Hakikat Paragraf Persuasif Landasan Teoretis

yaitu klasifikasi, definisi, eksempletasi, sebab dan akibat, komparasi dan kontras, serta proses, 2 argumen, yang mencakup argumen formal deduksi dan induksi, serta persuasi informal, dan c deskripsi, yang meliputi deskripsi ekspositori dan deskripsi artistikliterater. Sementara menurut Weaver dalam Tarigan 1982:27 membuat klasifikasi, yaitu 1 eksposisi, yang mencakup definisi dan analisis; 2 deskripsi, yang mencakup deskripsi ekspositoris dan deskripsi literer; 3 narasi, yang mencakup urutan waktu, motif, konflik, titik pandang dan pusat minat; dan 4 argumentasi, yang mencakup induksi dan deduksi. Melengkapi ketiga pendapat di atas, Brooks Warren mengklasifikasikan ragam tulis berdasarkan betuknya, yaitu 1 eksposisi, yang mencakup: komparasi dan kontras, ilustrasi, klasifikasi, definisi, dan analisis, 2 persuasi, 3 argumen, dan 4 deskripsi.

2.2.2 Hakikat Paragraf Persuasif

Paragraf persuasif pada hakikatnya mirip dengan argumentasi karena keduannya memerlukan alasan dan bukti dalam proses berpikir. Paragraf argumentasi hanya menunjukkan kebenaran dan meyakinkan pembaca, sedangkan persuasi bertujuan untuk mencarai kepercayaan, kemufakatan, atau kesesuaian pendapat dengan pembaca dan akhirnya pembaca bersedia melakukan suatu tindakan. Kepercayaan atau kemufakatan dapat dicapai melalui berbagai cara, misalnnya dengan alasan-alasan,baik rasional maupun irasional, bukti-bukti atau kebenaran, dan fakta. Keraf 1995:14 mengemukakan bahwa persuasif merupakan suatu wacana penyimpangan dari argumentasi dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau pembaca agar melakukan sesuatu bagi orang yang melakukan persuasif, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan itu. Pendapat Keraf di atas pada dasarnya masih tergolong lemah karena persuasif dituntut untuk sepenuhnya mempengaruhi emosi pembaca agar melakukan sesuatu yang diinginkan penulis dengan kepercayaan mutlak. Persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Argumentasi maupun persuasi sama-sama menggunakan fakta dan evidensi digunakan seperlunya. Apabila terlalu banyak menggunakan fakta atau evidensi, akan ketahuan kelemahannya sehingga pihak yang dipersuasi tidak akan terpengaruh. Hartati 2000 menyempurnakan beberapa definisi persuasif sebagai tulisan yang berisi imbuhan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan penulisnya. Agar hal yang disampaikannya itu dapat mempengaruhi orang lain, tulisan tersebut harus disertai penjelasan fakta- fakta. Kata persuasi diturunkan dari verba to persuade Ing, yang artinya membujuk atau menyarankan. Paragraf persuasif merupakan kelanjutan atau pengembangan argumentasi. Persuasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca Wiyanto 2004:68. Senada dengan Hartati, Albert dalam Tarigan 1982:108-109 tulisan persuasif adalah tulisan yang merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan yang dapat meyakinkan mereka bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang amat penting. Sementara menurut Regina 2008, persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta benar-benar terjadi. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide tersebut. Senada dengan Regina, Sawali 2008:1 mengatakan bahwa paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnnya. Persuasi biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasif adalah paragraf yang bersifat membujuk, mempengaruhi para pembaca agar melakukan sesuatu yang diinginkan pengarang atau penulisnya. Tulisan atau karangan persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau mempengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.

2.2.3 Paragraf Persuasi yang Baik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERTANYAAN TERBIMBING MELALUI MEDIA FILM PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KANDEMAN KABUPATEN BATANG

0 14 317

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi melalui Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial pada Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang

0 2 193

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui The Real Things Media dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Talang Kabupaten Tegal

2 13 205

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN LEARNING COMMUNITY MELALUI MEDIA BROSUR PADA SISWA KELAS X MA SUNAN MURIA PATI

2 21 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA ARAB DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM MOGA KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2011

0 10 162

Peningakatan Keterampilan Menulis Bahasa Arab dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching teknik TANDUR pada Siswa kelas VIII SMP Islam Moga Kabupaten Pemalang Tahun 2011.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Teknik 3M pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Keling Jepara.

0 1 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF BERDASARKAN IKLAN DI MEDIA CETAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS X E SMA 8 SEMARANG.

0 1 220

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGGAYAM PLERET BANTUL.

9 39 182

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MELALUI METODE RESITASI DENGAN MEDIA “BROSUR” PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I RAWALO KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 20II2012

0 0 11