Pengertian Sosialisasi Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Sosial

467 standar baik dan buruk, kemampuan untuk mempertimbangkan kebutuhan dan keselamatan orang lain. Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak tidak terlepas dengan kondisi emosi dan kemampuan anak merespon lingkungannya di usia sebelumnya. Bayi yang mendapat pengasuhan dan perawatan secara baik dimana kebutuhannya secara fisik dan psikologis terpenuhi, akan merasa nyaman dan membentuk rasa percaya terhadap lingkungan sekitarnya.Sebaliknya, bayi yang tidak terpenuhi kebutuhannya, dimana mendapatkan penolakan dari orang tua atau pengasuhnya, akan mengembangkan rasa cemas dan membentuk rasa ketidakpercayaan dengan lingkungan sekitarnya pula. Dengan demikian, mereka memiliki potensi mengalami masalah kesehatan secara fisik dan mental di tahap kehidupannya. Erikson menyatakan bahwa individu, termasuk anak, tidak hanya mengembangkan kepribadian yang unik tetapi juga memperoleh ketrampilan dan sikap yang dapat membantunya menjadi aktif dan bermanfaat sebagai bagian dari masyarakat. Erikson juga memberikan penjelasan tentang adanya perkembangan yang bersifat alamiah dan pengaruh budaya. Selain itu perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak juga dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pada usia pra sekolah, anak sudah mulai menyadari bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi. Namun demikian, hal ini bukan berarti anak sudah mampu mengendalikan perasaan atau emosinya saat harapannya tak dapat diperoleh. Kemampuan sosialisasi dan emosi anak akan berkembang seiring dengan penambahan usia dan pengalaman yang diperolehnya. Aspek kognitif juga berperan penting dalam hal ini dimana dengan kematangan di segi kognitif, anak dapat membedakan hal yang baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

c. Pengertian Sosialisasi

Dalam bersosialisasi, anak mengalami suatu proses untuk berperilaku sesuai dengan norma atau adat istiadat di lingkungan sosialnya. Proses sosialisasi pada anak tidak selalu berjalan lancar karena anak memiliki keterbatasan. Seiring dengan bertambahnya usia anak dan meningkat tahap perkembangannya, anak akan belajar bersosialisasi dengan lebih baik. Sosialisasi adalah suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keinginan yang berasal dari dalam diri. Sosialisasi pada anak merupakan reaksi anak terhadap rangsangan dari dalam diri maupun reaksi anak terhadap situasi di lingkungannya. Sosialisasi merupakan proses dimana anak belajar untuk berperilaku sesuai dengan harapan budaya dimana anak dibesarkan. Sebagaimana Manning menyatakan socialization is the process by which children learn to behave in acceptable manner, as defined by culture of which the family is apart. Drever mengemukakan pengertian 468 sosialisasi yaitu suatu proses dimana individu beradaptasi dengan lingkungan social dan menjadi dikenali, dan bekerjasama dengan anggota kelompok tersebut.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Sosial

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam bersosialisasi yaitu: 1 lingkungan keluarga; 2 lingkungan sekolah; 3 lingkungan kelompok masyarakat; 4 factor dari dalam diri anak . Keluarga adalah lingkungan pertama dalam kehidupan anak. Di dalam keluarga, anak diajrkan dan dibiasakan dengan norma-norma social untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan social. Keutuhan keluarga, pola asuh, status ekonomi , tauladan orang tua akan memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan anak dalam bersosialisasi. Lingkungan sekolah juga berpengaruh besar terhadap kemampuan sosialisasi anak, mengingat anak menggunakan sebagian waktunya di sekolah. Di sekolah anak belajar bergaul dan melakukan berbagai aktivitas bersama teman sebaya. Di sekolah pula anak mendapatkan berbagai pengalaman yang mungkin tidak diperoleh di rumah. Lingkungan masyarakat membawa pengaruh besar terhadap kemampuan anak dalam bersosialisasi. Dalam lingkungan masyarakat, anak dibesarkan dan mendapat pengalaman berinteraksi dengan banyak orang.

e. Proses Sosialisasi