Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127Jakarta Barat Tahun 2015 Pengaruh Orangtua Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Total P value Kurang Cukup n n N 0,091 Kurang Baik 75 87,2 11 12,8 86 100 Baik 61 77,2 18 22,8 79 100 Berdasarkan tabel 5.16 hasil analisis hubungan antara pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 86 siswa yang memiliki pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur kurang baik terdapat 75 siswa 87,2 yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 79 siswa yang memiliki pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur baik terdapat 61 siswa 77,2 yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,091 artinya pada α= 5 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh orangtua terhadap buah dan sayur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. 94

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini diantaranya: 1. Penggunaan Food Frequency Questionnaire FFQ dalam pengumpulan data untuk mengetahui perilaku konsumsi buah dan sayur yang memerlukan daya ingat siswa ketika mengonsumsi buah dan sayur dalam frekuensi satu minggu terakhir, sehingga siswa bisa saja lupa dengan makanan yang dikonsumsinya. Selain itu, Food Frequency Questionnaire FFQ bersifat kualitatif sehingga hanya bisa menggambarkan frekuensi porsi konsumsi buah dan sayur responden. 2. Penelitian ini hanya ingin mengetahui perilaku konsumsi buah dan sayur melalui frekuensi porsi bukan berdasarkan asupan zat gizi yang didapat responden sehingga tidak dapat mengetahui lebih detail kebutuhan asupan zat gizi responden.

B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Perilaku konsumsi buah dan sayur adalah tindakan individu untuk melakukan konsumsi buah dan sayur dalam memenuhi kecukupan gizi per hari. Menurut Depkes 2008, kecukupan konsumsi buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi rata-rata dan frekuensi porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu. Di Indonesia, prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur menurut Riskesdas tahun 2013 sebesar 93,5.