Pemberdayaan Perempuan Ibu NS, Bendahara Forum Perempuan

kelompok Melati dan Mawar Merah. Pengorganisasian di 2 kelompok tani ini tidak terlepas dari bu Suparmi almh. yang dulunya adalah pegiat serikat sebelum tahun 2008. Namun pasca itu, pengorganisasian perempuan melemah dan sempat vakuum. Di serikat sendiri, pengorganisasian perempuan baru gencar dilakukan di daerah Magelang. Kemudian ada inisiatif untuk menghidupkan kembali pengorganisasian perempuan di Jombong. Pintu masuk konsolidasi kelompok perempuan yang sudah ada dan pembentukan kelompok baru menggunakan media pengajian dan tatap muka dengan tokoh perempuan setempat, yaitu ibu WS yang juga secara kebetulan pernah menjadi adik kelas mba SH saat SMA dulu. Kedekatan secara personal dan penggunaan media pengajian perempuan membuahkan hasil. Hasilnya adalah perempuan sepakat untuk membentuk kelompok perempuan tani. Maka terbentuklah 5 kelompok tani baru yaitu Flamboyan, Dahlia, Nusa Indah, Anggrek, Mawar Putih dan 2 kelompok perempuan sebelumnya yaitu Mawar Merah dan Melati. Proses penyadaran terus-menerus dan intens dilakukan selama 3 bulan hingga 1 tahun. Untuk memperkuat organisasi dan penampung aspirasi, maka dibentuklah Forum Perempuan dalam level yang lebih tinggi yaitu Desa. Proses penyadaran pada awalnya adalah pentingngya perempuan berorganisasi. Di dalamnya termasuk penyadaran akan ketidakadilan yang dirasakan oleh perempuan baik di level domestik maupun publik. Saat pengorganisasian kelompok sudah mapan, langkah berikutnya adalah penguatan di bidang ekonomi. Melalui Forum Perempuan aspirasi perempuan di tiap kelompok dapat terpenuhi khususnya dalam penguatan ekonomi. Meskipun penguatan ekonomi pada tiap kelompok sudah ada dalam bentuk arisan, namun belum nyata dampak yang terlihat khususnya terkait perputaran modal. Lalu muncul inisiatif membuat kegiatan ekonomi berskala luas di tingkat forum, yaitu kegiatan produksi keripik singkong. kegiatan produksi kripik singkong dilakukan secara berjamaah jamaah produksi. Beberapa bulan kemudian, kegiatan produksi terhenti karena banyak ibu-ibu dalam forum perempuan tidak memiliki banyak waktu untuk produksi. Kegiatan koperasi simpan pinjam menjadi pilihan berikutnya karena perempuan tidak lepas dari masalah ekonomi keseharian mereka seperti kebutuhan untuk anak, dan kebutuhan dapur. Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam tidak menyita banyak waktu dan kepentingan masing-masing kepentingan individu perempuan dapat ditampung dalam kelompok. latar kehidupan perempuan di desa, jam 4-5 sore memetik mawar dan jam 2-5 pagi harus membawanya ke pasar untuk dijual. Dalam pola perekonomian lokal, tanaman tembakau ditujukan untuk pemenuhan ekonomi jangka panjang, sedangkan sayur mayur dan mawar untuk ekonomi harian seperti, jajan anak, kebutuhan dapur harian.

6.2.4 Pemberdayaan Perempuan Ibu NS, Bendahara Forum Perempuan

Ibu NS selaku bendahara pada Forum Perempuan sejak tahun 2008. Ibu yang memiliki anak dua anak ini berusia 30 tahun dan berprofesi sebagai petani yang membantu suaminya. Riwayat akhir pendidikannya adalah SMP. Luas lahan yang diusahakan oleh keluarganya adalah 6000 m 2 dengan jenis usaha sayur mayur dan bunga mawar. Selain sebagai bendahara pada Forum Perempuan, bu NS juga sebagai kader PKK Desa Jombong. Alasan ikut terlibat dalam organisasi perempuan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencari pengalaman baru. Saluran komunikasi yang sering diakses adalah interpersonal dan pertemuan kelompok. Sedangkan penggunaan media internet sangat jarang dilakukan dengan alasan tidak dapat menggunakannya. 6.2.5 Pemberdayaan Pemuda Mas WL, Sekretaris LSD Harapan Makmur Laki-laki bertubuh tegap ini bernama Mas WL berumur 40 tahun dan bertatus menikah dengan 2 anak. Mata pencaharian utamanya sebagai pedagang keranjang dan petani sebagai sambilannya. Pendidikan terakhir yang telah ditempuhnya adalah tamat SMA. Masuk menjadi anggota LSD Harapan Makmur tahun 2011 akhir atau saat LSD berdiri dan saat ini dipercaya sebagai sekretaris LSD. Komoditi pertanian yang diusahakan seperti kebanyakan masyarakat umum di desa adalah padi sawah dengan luas lahan yang diusahakan seluas 3000 m 2 dengan teknik budidaya non-tradisional atau menggunakan input modern, seperti traktor, pupuk dan pestidida pabrikan. Status lahan milik sendiri. Selain sebagai sekretaris paguyuban Mas WL juga menjabat sebagai wakil Karang Taruna di desa dan sebagai Ketua Pusaka sebuah organisasi sepakbola untuk pemuda desa. Untuk mobilitas keluar desa dalam setiap hari sekitar 2 jam untuk keperluan berdagang keranjang ke pasar. Saluran komunikasi yang sering digunakan oleh mas WL adalah interpersonal, pertemuan kelompok. Untuk saluran bermedia, penggunaan televisi hanya untuk hiburan dan berita sedangkan internet khususnya untuk facebook dan informasi harga pertanian.

6.2.6 Peraturan Desa Pak SY, Ketua paguyuban Sindoro Kasih