5.1.5.3. Aliran Kerja Mesin
Aliran kerja mesin filling vertical dapat dilihat pada Gambar 5.12.
HOPPER BAWAH BUCKET ELEVATOR
HOPPER BESAR FEDDING
BUCKET BAG HOLDER
KEMASAN CONVEYOR
Gambar 5.12. Flow Diagram Aliran Kerja Mesin Filling Vertical
Keterangan flow diagram, dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Keterangan Flow Diagram Aliran Kerja
TAHAP ALAT
KETERANGAN
1
Hopper Bawah
Benih dimasukkan ke dalam hopper bawah
2
Bucket Elevator Benih diangkut ke hopper besar
menggunakan bucket elevator
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Keterangan Flow Diagram Aliran Kerja Lanjutan
TAHAP ALAT
KETERANGAN
3
Hopper Besar
Benih yang diangkut bucket elevator dimasukkan ke dalam hopper besar
4
Feeding Dari hopper besar, benih masuk ke
feeding . Pada feeding benih
ditimbang. Bagian dalam feeding sudah terbagi tiga bagian, sesuai
dengan saluran keluaran masing- masing.
5
Bucket Benih yang sudah ditimbang pada
bagian feeding, selanjutnya dimasukkan ke bucket. Bucket
merupakan wadah penampungan benih yang sudah ditimbang. Terdapat
tiga unit bucket, yang masing-masing menuangkan benih setiap tiga detik
sekali, secara bergantian.
6
Bag Holder Bucket
menuangkan benih ke dalam kemasan melalui bag holder. Selain
sebagai saluran keluar benih, bag holder
juga berfungsi sebagai pemegang kemasan. Pada bag holder,
juga terdapat sealer berfungsi merekatkan kemasan dan cutter
berfungsi memotong kemasan yang sudah terisi
7
Kemasan Benih dari bucket di tuangkan ke
dalam kemasan melalui bag holder. Setelah benih dimasukkan kedalam
kemasan, kemasan direkatkan menggunkan sealer dan dipotong
menggunakan cutter
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Keterangan Flow Diagram Aliran Kerja Lanjutan
TAHAP ALAT
KETERANGAN
8
Conveyor Kemasan produk yang telah dipotong,
diangkut menggunakan conveyor ke area pengumpulan produk
Sumber : PT. Sang Hyang Seri
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pengolahan Data Pengamatan Berat Produk
Dari hasil pengukuran, terdapat 55 kemasan yang memiliki netto tidak 5 kg, sehingga persentase produk yang memiliki berat netto tidak homogen adalah :
produk yang tidak homogen = = 68,75 , berarti jumlah produk
yang memiliki berat netto tidak homogen sebesar 68,75 dari jumlah sampel yang diukur. Ini menunjukkan bahwa penyebab berat netto tidak homogen terletak
pada bagian pengisian dan penimbangan.
5.2.2. Perhitungan Waktu Baku pada Proses Pengepakan Secara Manual
Perhitungan waktu baku pada pengepakan secara manual diperoleh dengan menjumlahkan waktu baku elemen kerja pengisian dan penimbangan dan waktu
baku elemen kerja labeling dan sealer. Dengan mengetahui waktu baku pengepakan secara manual, dapat juga diketahui jumlah output pengepakan. Peta
kerja digunakan untuk mengetahui waktu siklus, dimana waktu siklus merupakan acuan untuk menentukan waktu baku. Peta yang digunakan yaitu peta tangan kiri
dan tangan kanan.
Universitas Sumatera Utara