Tahapan Penetuan Waktu Baku

6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal 100. 7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8. Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan-kebutuhan personil yanga bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material dan lain-lainnya. 9. Tetapkan waktu kerja baku Standard Time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.10.2. Tahapan Penetuan Waktu Baku

Tahapan penentuan waktu baku, adalah sebagai berikut : 1. Uji Keseragaman Data Kegunaan uji keseragaman data adalah untuk mengetahui homogenitas data. Dari uji keseragaman data dapat diketahui apakah data berasal dari satu populasi yang sama. Uji keseragaman data dilakukan melalui tahap-tahap perhitungan yaitu: a. Lakukan pengukuran waktu dalam beberapa hari dimana waktu yang berasal dari hari yang sama dikelompokkan ke dalam sub grup yang sama. Universitas Sumatera Utara b. Menghitung harga rata-rata dari harga rata-rata sub grup dengan rumus : Keterangan : n = jumlah subgrup yang terbentuk = harga rata-rata dari subgrup ke-i c. Menghitung standar deviasi SD, dengan : Dimana : N = jumlah data amatan pendahuluan yang telah dilakukan X i = data amatan yang didapat dari hasil pengukuran ke-i d. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup dengan rumus Dimana : n = jumlah sub group e. Menentukan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB dengan rumus : Dimana Z diperoleh dari tabel distribusi normal untuk luas sebesar tingkat keyakinan. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Kecukupan Data Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data antropometri yang telah diperoleh dari pengukuran sudah mencukupi atau belum. Rumus uji kecukupan data, untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95 : Keterangan : N’ = jumlah pengukuran yang seharusnya dilakukan N = jumlah pengukuran yang sudah dilakukan Jika N’ N maka data pengamatan cukup Jika N’ maka data pengamatan kurang, dan perlu penambahan data. 3. Pengukuran Waktu Normal Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja dari operator pada saat bekerja dikenal sebagai “Rating Performance”. Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa “dinormalkan” kembali. Ketidak- normalan dari waktu kerja dapat diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana semestinya. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka hal ini dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan rata-rata waktu siklus atau waktu untuk tiap-tiap elemen dengan factor penyesuaianrating “P”. Ketentuan dari fakor penyesuaian rating factor yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas batas kewajaran normal maka rating factor ini akan lebih besar dari pada satu p 1 atau p 100 . b. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan di bawah kewajaran normal maka rating factor akan lebih kecil dari pada satu p 1 atau p 100 . c. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini diambil sama dengan satu p = 1 atau p = 100 . Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap merupakan waktu normal. 4. Westing House System’s Rating Westing House Company 1927 sistem pengukuran kerja berdasarkan kecakapan skill, usaha effort, kondisi kerja working condition dan keajegan consistency dari operator di dalam melakukan kerja. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke empat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan oleh operator. Tabel dari performance rating dapat dilihat pada Tabel 3.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6. Performance Ratings dengan Sistem Westinghouse SKILL EFFORT + 0,15 A1 Superskill + 0,13 A1 Superskill + 0,13 A2 + 0,12 A2 + 0,11 B1 Excellent + 0,10 B1 Excellent + 0,08 B2 + 0,08 B2 + 0,06 C1 Good + 0,05 C1 Good + 0,03 C2 + 0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,05 E1 Fair - 0,04 E1 Fair - 0,10 E2 - 0,08 E2 - 0,16 F1 Poor - 0,12 F1 Poor - 0,22 F2 - 0,17 F2 Poor CONDITION CONSISTENCY + 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal + 0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent + 0,02 C Good + 0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,03 E Fair - 0,02 E Fair - 0,07 F Poor - 0,04 F Poor Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu normal yaitu : Waktu Normal = Waktu Pengamatan x 5. Kelonggaran Allowance Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue , dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. a. Kelonggaran Waktu Untuk Kebutuhan Pribadi Pada dasarnya setiap pekerja haruslah diberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat kebutuhan pribadi personal needs. Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metoda sampling kerja. Universitas Sumatera Utara b. Kelonggaran Waktu Untuk Melepaskan Lelah Fatigue Allowance Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah kerja yang membutuhkan fikiran yang banyak lelah mental dan kerja fisik. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambahkan rasa lelah. c. Kelonggaran Waktu Karena Keterlambatan Delay Allowance Keterlambatan atau delay bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit untuk dihindarkan unavoidable delay, tetapi bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor yang sebenarnya masih bisa untuk dihindari. Keterlambatan yang terlalu besarlama tidak akan dipertimbangkan sebagai dasar untuk menetapkan waktu baku. Apabila ke tiga jenis kelonggaran waktu tersebut diaplikasikan secara bersamaan untuk seluruh elemen kerja, maka untuk mempermudah penentuan waktu baku standart time untuk penyelesaian suatu operasi kerja, normal time harus ditambahkan dengan allowance time yang merupakan prosentase dari waktu normal. Dengan demikian waktu baku dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Standart Time Waktu Baku = Universitas Sumatera Utara

3.11. Programmable Logic Controller