Tes Formatif Penilaian Keberhasilan

itu dapat dilakukan siswa b. Baik Sekalioptimal: Apabila sebagaian besar 76 s.d 99 bahan Pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa c. Baikminimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 s.d 75 saja dikuasai oleh siswa. d. Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dikuasai oleh siswa. 17

e. Program Perbaikan

Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar belajar itu sendiri yang antara lain adalah: Apakah proses belajar mengajar berikut pokok bahasan baru, mengulang seluruh pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau mengulang sebagaian pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau bagaimana? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hendaknya didasarkan pada taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang baru saja dilaksanakan. a. Apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru. b. Apabila 75 atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang di bawah taraf minimal, maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan. Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata berperan penting. Karena itu pengukurannya harus betul-betul syahih valid, andal reliabel, dan lugas objektive. Hal ini mungkin tercapai bila alat ukuranya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan butir tes. Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 107 1. Mengulang pokok bahasan seluruhnya. 2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai. 3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan masalah-masalah bersama- sama. 4. Memberikan tugas-tugas khusus.

B. Metode Tanya Jawab.

1. Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. 18 Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam Strategi Belajar Mengajar tanya jawab adalah “cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama oleh guru kepada siswa dan sebaliknya ”. 19 Menurut Daryanto dalam Strategi dan Tahapan Mengajar metode tanya jawab “adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari penyaji kepada peserta, tetapi dapat pula dari peserta kepada penyaji ”. 20 Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih dalam Perencanaan Pengajaran Metode Tanya Jawab adalah “metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab ”. 21 Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya dalam Straregi Belajar Mengajar metode tanya jawab adalah “suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran di 18 M. Noviadi Nugroho, Modul Strategi Pembelajaran UIN. 19 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 94 20 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar Bandung: YRAMA WIDYA, 2013, h. 6 21 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 106