31
a Jika jumlah elektron yang tersisa 32, kulit berikutnya diisi dengan 32 elektron.
b Jika jumlah elektron yang tersisa 32, kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron.
c Jika jumlah elektron yang tersisa 18, kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron.
d Jika jumlah elektron yang tersisa 8, semua elektron diisikan pada kulit berikutnya.
2 Sistem Periodik Unsur
a Perkembangan Dasar Pengelompokkan Unsur
1. Hukum Triade Dobereiner 2. Hukum Oktaf Newlands
3. Hukum Mendeleyev
4. Tabel Periodik Modern
Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal golongan yang disusun menurut kemiripan sifat dan lajur horizontal periode yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. 1 Lajur vertikal golongan ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18
golongan. a Golongan A Golongan Utama
b Golongan TransisiGolongan Tambahan Golongan B, terbagi atas: 2 Lajur Horizontal Periode ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7 periode.
a Periode 1 berisi 2 unsur. Periode 5 berisi 18 unsur.
32
b Periode 2 berisi 8 unsur. Periode 6 berisi 32 unsur. c Periode 3 berisi 8 unsur. Periode 7 berisi 23 unsur belum lengkap
b Sifat-Sifat Periodik Unsur
1. Jari-Jari Atom a Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
b Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
c Semakin besar nomor atom unsur-unsur, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
2. Jari-Jari Ion a Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata signifikan jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. b Ion bermuatan positif kation mempunyai jari-jari yang lebih kecil,
sedangkan ion bermuatan negatif anion mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
3. Energi Ionisasi satuannya = kJ.mol
-1
a Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1
kation. b Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan
diperlukan energi yang lebih besar disebut energi ionisasi kedua, dst. EI 1 EI 2 EI 3 dst