Semua aktivitas petugas observasi telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya.
2. Observasi tak berstruktur
Semua aktivitas petugas obervasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri. Bila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui 3 cara :
1. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap
objek yang diukur atau diselidiki 2.
Obervasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik mengenai teknik penilaian maupun alat ukurnya.
3. Observasi partisipan, yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi
dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran atau tes kinerja.
c. Penugasan
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan atau proyek. Penilaian melalui penugasan dilakukan terhadap suatu
tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Teknik penilaian penugasan dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman
dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui
kemampuan siswa dalam menginformasikan subjek tertentu secara jelas.
6. Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapai adalah sampai di tingkat mana prestasi hasil belajar yang telah
dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai
berikut: a.
Istimewamaksimal: Apabila seluru bahan pelajaran yang diajarakan
itu dapat dilakukan siswa b.
Baik Sekalioptimal: Apabila sebagaian besar 76 s.d 99 bahan Pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
c. Baikminimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60 s.d 75 saja dikuasai oleh siswa. d.
Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dikuasai oleh siswa.
17
e. Program Perbaikan
Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan
proses belajar belajar itu sendiri yang antara lain adalah: Apakah proses belajar mengajar berikut pokok bahasan baru, mengulang seluruh pokok bahasan yang
baru saja diajarkan, atau mengulang sebagaian pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau bagaimana?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hendaknya didasarkan pada taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang baru saja dilaksanakan.
a. Apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau
mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang
baru. b.
Apabila 75 atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang di bawah taraf minimal, maka
proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan. Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar
ini ternyata berperan penting. Karena itu pengukurannya harus betul-betul syahih valid, andal reliabel, dan lugas objektive. Hal ini mungkin tercapai bila alat
ukuranya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
17
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 107