Prinsip- Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

Ketujuh Prinsip- prinsip di atas harus dilaksanakan secara optimal, agar pembelajaran berlangsung secara optimal dan mencapai hasil yang diinginkan oleh guru dan siswa.

4. Desain Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain skenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut 45 : a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru yang harus dimilikinya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik yang diajarkan c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan- pertanyaan d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model bahkan media yang sebenarnya f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan g. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa

D. Contextual Teaching and Learning CTL dan Motivasi Belajar Siswa

Pembelajaran CTL menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar. Materi pelajaran akan bertambah bermakna jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan siswa, dan menemukan arti di dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti, dapat dikenang, dan menyenangkan. 45 Rusman, op.cit., h.199- 200 Menurut Trianto, model pembelajaran CTL merupakan alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa lebih optimal. Karena “pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang berusaha mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat keterkaitan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja” 46 Selain itu CTL merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam konteks itu siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaat belajar bagi kehidupannya nant. Dengan itu semua, siswa mempunyai hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar, mempunyai harapan dan cita- cita masa depan yang tinggi. Dengan demikian model pembelajaran CTL dapat memotivasi siswa dalam belajar.

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yudistira, dalam skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual CTL Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI di SMP Darussalam Ciputat”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pembelaran CTL terhadap motivasi belajar 46 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana, 2009, h. 108 PAI. Hal ini dibuktikan dengan motivasi kelas eksperimen kelas kontrol yaitu 114,56 101,03 47 . 2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Melina Andri, dalam skripsi S1 Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Konsep Laju Reaksi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan contextual teaching and learning CTL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan menikatnya motivasi belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 3, yaitu sebesar 68,17, 77,51, 82,15 48 .

F. Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah motivasi. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan- kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Di dalam proses pembelajaran peran motivasi sangat diperlukan. Motivasi yang tinggi memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran, karena motivasi dapat mendorong, mengarahkan dan menyeleksi perbuatan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Berbagai cara dapat ditempuh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL. 47 Yudistira, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual CTL Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI Di SMP Darussalam Cip utat”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan 48 Siti Melina Andri, “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas XI IPA Pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan guru menggunakan Model pembelajaran CTl, proses pembelajaran menjadi menyenangkan, pengetahuan yang didapatkan siswa bukan hanya hafalan saja, tetapi berupa pemahaman karena dalam proses pembelajarannya siswa terlibat secara langsung atau aktif untuk menemukan materi. Semakin besar siswa terlibat dalam proses pembelajaran, semakin besar pula pengetahuan yang didapat siswa dan semakin besar keingin tahuan siswa terhadap materi tersebut, itu mendorong siswa untuk termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapat diasumsikan bahwa penerapan model pembelajaran CTL dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas maka dalam penelitian dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa” 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cirendeu 01 pada semester ganjil tahun ajaran 2014 2015. Alasan SDN Cirendeu menjadi tempat penelitian adalah karena sekolah tersebut mempunyai karakterikstik yang sesuai dengan penelitian. Penelitian ini di laksanakan di bulan September 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen, dimana tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali dari variabel- variabel tertentu. Desain Quasi Eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest- Only Control Design. Dalam desain ini, dua kelompok dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan treatment dengan menggunakan pembelajaran CTL, yang disebut kelompok eksperimen. Kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau dengan menggunakan pembelajaran konvensional, yang disebut kelompok kontrol. Pelaksanaan penelitian dalam desain ini adalah kelompok eksperimen pertama- tama diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran CTL, setelah tujuh kali perlakuan treatment, dilakukanlah posttest untuk mengukur motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan pembelajaran CTL. Setelah itu bandingkan dengan hasil posttest kelompok kontrol. Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut 1 : Kelompok Perlakuan posttest Re X e O Rk O 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 76