyadaran kritis pemuda tani adalah pemberdayaan.  Pada fase ini, pemuda tani sudah mulai melakukan penyesuaian terhadap tekanan yang
mereka  hadapi  di  masyarakat.    Fase  pemberdayaan  dijadikan  sebagai  sebuah tujuan  oleh  pemuda  tani.    Dengan  konsep  Jamaah  Produksi  terlihat  nyata  bahwa
pemberdayaan  secara  ekonomi  telah  dilakukan  oleh  pemuda  tani  melalui  usaha- usaha  ekonomi  seperti  warnet,  beternak  dan  berdagang.    Namun  tahapan
pemberdayaan ini tidak berlangsung lama, karena dinamika yang terjadi di dalam LSDP  sendiri  seperti,  bekerja  di  luar  daerah  dan  menikah.    Konsep  Jamaah
Produksi  yang  menekankan  pada  kerjasama  secara  berkelompok  menjadi  kabur dan menjadi kerja pribadi.  Penyadaran akan Jamaah Produksi sudah tepat namun,
serikat  kurang  menyadari  dinamika  internal  yang  terjadi  di  anggota  pemuda  tani ini.    Kegiatan  penyadaran  dalam  bentuk  pelatihan  dengan  sasaran  kelompok,
namun  tujuan  akhirnya  membentuk  usaha  kolektif  menjadi  hilang  karena  faktor internal  tersebut.    Meski  secara  kolektif  terjadi  kegagalan,  namun  secara
individual kegiatan pelatihan berdampak pada perubahan perilaku anggota LSDP.
“Kegiatan  yang  paling  umum  di  LSD  ya  pelatihan  sablon  tahun  2012  di sekretariat.    Kegiatan  itu  kurang  mererespoin  oleh  anggota,  karena
anggotanya  banyak  yang  merantau,  kesibukan  masing-masing,  banyak yang  bekerja.  Kegiatan  LSD  yang  menguntungkan  secara  pribadi  ya
kegiatan workshop bisnis plan, saya bisa tahu cara bisnis, bagaimana cara bisnis yang baik.”Wawancara WLY, 28022013
6.4.4  Tahapan Kesadaran Kritis Perdes