4. Risiko Perubahan Cuaca
Kegiatan penambangan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, khususnya hujan deras, yang
dapat memperpanjang durasi pengangkutan batubara dan mengurangi eisiensi peralatan dan
atau menghentikan aktivitas pengupasan tanah, penambangan batubara, dan pengangkutan
batubara. Kondisi kemarau juga dapat menimbulkan risiko tersendiri, yaitu kebakaran
hutan dan kelangkaan air di pelabuhan bongkar muat di Bunati, Kalimantan Selatan, yang
digunakan untuk operasi bongkar muat batubara. Perubahan cuaca yang tidak diantisipasi oleh
ABM dapat menimbulkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan operasional, arus kas,
kondisi keuangan, dan hasil usaha ABM. ABM memitigasi risiko ini dengan cara melakukan
penambangan batubara yang lebih intensif di musim kemarau sehingga pada saat di musim
hujan terdapat pasokan batubara yang cukup bagi pelanggan
5. Risiko Ekspansi Pertambangan Batubara
ABM melakukan ekspansi bisnis pertambangan batubaranya sejalan dengan kemampuan rantai
logistik batubara yang tengah dikembangkan menjadi rantai logistik yang terintegrasi. Hal
ini bergantung pada kemampuan ABM untuk mengeksploitasi cadangan batubara yang telah
ada, serta mengoperasikan dan memelihara rantai logistik batubara yang baru.
Kemampuan ABM untuk meningkatkan kapasitas produksinya dalam jangka waktu tertentu turut
bergantung pada sejumlah risiko tambahan, antara lain penundaan perolehanperpanjangan
perizinan dari Pemerintah, ketidakmampuan ABM untuk melakukan integrasi fasilitas produksi baru
dengan cepat dan eisien, kesulitan memperoleh suku cadang, kesulitan pendanaan dan arus
kas, dan masalah-masalah lain yang sifatnya eksternal terhadap kendali ABM.
4. Risk of Climate Change
Mining activity is greatly inluenced by weather conditions, in particular heavy rain, which can
delay the transport of coal and reduce equipment eiciency andor stop the activities of topsoil
stripping, coal extraction, and coal transportation. Prolonged drought may also pose a risk of forest
ire and water scarcity at the Bunati Port in South Kalimantan, which is used for loading and
unloading of coal.
Changes in weather that are not anticipated by ABM may cause a material adverse efect on
ABM’s operations, cash lows, inancial condition and operational results.
ABM mitigates this risk by carrying out coal mining more intensively in the dry season, so
that there would be suicient coal supply for customers throughout the rainy season.
5. Risk of Coal Mining Expansion
ABM expands its coal mining business in line with the capability of the coal logistics chain, which
is currently being developed into an integrated chain. This in turn relies on ABM’s ability to exploit
existing coal reserves, as well as to operate and maintain the new coal logistics chain.
ABM’s capability to increase its production capacity within a certain period of time is also
subject to a number of additional risks, including delays in acquisitionextension of licensing from
the Government, ABM’s inability to integrate new production facilities quickly and eiciently,
diiculty in obtaining spare parts, inancing and cash low diiculties, and other problems that are
beyond ABM’s control.
Ketidakmampuan ABM untuk melakukan ekspansi kegiatan operasionalnya dapat
memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan operasional, arus kas, kondisi
keuangan, dan hasil usaha ABM. Sebagai langkah mitigasi risiko ini, ABM telah
melakukan penelaahan dan monitor setiap program ekspansi yang telah dijalankan.
6. Risiko Memburuknya Hubungan Baik dengan Masyarakat Setempat
ABM berkepentingan untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitar
wilayah operasionalnya, dan berupaya untuk meminimalkan dampak negatif dari operasinya
terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Ketidaksenangan masyarakat terhadap
keberadaan ABM oleh karena satu atau lain hal dapat menyebabkan protes atau keluhan atau
tindakan lain oleh masyarakat setempat yang dapat menghambat kegiatan operasional ABM.
Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan operasional, arus kas, kondisi
keuangan, dan hasil usaha ABM. Sebagai langkah mitigasi risiko ini, ABM
menjalankan berbagai inisiatif pengembangan masyarakat yang dirangkum dalam kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan CSR, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
melalui berbagai cara, dan dengan demikian membina hubungan baik dengan mereka.
7. Risiko Permasalahan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan
Kegiatan operasional penambangan batubara ABM dapat menimbulkan masalah lingkungan
yang pelik dan memakan biaya tinggi untuk diatasi. Perubahan atau interpretasi atau
pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan peraturan lingkungan, atau pengaruh terhadap
ABM’s inability to expand its operations may cause a material adverse efect on operations,
cash lows, inancial condition and operational results.
To mitigate this risk, ABM has examined and monitored each expansion program that is being
carried out.
6. Risk of Deteriorating Relationship with Local Communities
ABM has an interest to pay attention to the needs of the communities living around its operational
areas, and therefore seeks to minimize the negative impacts of its operations on the
environment and local communities. Public animosity towards ABM due to a certain
reason may lead to protests or complaints or other actions by the local community. This may
impede ABM’s business operations. This may have a negative impact on ABM’s operations, cash
lows, inancial condition and operational results.
To mitigate this risk, ABM conducts various community development initiatives as
summarized in its corporate social responsibility CSR initiatives, which are aimed at improving
people’s lives in various ways, and thus establishing a good rapport with them.
7. Risk of Environmental Problems due to Mining Activities
ABM’s coal mining operations may cause complex environmental problems that require
huge inancial cost to resolve. Changes to or interpretation or implementation of regulations,
including environmental regulations, or unforeseen efects caused by the environment on