Teori Perilaku Terencana Theory of Planned Behavior

E. Faktor Teori Perilaku Terencana

Theory of Planned Behavior Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur

1. Niat Berperilaku Mengonsumsi Buah dan Sayur

Niat merupakan faktor yang paling bisa memprediksi seseorang melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada umumnya, semakin kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka semakin besar pula kemungkinan usaha yang diperbuat . Niat adalah suatu fungsi dari rasa percaya beliefs dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif Ajzen, 1991. Niat seseorang untuk mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control dalam mengonsumsi buah dan sayur. Kualitas niat dipengaruhi oleh waktu yang dimiliki seseorang untuk berperilaku. Oleh karenanya, niat bisa berubah oleh waktu. Semakin lama jarak antara niat dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan niat Achmat, 2010. Dalam studi literatur yang disusun oleh peneliti Jennifer Klama 2013, ditemukan bahwa terdapat tujuh penelitian yang menyatakan niat memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., 2009; Blanchard Kupperman et al., 2009; Bogers et al., 2004; Collins Mullan 2011; Povey et al., 2000; Godin et al., 2010 dan Kittinger et al., 2008. Dari tujuh penelitian diatas, adanya hubungan yang signifikan antara niat dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dinyatakan melalui uji hubungan korelasi antara niat dengan faktor sikap, niat dengan norma subjektif dan niat dengan pengendalian dalam berperilaku. Berbeda dengan penelitian Cox et al., 1998, yang pada penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara niat dengan perilaku makan yang dinyatakan oleh uji hubungan Chi- Square. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan uji hubungan Chi-Square dikarenakan peneliti hanya ingin melihat ada tidaknya hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada responden. a Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara meresponnya Achmat, 2010. Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari niat berperilaku. Selain itu, sikap ialah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan-kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif Ajzen dan Fishbein, 2005. Sikap merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan seseorang. Menurut Theory of Planned Behavior, sikap seseorang ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan akibatkonsekuensi atas perilaku yang dimunculkan oleh individu yang bersangkutan behavioral beliefs dan ditimbang berdasarkan hasil evaluasi individu terhadap konsekuensiakibat yang ditimbulkan dari perilaku yang akan dilakukan outcome evaluation. Seseorang akan memiliki sikap positif jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang menyehatkan dan memiliki rasa yang lezat sehingga tidak akan merasa mual atau timbul rasa sakit di perut jika memakannya. Sebaliknya, seseorang akan memiliki sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan yang buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang membosankan dan memiliki rasa yang pahit. Selain itu, evaluasi juga turut mempengaruhi sikap seseorang. Misal, adanya evaluasi positif jika seseorang menilai bahwa mengonsumsi buah dan sayur sangat penting bagi kesehatan karena jika seseorang rutin mengonsumsi buah dan sayur akan terhindar dari sembelit dan berbagai penyakit lainnya. Sebaliknya, jika seseorang itu memiliki evaluasi negatif ketika seseorang tersebut menilai sulitnya mendapatkan buah dan sayur dan akan hanya menghabiskan uang saja. Berdasarkan penelitian Farisa 2012 terhadap siswa SMPN di Depok, ditemukan bahwa konsumsi buah dan sayur yang baik lebih banyak pada responden yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur, yaitu sebesar 60,1. Sementara itu, konsumsi buah dan sayur yang baik pada responden yang memiliki sikap kurang baik terhadap buah dan sayur hanya sebanyak 25. Selain itu, berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan Klama et al., 2013 mengenai gambaran konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan theory of planned behavior ditemukan bahwa antara faktor sikap dan perilaku konsumsi buah dan sayur memiliki hubungan langsung yang signifikan r=0,073. Hal ini dikarenakan jika seseorang memiliki sikap yang positif terhadap asupan buah dan sayur maka seseorang tersebut akan memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan sayur tersebut setiap harinya Kittinger et al., 2008. b Norma Subjektif terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Norma subjektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Norma subjektif diartikan pula sebagai hasil dari kepercayaan seseorang tentang apa yang orang lain atau kelompok sosialnya pikir tentang perilakunya, dikombinasikan dengan motivasinya untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial ini. Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Misal, seseorang percaya bahwa orang yang dianggap penting seperti orangtua, teman, dan pasangan menginginkan orang tersebut untuk mengonsumsi buah dan sayur ataupun sebaliknya. Kemudian selain rasa percaya dari orang lain, orang ini harus mempunyai motivasi untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan orang