Standart Kompetensi Membatik SMK N 1 Gesi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

50 KD suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi SK, sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK KD–nya, sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran, dan sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat khususnya orang tua dan wali murid. https: inasari894.wordpress.com 2013 Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah yaitu: 1 KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran 2 KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah 3 KKM dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar antara 0-100 4 Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 5 Satuan pendidikan dapat menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik 6 Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaran pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut: 1 Hitung jumlah Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran setiap kelas. 51 2 Tentukan kekuatan nilai untuk setiap aspek komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek: a Aspek Kompleksitas Semakin komplek sukar KD maka nilainya semakin rendah, tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. b Aspek Sumber Daya Pendukung Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi. c Aspek I ntake Semakin tinggi kemampuan awal siswa intake maka nilainya semakin tinggi. 3 Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD. 4 Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran. 5 KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa. Penjelasan dari teori kriteria ketuntasan minimal KKM dapat disimpulkan KKM adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan yang ditetapkan pada awal tahun oleh guru atau forum MGMP dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase dan masing-masing indikator idealnya 75. 52

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa hasil penelitian terkait dengan pembelajaran kooperatif sebagai gambaran dalam meningkatkan aktifitas siswa: Penelitian yang dilakukan oleh Rinda Dwi Pratiwi 2013yang berjudul “Peningkatan Keaktifan belajar melalui Cooperatif Learning Metode jigsaw pada mata pelajaran I PS di kelas VI I I B SMP Negeri 1 Pandak”. Hasil penelitian ini keaktifan belajar I PS siswa meningkat ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan rata – rata presentase observasi keaktifan belajar pada siklus 1 sampai dengan siklu I I I . Siklus I sebesar 57,29 , siklus I I meningkatkan sebesarr 13,28 menjadi 70,57 dan siklus I I I meningkat sebesar 12,24 menjadi 82,81 . Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Susanti 2014, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi KKPI siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Kayuagung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi KKPI siswa kelas X TKJ di SMK Negeri Kayuagung Sumatra Selatan. 53 Table 4. Penelitian yang relevan Penelitian Uraian Rinda Dwi Pratiwi 2013 Dewi Susanti 2014 Peneliti Tujuan Penelitian Meningkatkan keaktifan siswa √ √ √ Meningkatkan kompetensi siswa Penggunaan Metode √ √ √ Jenis Penelitian PTK √ √ √ Deskriptif Quasi eksperimen Mata Pelajaran I ps √ ketrampilan komputer dan pengelolaan informasi KKPI √ Muatan lokal membatik √ Metode Pembelajaran Peer Tutoring Jigsaw √ √ √ STAD Tempat Penelitian SMK √ √ SMP √ Berdasarkan penelitian di atas sama – sama mengkaji tentang peningkatan keaktifan siswa menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari beberapa kajian penelitian yang relevan, diketahui bahwa metode pembelajaran koopertif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena, itu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan diterapkan pada penelitian mata pelajaran membatik materi batik jumputan untuk meningkatkan keaktifan siswa.

C. Kerangka Berfikir

Keaktifan dalam pembelajaran membatik materi batik jumputan sangat penting untuk ditingkatkan karena keaktifan belajar siswa menjadi salah satu penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Keberhasilan proses

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD.

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

0 2 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tah

0 2 16

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Desain model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI.

0 2 83

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI PADA SISWA KELAS X AP 1 SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 KAYUAGUNG.

0 0 265

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 KAYUAGUNG.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DERET ARITMETIKA DI KELAS XI DKV SMK NEGERI 5 PALU

0 0 13