Karakteristik Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

e. Pemodelan modeling Permodelan yaitu menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu model, bukan hanya berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru. f. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian- kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk „merenung’ atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya. g. Penilaian Nyata authentic Assessment Penilaian nyata aunthentic assessment adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penekanan penilaian autentik adalah penilaian tidak hanya mengacu pada pada hasil tetapi penilaian pada proses, bagaimana peserta didik memperoleh dan memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar. Ketujuh Prinsip- prinsip di atas harus dilaksanakan secara optimal, agar pembelajaran berlangsung secara optimal dan mencapai hasil yang diinginkan oleh guru dan siswa.

4. Desain Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain skenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut 45 : a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru yang harus dimilikinya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik yang diajarkan c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan- pertanyaan d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model bahkan media yang sebenarnya f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan g. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa

D. Contextual Teaching and Learning CTL dan Motivasi Belajar Siswa

Pembelajaran CTL menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar. Materi pelajaran akan bertambah bermakna jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan siswa, dan menemukan arti di dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti, dapat dikenang, dan menyenangkan. 45 Rusman, op.cit., h.199- 200