II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Penyebaran Tanaman Lada di Indonesia
Tanaman lada Piper Ningrum L berasal dari pantai Barat Ghats, Malabar India. Tanaman liarnya juga ditemui diperbukitan pegunungan Assam
dan bagian utara Burma. Tetapi hal itu mungkin berasal dari introduksi pada waktu-waktu sebelumnya, daerah asalnya dipantai Barat India, lada dibawa oleh
para pendatang Hindu ke Jawa antara tahun 100 SM dan tahun 600 SM. Lada adalah termasuk salah satu jenis tanaman yang telah lama diusahakan dan
hasilnya pun telah lama pula diperdagangkan dipasaran Eropa, sehingga perdagangan lada di Indonesia dikenal di seluruh penjuru dunia. Lada yang
dipasarkan ke Eropa tersebut dibawa para pedagang lewat pusat pusat perdagangan seperti Persia dan Arabia, Timur Tengah dan Mesir Wahid, 1996.
Lada merupakan tanaman yang tumbuh dan merambat pada sebuah tajar yang mati atau hidup. Tanaman Lada dapat tumbuh dengan baik di daerah
beriklim tropis dengan temperature optimum 23 sampai 30
dan curah hujan sebesar 2 000 hingga 2 500 mm per tahun yang merata sepanjang tahun.
Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni Hindu yang sedang melakukan perjalanan dalam misi penyebaran agamanya. Sebelum perang
dunia kedua Indonesia merupakan negara produsen utama di dunia dengan produksi sekitar 69 persen produksi lada dunia, disusul India dan Malaysia.
Namun banyak kebun lada rusak dan terlantar atau diganti untuk penanaman bahan makanan selama perang dan selama pendudukan Jepang. Kemerosotan
produksi lada Indonesia telah mendorong negara-negara lain untuk meningkatkan
produksi ladanya untuk memenuhi kebutuhan pasaran dunia seperti India, Malaysi, Srilanka dan Brazil berhasil memperbesar produksi dan ekspornya
Siswoputranto, 1976. Rismunandar 1990 mengatakan bahwa perkembangan lada sejak awal
abad 19 hingga lahirnya Orde Baru di Indonesia mengalami pasang surut, sebagai akibat dari gejolak perang maupun harga lada di dunia. Sejak tahun 1929
produksi lada berpusat di Lampung dan Bangka dengan ekspor dalam tahun 1931 sebanyak 25 000 ton dan 27 000 ton untuk tahun 1937, dan dinyatakan bahwa
harga lada yang tinggi terjadi dalam periode 1925 - 1930 sehingga pada tahun tersebut merupakan pendorong utarna bagi perluasan lahan di kedua daerah
tersebut. Selain yang dihasilkan di daerah Lampung dan Bangka sebagian produksi lada di Indonesia diperoleh dan daerah-daerah Sumatera Selatan,
Kalimantan Timur. Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatena Barat dan Jawa Barat yang umumnva merupakan usaha petani rakyat, kecuali kebun-kebun yang terdapat di
daerah Bangka. Sampai saat ini Indonesia terkenal dengan Lampung Black Pepper dan
Muntok White Pepper . Lada putih dihasilkan terutama daerah Bangka sedangkan
lada hitam terutama dihasilkan didaerah lampung. Pada saat ini hasil tanaman lada diseluruh dunia diperjualbelikan dalam bentuk lada putih, lada hitam, buah
lada hijau yang dikerinngkan, buah lada hijau yang di canning, lada bubuk, minyak atsiri dan oleoresin Rismunandar, 1990.
2.2. Sejarah Tanaman Lada di Provinsi Bangka Belitung