Guru dan siswa menghitung kelompok yang mendapatkan bintang paling banyak bersama-sama, serta reward akan diberikan setelah akhir pertemuan. Sebelum
mengakhiri pembelajaran salah satu siswa memimpin doa penutup.
4.1.4.4 Pengmatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh kolaborator,
yaitu satu teman PPL dan guru kelas IV A. Pengamatan dilakukan untuk melihat kesesuaian RPP dengan jalannya pembelajaran dan juga untuk melihat keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran. Peneliti mengamati keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi. Kolaborator memberikan tanda check list
√ pada lembar pengamatan apabila siswa terlihat aktif dan sesuai dengan indikator keaktifan yang ada.
Peneliti melihat selama proses berlangsungnya pembelajaran siswa mulai terbiasa bekerja dalam kelompok. Siswa sudah terlihat mulai memberikan respon
yang baik ketika ada anggota kelompok yang bertanya, sehingga diskusi, tanya jawab, dan kerja masing-masing kelompok terlihat berjalan dengan baik. Namun,
masih ada beberapa siswa dalam kelompok tidak terlalu tertarik dengan aktivitas kelompok yang sedang berjalan. Beberapa siswa masih terlihat ramai dan ngobrol
dengan siswa dari kelompok lain, sehingga masih perlu ditegur dan didampingi. Siswa juga mulai terlihat berani menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan
dari peneliti, maupun bertanya pada peneliti ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS maupun materi yang harus dipelajari dalam kelompok.
4.1.4.5 Refleksi
Proses belajar mengajar siklus II dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Nanggulan
Depok berjalan lancar dan sesaui dengan rencana penelitian. Setelah tiga kali pertemuan dengan peneliti, dan belajar bersama. Siswa mulai terbiasa bekerja
dalam kelompok, sebelum peneliti meminta siswa sudah bertanya terlebih dahulu masuk dalam kelompok atau tidak. Anggota kelompok juga sudah saling
menerima satu sama lain, dan diantara mereka tidak ada rasa saling membeda- bedakan meskipun mereka dibentuk dalam kelompok heterogen. Siswa saling
membantu satu sama lain untuk mendapatkan bintang dari peneliti, dan kompetisi tersebut sangat terasa ketika peneliti memberikan pertanyaan lisan. Antusiasme
kelompok untuk menjawab sangat tinggi. Rata-rata hasil untuk skor keaktifan belajar siswa pada siklus II sebesar
80,48 Tabel 4.12. Hasil tersebut diperoleh dari rata-rata skor dua observer yaitu guru kelas IV dan teman PPL, serta dari hasil rata-rata angket yang diisi oleh
siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan. Peneliti menargetkan kriteria keberhasilan untuk keaktifan belajar siswa mencapai 75. Hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I sebesar 70,84 “tinggi” menjadi 80,48 “tinggi” di siklus II. Target keberhasilan yang ditentukan peneliti telah
tercapai dan menunjukkan keaktifan yang dimiliki siswa tinggi.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Capaian Keaktifan Belajar Siswa
No Nama
Kondisi Awal Capaian Siklus I
Capaian Siklus II Skor
Kategori Skor
Kategori Skor Kategori
1. IVA
76,6 Tinggi
75 Tinggi 88,3 Tinggi
2. F
- -
- -
- -
3. LSS
80 Tinggi
86,6 Tinggi 90 Tinggi
4. CADP
46,6 Rendah
70 Tinggi 91,6 Tinggi
5. RAR
45 Rendah
83,3 Tinggi 88,3 Tinggi
6. WS
81,6 Tinggi
78,3 Tinggi 93,3 Tinggi
7. ASS
56,6 Sedang
63,33 Rendah 88,3 Tinggi
8. AMEP
40 Rendah
78,3 Tinggi -
- 9.
AWR 85
Tinggi 60 Rendah
68,33 Tinggi 10.
ASW 51,6
Rendah 78,3 Tinggi
91,6 Tinggi 11.
AR 46,6
Rendah 78,3 Tinggi
98,3 Tinggi 12.
CF 41,6
Rendah 80 Tinggi
95 Tinggi 13.
DHF 40
Rendah 78,3 Tinggi
83,3 Tinggi 14.
DA 41,6
Rendah 88,3 Tinggi
90 Tinggi 15.
DEW 40
Rendah 75 Tinggi
93,3 Tinggi 16.
EAC 83,3
Tinggi 88,3 Tinggi
95 Tinggi 17.
FA 73,3
Tinggi 78,3 Tinggi
91,6 Tinggi 18.
JDKP 78,3
Tinggi -
- 78,3 Tinggi
19. JFAP
41,6 Rendah
75 Tinggi 95 Tinggi
20. KFK
83,3 Tinggi
83,3 Tinggi -
-
21. LAM
96,6 Tinggi
86,6 Tinggi 93,3 Tinggi
22. MYA
40 Rendah
80 Tinggi 90 Tinggi
23. NBR
50 Rendah
86,6 Tinggi 90 Tinggi
24. NYA
48,3 Rendah
78,3 Tinggi 98,3 Tinggi
25. RDKP
73,3 Tinggi
75 Tinggi 96,6 Tinggi
26. RDL
40 Rendah
78,3 Tinggi 93,3 Tinggi
27. SS
- -
63,3 Rendah 43,3 Rendah
28. SDY
40 Rendah
85 Tinggi 96,6 Tinggi
29. TN
80 Tinggi
85 Tinggi 78,3 Tinggi
30. IEH
43,3 Rendah
80 Tinggi 90 Tinggi
31. AYAW
48,3 Rendah
73,3 Tinggi 91,6 Tinggi
Dari hasil perhitungan data di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan pencapaian skor keaktifan belajar siswa. Ada 16 siswa yang mengalami
peningkatan dari “rendah dikondisi awal, kemudian menjadi “tinggi” disiklus 1 dan siklus II. Sebanyak 8 siswa konsisten dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus
II tetap mempunyai keaktifan belajar “tinggi”. Satu siswa mengalami peningkatan keaktifan dari “rendah-sedang-tinggi”. Satu siswa dari keaktifan belajar “tinggi”
menjadi “rendah” disiklus I dan “tinggi” lagi disiklus II. Satu siswa dari keaktifan
belajar “rendah ke tinggi” kemudian tidak masuk disiklus II. Satu siswa mempunyai keaktifan belajar “tinggi” tidak masuk disiklus I namun tetap “tinggi”
di siklus II, satu siswa keaktifan belajarnya “tinggi” dikondisi awal dan siklus I, namun tidak masuk saat siklus II. Satu siswa tidak masuk dari kondisi awal
sampai siklus II. Hasil rata-rata tes prestasi pada siklus II sebesar 81,29. Sedangkan untuk
prestasi di akhir siklus II peneliti menargetkan kriteria keberhasilannya mencapai 70. Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan dari 19
siswa di akhir siklus I menjadi 23 di akhir siklus II atau dari 63,33 menjadi 74,19. Kriteria keberhasilan akhir siklus II peneliti menargetkan ketuntasan
mencapai 70. Berikut tabel capaian keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa. Tabel 4.3 Capaian Keaktifan dan Presatasi Belajar Siklus II.
Variabel Indikator
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II Target Capaian Target Capaian Target
Capaian
Keaktifan Rata-rata keaktifan
75 45,78
rendah 75
70,84 tinggi
75 80,48
tinggi Prestasi
Rata-rata nilai
78 68,94
78 75,32
78 81,29
Persentase siswa
yang mencapai
KKM 78 70
46,42 rendah
70 63,33
rendah 70
74 tinggi
Dari hasil prestasi siklus II peneliti menyimpulkan kerjasama dalam kelompok belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, kegiatan
belajar dalam kelompok yang dibangun akan berpengaruh pula pada keaktifan siswa dalam belajar.
4.1.5 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa