Indikator Motivasi Belajar Motivasi Belajar Siswa 1.

m. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat n. Memperpadukan motif- motif yang kuat o. Miemperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai p. Merumuskan tujuan- tujuan sementara q. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai r. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa s. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri t. Memberikan contoh yang positif Selanjutnya menurut Eni Rosda Syarbaini dalam bahan ajar psikologi pendidikan, ada beberapa cara yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah 33 : a. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar b. Penyesuaian tugas dengan kemampuan siswa c. Meningkatkan kepercayaan diri siswa d. Memperbaiki kebiasaan belajar siswa e. Menggunakan tehnik dan prosedur mengajar yang variatif f. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa g. Pengembangan cita- cita dan aspirasi belajar Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Tinggal bagaimana cara guru menerapkan cara- cara di atas pada siswa.

6. Pengukuran Motivasi Belajar

Dengan memperhatikan indikator- indikator motivasi di atas, berbagai tehnik pendekatan dan pengukuran yang digunakan untuk mengukur motivasi, antara lain: a. Tes tindakan performance test disertai observasi untuk memperoleh informasi dan data tentang persistensi ketepatan dan kelekatan, keuletan, ketabahan, dan kemampuan menghadapi masalah, durasi, dan frekuensinya b. Kuesioner terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi pengabdian, pengorbanannya dan aspirasinya c. Mengarang bebas untuk mengetahui cita- cita dan aspirasinya d. Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikapnya 34 33 Eni Rosda Syarbaini, Bahan Ajar Psikologi Pendidikan, tidak diterbitkan 34 Abin Syamsyudin Makmun, op.cit.,h. 40 Dalam penelitian ini, untuk mengukur motivasi belajar siswa, penulis menggunakan skala motivasi skala sikap model likert.

C. Pembelajaran Contextual Teaching Learning CTL 1.

Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching Learning CTL CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and Learning. Konteks berasal dari kata kerja latin Contexere yang berarti “menjalin bersama” kata konteks merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya webster’s new world dictionary 35 . Teaching adalah refleksi sistem kepribadian sang guru yang bertindak secara professional. Learning adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan 36 . Contextual Teaching Learning adalah suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka 37 . Menurut Yatim Riyanto, Contextual Teaching and Learning CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat 38 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, bahwa Contextual Teaching and Learning CTL merupakan model pembelajaran yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari- hari, sehingga 35 Elain B. Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung: Mizan Learning Center, 2006, h.83 36 Elain B. Johnson, ibid, h.19 37 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet- 7, h.255 38 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009, h.161 peserta didik memiliki pengetahuan keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalaminya. Dalam konteks itu, peserta didik perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana cara mencapainya. Mereka sadar bahwa yang meraka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dalam kelas kontekstual, guru berusaha membantu peserta didik mencapai tujuan. Maksudnya adalah bahwa guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada sekedar informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan menemukan sendiri bukan apa kata guru. Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret terkait dengan kehidupan nyata melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

Setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda- beda, termasuk juga model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL. Menurut Wina Sanjaya ada 5 karakteristik penting dalam pembelajaran CTL, yaitu 39 : a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada activating knowledge, artinya apa yang akan dipelajari tidak 39 Wina Sanjaya, op cit., h.256