4.2  Aktor Dibalik Gerakan Petani SPPQT
Gerakan  petani  tidak  dapat  dilepaskan  dari  peran  aktor  utama  yang mengarahkan pada perubahan sosial.  Apabila melihat sejarah perjuangan gerakan
petani,  maka  aktor  memegang  peran  penting  dalam  mengorganisir  dan memobilisasi  gerakan  petani.    Aktor  ini  dapat  berasal  dari  luar  komunitas  atau
dalam  komunitas  masyarakat  itu  sendiri.    Sejak  reformasi  bergulir,  aktor  utama gerakan  petani  berasal  dari  kaum  intelektual  perkotaan.    Mereka  adalah  para
cendekiawan muda dan aktifis gerakan kampus.  Selain itu terdapat elit desa yang juga  dapat  berperan  sebagai  aktor  gerakan.    Namun  sejalan  dengan  reformasi,
peran elit desa kurang mendapatkan peran yang kuat di mata masyarakat.  Hal ini terjadi karena elit desa lebih sebagai representatif birokrasi negara.
Apabila  menelusuri  sejarah  berdirinya  SPPQT,  maka  tidak  dapat dilepaskan  dari  para  aktor  yang  memiliki  andil  dalam  proses  pendirian  serikat.
Berikut fase yang turut melahirkan sejarah serikat: 1.
Fase  pengorganisasian  oleh  LSM  era  1980an.    Fase  ini  sudah  terdapat kelompok  tani  yang  dibentuk  oleh  beberapa  LSM  yang  sudah  ada  seperti
LP3S  dan  Yayasan  Desaku  Maju.    LSM  sengaja  membentuk  kelompok  tani untuk  melaksanakan  program  dari  donor.    Namun  setelah  program  selesai,
kegiatan  kelompok  menjadi  vakuum.    Aktor  utama  dalam  fase  ini  adalah LSM.
2. Fase  kajian  lintas  agama  Nadika  Nadwah  Dirosah  Islamiyah
Kemasyarakatan.    Nadika  adalah  forum  kajian  yang  membahas permasalahan  sosial  kemasyarakatan  di  era  1995-1998.    Aktor  yang  terlibat
dalam  Nadika  adalah  para  aktivis  NU  muda  dan  para  aktifis  kampus  serta cendikiawan.    Mereka  berkumpul  di  salah  satu  pondok  pesantren  di
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
3. Fase  pendirian  SPPQT  1999.    Beberapa  anggota  Nadika  ada  yang
meneruskan perjuangannya di ranah politik dan beberapa tetap teguh bekerja untuk  sosial  kemasyarakatan.    Mereka  yang  bekerja  untuk  sosial
kemasyarakatan  bersepakat  membentuk  organisasi  yang  atas  petunjuk  Kyai AW  dinamakan  Qaryah  Thayyibah  yang  artinya  Desa  yang  Indah.    Aktor
dalam  fase  ini  adalah  para  aktifis  muda  kampus,  aktifis  muda  NU  dan beberapa pakar gerakan nasional seperti AY, AB.  Pendirian serikat mendapat
dukungan  dari  tokoh  NU  seperti  Kyai  AW,  Kya  MD,  Kyai  BM.  Yang menarik  terdapat  aktor  diluar  NU  yang  berasal  dari  agama  Kristen  yaitu
WLD, RMD.
Era  berikutnya,  aktor  yang  dikenal  dengan  istilah  pegiat  organisasi  ini masih  didominasi  oleh  mantan  aktifis  dan  dari  golongan  muda  NU.      Yang
menarik  adalah  ideologi  keberagaman  diterapkan  dalam  kepemimpinan  serikat, seperti  terpilihnya  ketua  umum  yang  berasal  dari  golongan  non-muslim  selama
dua  kali  yaitu  RM  yang  terpilih  pada  tahun  2004-2008  dan  2012-2016.    Hal  ini dapat  dipahami  bahwa  ideologi  plurarisme  yang  dibawa  oleh  NU  dapat
dipraktekkan  dalam  organisasi  serikat.    Bukan  permasalahan  agama  yang diutamakan,  namun  sejauhmana  aktor  itu  memiliki  jiwa  kepemimpinan  yang
digariskan  oleh  serikat.    Gambaran  ini  memberi  petunjuk  aktor  yang  terlibat
dalam pendirian gerakan  serikat berasal dari golongan menengah berpendidikan. Mereka adalah para mantan aktifis kampus dan aktifis muda NU.
4.3  Program Perjuangan Serikat