Teori Belajar Deskripksi Teori

13 belajar dengan bantuan media dapat meningkatkan kegiatan belajar pada siswa dalam waktu yang lama. Kegiatan belajar dengan menggunakan media akan menghasilkan hasil yang lebih baik daripada jika tidak menggunakan media pembelajaran Murdani, 2015. Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Daryanto 2010 : 1. penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2. pembelajaran dapat lebih menarik. 3. pembelajaran jadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5. kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6. proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 8. peran guru mengalami perubahan kearah yang positif. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media Bahri Djamarah Zain, 2013. 14 6 Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, efektivitas berasal dari kata keefektifan yang berarti keberhasilan tentang usaha, tindakan. Hal ini dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat mengakibatkan keberhasilan yang memuaskan. Efektivitas juga merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajad kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Efektivitas dalam penelitian ini artinya seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai. Di mana semakin besar pencapaian target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya atau minimal sebanding antara pencapaian target dan usaha tersebut Izzudin, 2013. Indikator efektivitas dalam hal ini berupa motivasi dan hasil belajar menggunakan media pembelajaran video PowToon lebih baik, adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar yang signifikan, dan hasil belajar tersebut dapat mencapai KKM.

b. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran instruction merupakan akumulasi dari konsep mengajar teaching dan konsep belajar learning. Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem balajar ini terdapat komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk 15 mencapai tujuan fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan Daryanto Raharjo, 2012. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru Sadiman., Raharjo., Haryanto., Rahardjito, 2011. Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut Daryanto, 2010 : 1 verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan ceramah, siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. 2 salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. 3 perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan 16 bahan pelajaran tanpa variasi, kadang adanya pengawasan dan bimbingan guru. 4 tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulya konsep. Teori yang dikemukakan oleh Edgar Dale, yaitu teori Kerucut Pengalaman Dale Dale’s Cone of Experience. Dale menekankan peserta didik sebagai pengamat kejadian sehingga menekankan stimulus yang dapat diamati, Brunner menekankan pada proses operasi mental peserta didik pada saat mengamati objek. Ilmu kimia secara singkat, dapat dikatakan ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia, yaitu Gambar 1. Teori Kerucut Pengalaman Dale 17 mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi. Oleh karena itu ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut Purba, 2006. Ilmu kimia juga memelajari sifat materi. Selain itu juga mempelajari sifat zat, tetapi juga berusaha mencari prinsip yang mengatur sifat-sifat zat tersebut, serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa hal itu terjadi. Bagian paling penting dari ilmu kimia adalah tentang perubahan materi Purba, 2006.

c. Pembelajaran Kimia dengan Metode Konvensional

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2016 /2017.

0 0 199

PERBANDINGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMAN 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN BAMBOO DANCING.

0 10 50

PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA CHEMISTRY ON DIARY (CHEMORY) DAN MIND MAP TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMAN 1 PLERET KELAS X SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 6

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 NGABANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 1

PERBANDINGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PADA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN JIGSAW.

0 0 1

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE MULTI LEVEL LEARNING (MLL) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA N 1 DEPOK.

0 1 242

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 1 SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 1 SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 1