dirinya sendiri dan memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dal
am kegiatan pembelajaran Rifa’i dan Anni, 2009: 137 Pembelajaran konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-
masing.Peserta didik akan mengaitkan materi pembelajaran baru dengan materi pembelajaran lama yang telah ada Lapono,dkk, 2008: 1.25.
Bartlett dalam Smith, dkk, 2009: 84 memelopori apa yang menjadi pendekatan
konstruktivis. Konstruktivitis
percaya bahwa
pembelajaran mengonstruksi realitasnya sendiri atau paling tidak menafsirkannya berdasarkan
pada persepsi-persepsi pengalaman mereka, sehingga pengetahuan individu menjadi sebuah fungsi dan pengalaman, struktur mental, dan keyakinan-
keyakinan seseorang sebelumnya yang digunakan untuk menafsirkan objek dan peristiwa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran guna membentuk pengetahuan dari pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya.
2.1.3.1.2 Cooperative Learning
Isjoni 2012:14 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Trianto 2007:41 juga menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-
masalah yang kompleks. Jadi hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Secara umum pembelajaran kooperatif lebih dianggap diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Suprijono, 2012:54-55
Menurut Slavin 2005:4, dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivistik dimana
pembelajaran kooperatif menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen dengan tujuan mengaktifkan dan membantu siswa untuk
bekerjasama dalam penyelesaian tugas yang diberikan dengan mendapatkan arahan dan bimbingan dari guru sebagai fasilitator.
2.1.4 Media Pembelajaran