C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur 1.
Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Berdasarkan hasil analisis hubungan tabel 5.11 diketahui bahwa siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak ditemukan pada
siswa yang tidak ada atau tidak memiliki niat mengonsumsi buah dan sayur. Menurut Rahmawati 2000, seseorang yang memiliki niat untuk melakukan
perilaku tidak otomatis menghasilkan perilaku tersebut, karena ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku selain niat. Semakin tinggi niat seseorang
untuk melakukan perilaku, akan semakin meningkatkan kecenderungan terhadap perilaku tersebut. Selain itu menurut Ajzen 1991 dalam Theory of Planned
Behavior, menyatakan bahwa niat merupakan faktor yang paling bisa memprediksi seseorang melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada
umumnya, semakin kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka semakin besar pula kemungkinan usaha yang diperbuat.
Pada penelitian ini, dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,000 yang menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara niat
mengonsumsi buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dikarenakan, jika seseorang memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan
sayur maka orang tersebut akan berusaha optimal untuk mewujudkan tindakannya untuk mengonsumsi buah dan sayur, sedangkan jika seseorang tidak memiliki
niat untuk mengonsumsi buah dan sayur maka seseorang tersebut tidak akan
memikirkan dan berusaha bagaimana agar ia dapat mengonsumsi buahdan sayur tersebut.
Adanya hubungan antara niat dengan perilaku konsumsi sayur pada remaja dalam penelitian ini senada dengan Jennifer Klama 2013, yang
menemukan bahwa terdapat tujuh penelitian yang menyatakan niat memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja.
Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., 2009; Blanchard Kupperman et al., 2009; Bogers et al., 2004; Collins Mullan
2011; Povey et al., 2000; Godin et al., 2010 dan Kittinger et al., 2008. Selain itu, pada penelitian Cox et al., 1998 ditemukan bahwa niat telah terbukti
menjadi faktor penting dalam perilaku makan tetapi niat yang dimaksud diketahui belum terwujud maksimal dalam bentuk tindakan. Berbeda dengan penelitian
Rahmawati 2000, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna p= 0,058 antara niat dengan perilaku makan sayur pada remaja.
Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji hubungan diketahui pula bahwa niat untuk mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh sub variabel sikap
p=0,000, norma subjektif p=0,000 dan pengendalian dalam berperilaku p=0,000. Adanya hubungan antara sikap, norma subjektif dan pengendalian
dalam berperilaku dengan niat mengonsumsi buah dan sayur yang menjadikan tidak adanya niat siswa dalam mengonsumsi buah dan sayur memberikan andil
dalam perilaku siswa untuk kurang mengonsumsi buah dan sayur. Sikap ialah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu
perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan persepsipandangan individu
tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Kemudian, pengendali dalam berperilaku perceived behavioral control
merupakan keberadaan rasa kebutuhan dan peluang yang berasal dari persepsi individu tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu tindakan
Ajzen, 1991. Ketiga anteseden diatas lah yang akan menentukan niat seseorang dalam berperilaku.
Pada penelitian ini pula, dari hasil gambaran diketahui bahwa sikap yang negatif memiliki proporsi lebih besar 58,8 dibandingkan pengendalian dalam
berperilaku 48,5 dan norma subjektif 9,1 yang rendah dalam mempengaruhi niat siswa untuk mengonsumsi buah dan sayur. Tingginya
proporsi sikap yang negatiflah yang mempengaruhi tingginya tingkat tidak adanya niat siswasiswi dalam mengonsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil gambaran siswa mengenai rasa terhadap buah dan sayur, hasilnya diketahui bahwa terdapat 50 siswa mengatakan buah rasanya tidak
enak dan 88,2 siswa juga mengatakan sayur rasanya tidak enak. Pandangan siswa terhadap rasa buah dan sayur yang tidak enak itulah yang menyebabkan
sikap negatif siswa terhadap buah dan sayur masih tinggi. Sikap negatif diatas dapat diartikan bahwa pandangan siswa yang masih menganggap buah dan sayur
memiliki rasa yang tidak enak atau pahit. Tingginya proporsi sikap negatif terhadap buah dan sayur tersebut yang
menyebabkan rendahnya niat untuk berperilaku konsumsi buah dan sayur dapat tergambar pula dari adanya faktor lain seperti rendahnya pengetahuan terhadap
buah dan sayur yang tidak diteliti dan rendahnya tingkat preferensikesukaan
terhadap buah dan sayur. Peneliti menemukan bahwa preferensikesukaan siswa terhadap buah dan sayur rendah dan menimbulkan sikap negatif siswa terhadap
buah dan sayur dikarenakan adanya pandangan siswa yang menyatakan bahwa alasan mengonsumsi buah dan sayur untuk menjaga kesehatan masing-masing
hanya sebesar 32,3 dan 56,5. Seseorang akan memiliki sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan yang
buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang membosankan dan jika memakannya sia-sia.
Selain itu, penyebab adanya sikap negatif lainnya terhadap buah dan sayur juga tergambar oleh alasan kedua siswa mengonsumsi buah dan sayur yang
beralasan bahwa buah dan sayur rasanya enak dan segar masing-masing hanya sebesar 28,9 dan 5,3. Hal itu menggambarkan bahwa pandangan siswa akan
buah dan sayur masih buruk karena pada kenyataannya hampir semua buah dan sayur rasanya enak dan segar dan dominan manis. Seseorang juga akan memiliki
sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan yang buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa
buah dan sayur merupakan makanan yang memiliki rasa yang pahit. Niat seseorang untuk mengonsumsi buah dan sayur akan terwujud menjadi
tindakan jika seseorang tersebut didukung oleh hal-hal lain seperti adatersedianya buah dan sayur pengendalian terhadap perilaku, dukungan dan dorongan orang
terdekat untuk mengonsumsinya norma subjektif serta pikiran positif terhadap buah dan sayur agar dapat mengonsumsinya sikap. Pada kenyataannya, adanya
niat saja tidak cukup untuk dapat bertindak mengonsumsi buah dan sayur. Hal