6.2. Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka sebagai implikasi kebijakan perusahaan dalam rangka mencegah dan menyelesaikan konflik antara masyarakat
dengan perusahaan, hendaknya perusahaan perlu mengambil suatu kebijakan untuk mengefektifkan teknik dan model komunikasi dalam program CSR secara
keseluruhan, serta dapat mengefektifkan aktivitas komunikasi dalam bidang pendidikan dan pelatihan, demand tenaga kerja dan bidang pembangunan sarana
prasarana, karena aspek inilah yang memiliki hubungan korelasi yang sangat signifikan dan memiliki tingkat keeratan hubungan yang cukup erat dengan
konflik masyarakat adat.
6.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka sebagai saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus dapat memberikan kesadaran kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan peran serta semua masyarakat dalam proses komunikasi
partisipatoris yang telah dilakukan 2. Perlu adanya keterbukaan informasi khususnya dalam bidang kompensasi
tanah adat dan bidang demand tenaga kerja. 3. Perusahaan harus mengevaluasi dan mengelola sumber-sumber penyebab
terjadinya konflik dan ketidak-puasan masyarakat adat demi menjaga keberlanjutan dan eksistensi perusahaan BP LNG Tangguh, karena itu perlu
adanya penelitian lanjutan dari berbagai multi disiplin ilmu untuk menemukan faktor-faktor yang paling berhubungan arat dengan konflik dan
ketidak-puasan masyarakat adat di daerah Teluk Bintuni sebagai dasar pengambilan kebijakan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Mulya dan Saroso, W. 2008. CSR dan Penguatan Kohesi Sosial. Indonesia Business Links. Jakarta
Amstrong, M., 1993, How to be an Even Better Manager, third edition, London: Kogan Page Limited.
________, 1993, Handling Conflict and Negotiation, London: Kogan Page Limited.
Ancok Djamaludin. 2005. Sebuah Upaya Membangkitkan Kemesraan. Dalam buku Investasi Sosial. Suspensos. Jakarta
Annon. 2005. Laporan ke III Mengenai Proyek Tangguh. Panel Penasehat Independen Proyek Tangguh.
Annon, 2007. Penyampaian Aspirasi Tuntutan Masyarakat Adat Atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Gas Bumi Di Wilayah Hukum Adat
Masyarakat Suku Besar Sebyar Kembarano Dambando. Naskah Penyampaian Aspirasi Masyarakat Adat yang di sampaikan kepada
Gubernur Provinsi Papua Barat di Manokwari
Anwar,A 2000. Pengantar Analisis Konflik: Titik Tolak dan Landasan Terjadinya Konflik Serta Alternatif Cara Pemecahannya. Tidak
dipublikasikan Ardianto, Elvinaro,2004, Public Relations: Suatu Pendekatan Analisis : Kiat
menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan Masyarakat
. Pustaka Bani Quraisy. Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kesembi
lan, Rineka Cipta, Jakarta. Bamba, John. 2002. 7 April “Masyarakat Adat di Dunia, Perjuangan Global dan
Tantangan Lokal. Makalah pada Pelatihan Nasional Masyarakat Adat untuk HAM dan Policy Process”, Pontianak.
Berlo 1960. The Prosess of Communication. New York, Chicago. Bosko, Edy, Rafael. 1999. Hak-Hak Masyarakat Adat dalam Konteks
Pengelolaan Sumber Daya Alam. ELSAM. Jakarta
Brinton, C.1981. Pembentukan Pemikiran Modern. Diterjemahkan dari Constructing of Modern Thinking
oleh Samekto. Mutiara. Jakarta
Cohen dan Prusak. 2001.. In Good Company, Boston: Harvard Business School Press.
Dilla Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu. Refika Offsed. Bandung.
Effendy, O. U., 1998. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. Remaja Rosda Karya, Bandung.
________, 2002, Dinamika Komunikasi. Remaja Rosda Karya, Bandung. ________, 2006, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya,
Bandung. Febrianty, Anola, 2006. Pengaruh Komunikasi Publik perusahaan Terhadap
Pencitraan Perusahaan Melalui Prigram Kemitraan dan Bina Lingkungan Pada Masyarakat Sekitar Kebun Malabar, Pangalengan, Kabupaten
Bandung . Tesis Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Fisher. 1986. Teori Komunikasi. Penerjemah, Soejono Trimo, editor Jalaludin Rahkmat. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Fisher, Simon., Abdi, Dekha Ibrahim., Ludin, Jawed., Smith, Richard., Williams, Steve., Willian Sue., Penyunting: S.N. Kartikasari, 2001, Mengelola
Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak , Jakarta: The British
Counsil Indonesia. Fukuyama, Francis, 1999. Sosial Capital and Civil Society, Georgia : The Institute
of Public Policy, George Mason University. Hadari, H. Nawawi, 2003, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hadi, A.P., 2001. Hubungan Antar Karakteristik Komunikasi dan Sikap
Komunitas Terhadap Perusahaan Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat
. Tesis Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Hamad Ibnu. 2005. Strategi Komunikasi untuk Menyukseskan Program Investasi Sosial
. Dalam buku Investasi Sosial. Suspensos. Jakarta Hamijoyo,S. Konflik Sosial dengan Tindak Kekerasan dan Peranan Komunikasi.
Jurnal Mediator Volume 2 Nomor 1. Bandung Hahn, Fred dan Mangun, Kenneth. 1999. Do – It – Your Self Advertising and
Promotion Beriklan dan Berpromosi Sendiri. Edisi kedua. PT Grasindo. Jakarta.
Hanafi, Abdullah, 1994. Memahami Komunikasi Antar Manusia. Usaha Nasional. Surabaya
Harun Al Rasyid, 2004. Statistika Sosial. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung.
Hatch, Mary Jo, 1997, Organization Theory, Modern, Symbolic, and Postmodern Perspectives
, New York: Oxford University Press Inc. Heath, R.L. and J. Bryant, 2000. Human Communication Theory and Research:
Concept, Context, and Chalenges. Laurence Erlbaum association Inc .
Publisher, New Jersey. Irawan, Handi 2007. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT Gramedia. Jakarta
Kerlinger, Fred. N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta
Khoir, 2008. Liliweri, Alo. 2005. Prasangka dan Konflik Komunikasi Lintas Budaya dan
Masyarakat Multikultural. LkiS. Yogyakarta.
________, 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. CV. Bandar Maju. Bandung. Majalah Bisnis dan CSR Referensi For Decision Maker. Edisi Oktober 2007.
Latofi Enterprise. Jakarta Mayawati, Deasi 2009. Dampak Penyerapan Tenaga Kerja Lokal Pada Proyek
LNG Tangguh Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Penduduk Desa di Kawasan Teluk Bintuni Propinsi Papua Barat.
Tesis Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Muchsinah, 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Manajer dengan Konflik Kerja pada Karyawan Bagian Produksi PT Semen Gresik Persero.
Tesis Program Pasca Sarjana, Universitas Muhamadiah Malang.. Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi: Cetakan Keenam. Bumi
Aksara, Jakarta. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. Nazir. Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Ngadisah. 2002. Perkembangan Konflik Pembangunan Berkaitan dengan Munculnya Gerakan Politik Di Kabupaten Mimika
. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 221;1-12
Nursahid, Fajar. 2008. CSR Bidang Kesehatan dan Pendidikan Mengembangkan Sumber Daya Manusia.
Indonesia Business Links. Jakarta
Pace, R. Waine dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan
. Penerjemah Deddy Mulyana dkk. Cetakan keempat. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer. PT Raja Gafindo. Jakarta Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi Edisi 21. Remaja Rosdakarya.
Badung Putnam, Robert 1993. The Prosperous Community: Social capital and public
life . The American Prospect. Vol.4, no. 13.
Rogers, EM., dan D.L. Kincaid. 1981. Communication Networts Toward a New Paradigm for Research.
New York : The Free Press. Rogers, E.M. and R.A. Rogers. 1976. Communication in Organization. The Free
Press, Macmillan Publishing Co., Inc, New York. Ruslan, Rosadi. 2006. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. PT
Rajagrafindo Persada. Jakarta Saidi, Zaim dan Abidin, Hamid. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah; Wacana dan
Praktek Kedermawaan sosial di Indonesia . Piramedia. Jakarta.
Sariyun.1996. Konflik Sosial di Sekitar LNG. Warwasan 4:13-18 Singarimbun, Masri. Dan Effendi,Sofian. 2006. Metode Penelitian Survei.
Jakarta. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto, 2005. Dasar-dasar Public Relations.
Remaja Rosda Karya, Bandung. EDSA Mahkota. Jakarta Suganda. 1988. Manajemen Logistik. CV Armico. Bandung
Suharto, Edi. 2005. Pembangunan Sosial sebagai Investasi Sosial. Dalam buku Investasi Sosial. Suspensos. Jakarta
Sumardjani, L. 2007. Konflik Sosial Kehutanan: mencari pemahaman untuk penyelesaian terbaik.
Flora Mundial Comunications. Supranto,J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan; untuk menaikan
pangsa pasar. PT Rineka Cipta. Jakarta
Suryadi. 2007. Strategi Mengelola Public Relation Organisasi. ED Tabura News Letter. Edisi Keempat Oktober 2003. diterbitkan oleh perusahaan
BP LNG Tangguh __________ Edisi Keenam Juli 2004. diterbitkan oleh perusahaan BP LNG
Tangguh
Tjiptono. 2002. Penilaian Kinerja : 10 menit menguasai keahlian yang anda perlukan.
Andi. Jakarta Tubbs dan Moss. 2001. Human Communication. Prinsip-prinsip Dasar.
Terjemahan Deddy Mulyana dan Gembirasari. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Usman,R. 2001. Konflik dan Perspektif Komunikasi. Jurnal Mediator Volume 2 Nomor 1. Bandung
Vardiansyah. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatakan Taksonomi Konseptual. Ghalia Indonesia. Bogor
Wexley, Kenneth N dan Gary A. Yukl, 1993. Organizatioan Behaviour and Personnel Psychology
, penterjemah : Muh. Shohabuddin. Rineka Cipta. Jakarta
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. CV. Ashkaf Grafika. Surabaya
Widjaja, A. 2008. Corporate Social Responsibility. Harvarindo. Jakarta Wilson, GL, HL. Goodal JR, and Waagen 1986. Organization Communication.
Harper Row Publisher. New York. Winardi. 1994. Manajemen Konflik. Konflik Perubahan dan Pengembangan.
Mandar Maju. Bandung Yuhana, Ida. dkk. 2008. Dasar-dasar Komunikasi. Bahan Kuliah IPB
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 2. Identitas Responden No. Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
Pendapatan Σ. Kel.
Resp. Thn
Rp Jiwa
1 39 Katolik SPG
Swasta 2.000.000 11 2 66
Katolik SMP Nelayan 1.500.000 19
3 34 Katolik SMP
Swasta 2.000.000 7 4 58
Katolik SMEA Nelayan 1.950.000. 9
5 46 Katolik
SD Nelayan 2.300.000 11
6 58 Katolik
SD Nelayan 1.200.000 19
7 49 Katolik SMP
Nelayan 1.800.000 15 8 24 Islam
SD Nelayan 7.200.000 3
9 32 Katolik SMP
Nelayan 2.500.000 5 10 25
Katolik SMP
Nelayan 6.000.000
6 11 27
Katolik SMP
Nelayan 6.100.000
5 12 24 Islam
D3 PNS
1.900.000. 3
13 29 Islam SD
Nelayan 5.250.000. 3
14 27 Katolik
SD Nelayan
3.000.000 3
15 56 Katolik
SD Nelayan
1.550.000 7
16 45 Islam SD
Nelayan 5.300.000 11
17 57 Katolik
SD Nelayan
1.300.000 8
18 35 Katolik
SMP Nelayan
3.350.000 7
19 33 Katolik
SD Nelayan
3.600.000 7
20 31 Katolik
SD Nelayan 2.800.000.
7 21 38
Katolik SMA
Swasta 8.000.000
9 22 48
Katolik SMP
Swasta 2.500.000 11
23 36 Islam SD
Nelayan 7.500.000
7 24 27
Katolik S1
PNS 3.000.000
4 25 46
Katolik S1
PNS 2.000.000
6 26 39
Katolik SD
Nelayan 3.150.000
6 27 45
Katolik SMP
Swasta 3.000.000,- 7 28 36
Katolik SMP
Nelayan 4.500.000
6 29 38
Katolik SD
Nelayan 5.600.000
7 30 50 Islam
SD Nelayan
1.600.000 14 31 48
Katolik SD
Nelayan 1.200.000
9 32 33 Islam
SMP Swasta
2.000.000 4
33 46 Katolik
SD Nelayan
1.700.000 13 34 40
Katolik SD
Nelayan 1.500.000
8 35 29 Islam
SMA Swasta
2.000.000 6
36 39 Katolik
SD Nelayan
1.750.000 7
37 54 Katolik
SD Nelayan
1.500.000 16 38 40 Islam
SD Nelayan
5.300.000 10 39 61
Katolik SD
Nelayan 800.000.
9 40 52
Katolik SD
Nelayan 1.850.000
8 41 34 Islam
SMP Nelayan
8.000.000 3
42 45 Katolik
SD Nelayan
1.700.000 6
43 34 Islam SD
Swasta 2.000.000
6 44 36
Katolik SD
Nelayan 2.700.000
7 45 29 Islam
SMP Nelayan
1.500.000 6
46 32 Islam SD
Swasta 2.000.000
6 47 32
Katolik SMP
Nelayan 1.500.000. 6
48 41 Islam SD
Nelayan 1.300.000
7
Lanjutan Lampiran 2. Identitas Responden No. Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
Pendapatan Σ. Kel.
Resp. Thn
Rp Jiwa
49 38 Katolik
SD Nelayan 1.800.000.
7 50 37
Katolik SD
Swasta 2.000.000
6 51 21
Katolik SD
Nelayan 1.900.000
4 52 30
Katolik SMP
Nelayan 7.000.000
6 53 36
Katolik SD
Nelayan 1.650.000
7 54 65
Katolik SD
Nelayan 450.000.
12 55 51
Katolik SD
Nelayan 900.000.
11 56 40 Islam
SD Swasta
2.000.000 8
57 27 Islam SMA
Nelayan 700.000.
5 58 42
Katolik SD
Nelayan 1.500.000
8 59 29
Katolik SD
Swasta 2.000.000
6 60 27
Katolik SD
Nelayan 6.300.000
3
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman 3.1. Hubungan Korelasi antara Aktivitas komunikasi dengan kepuasan publik
Correlations
AKTIVITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PUBLIK
Spearmans rho AKTIVITAS KOMUNIKASI Correlation Coefficient
1.000 .262
Sig. 2-tailed .
.043 N
60 60
KEPUASAN PUBLIK Correlation Coefficient
.262 1.000
Sig. 2-tailed .043
. N
60 60
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
3.2. Hubungan Korelasi antara Aktivitas komunikasi dengan Perilaku Konflik
Correlations
AKTIVITAS KOMUNIKASI
PERILAKU KONFLIK
Spearmans rho AKTIVITAS KOMUNIKASI Correlation Coefficient
1.000 -.364
Sig. 2-tailed .
.004 N
60 60
PERILAKU KONFLIK Correlation Coefficient
-.364 1.000
Sig. 2-tailed .004
. N
60 60
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
3.3. Hubungan Korelasi antara Kepuasan Publik dengan Perilaku Konflik
Correlations
KEPUASAN PUBLIK
PERILAKU KONFLIK
Spearmans rho KEPUASAN PUBLIK
Correlation Coefficient 1.000
-.122 Sig. 2-tailed
. .351
N 60
60 PERILAKU KONFLIK
Correlation Coefficient -.122
1.000 Sig. 2-tailed
.351 .
Correlations
KEPUASAN PUBLIK
PERILAKU KONFLIK
Spearmans rho KEPUASAN PUBLIK
Correlation Coefficient 1.000
-.122 Sig. 2-tailed
. .351
N 60
60 PERILAKU KONFLIK
Correlation Coefficient -.122
1.000 Sig. 2-tailed
.351 .
N 60
60
3.4. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Pada 5 Bidang Kegiatan dengan Kepuasan Publik
Correlations
KEPUASAN PUBLIK
Spearmans rho Aktivitas Komunikasi di Bidang
Kompensasi Tanah Adat Correlation
Coefficient .346
Sig. 2-tailed .007
N 60
Aktivitas Komunikasi di Bidang Kesehatan
Correlation Coefficient
.319 Sig. 2-tailed
.013 N
60 Aktivitas komunikasi di Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Correlation
Coefficient .210
Sig. 2-tailed .107
N 60
Aktivitas komunikasi di Bidang Suplay Tenaga Kerja
Correlation Coefficient
.331 Sig. 2-tailed
.010 N
60 Aktivitas komunikasi di Bidang Sarana
Prasarana Correlation
Coefficient .328
Sig. 2-tailed .011
N 60
3.5. Hubungan Korelasi Antara Aktivitas Komunikasi Publik Pada Masing- Masing Bidang Dengan Perilaku Konflik
Correlations
PERILAKU KONFLIK
Spearmans rho Aktivitas Komunikasi di Bidang
Kompensasi Tanah Adat Correlation
Coefficient -.306
Sig. 2-tailed .017
N 60
Aktivitas Komunikasi di Bidang Kesehatan
Correlation Coefficient
-.379 Sig. 2-tailed
.003 N
60 Aktivitas komunikasi di Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Correlation
Coefficient -.406
Sig. 2-tailed .001
N 60
Aktivitas komunikasi di Bidang Suplay Tenaga Kerja
Correlation Coefficient
-.462 Sig. 2-tailed
.000 N
60 Aktivitas komunikasi di Bidang Sarana
Prasarana Correlation
Coefficient -.475
Sig. 2-tailed .000
N 60
ABSTRACT
AFIA EKSEMINA P. TAHOBA Relation Of Corporate Public Communication Activities In The Program Of Corporate Social Responsibility With Public
Satisfaction And Conflict Behavior. The case of the Company BP LNG Tangguh Conflict With Indigenous People of Bintuni Bay Regency of West Papua Province
Under Direction of SJAFRI MANGKUPRAWIRA and SUTISNA RIYANTO The sustainability of a company is not only determined by the financial aspects but it
also depends on the dimensions of social and environmental responsibility. BP LNG Tangguh has implemented a corporate social responsibility CSR, known as
integrated social strategy ISS and it has been communicated and realized in the form of activities in various fields by using a convergent communications approach
using Participatory Rural Appraisal. This approach if actively carried out can give satisfaction to the community and avoid conflicts with the company. In general, the
objective of this research was to analyze: 1 the relations of public communication activities of BP LNG Tangguh in the CSR program with public satisfaction, 2 the
relations of public communication activities of BP LNG Tangguh in the CSR program with public satisfaction with conflict behavior of adat people 3 the
relations of the corporate public satisfaction with conflict behavior of adat people. This research was analyzed using a statistical test of Spearman Rank Correlation rs
to find out the relationship between variables. The study results showed that the activities of public communications through the CSR program had a significant
positive correlation with public satisfaction. Public communication activities through the CSR program had a very significant negative correlation with conflict
behavior and corporate public satisfaction did not have a negative correlation with the conflict behavior of adat people with BP LNG Tangguh.
Key
Words :
Public Communication Activity, Public Satisfaction, Conflict Behavior, Indigenous Peoples, Corporate Social Responsibility, BP
LNG Tangguh.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gagasan mengenai pembangunan mempunyai latar belakang pemikiran jauh sejak zaman Renaiscance Brinton, 1981, yaitu munculnya pemikiran-
pemikiran maju yang melahirkan rasionalisme, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebebasan manusia humanisme. Pemikiran yang modern tersebut memacu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan revolusi industri dibarengi dengan perkembangan kapitalisme. Hasil dari revolusi industri itu
adalah semakin berkembangnya teknologi dan mempercepat perkembangan kapitalisme di negara-negara Eropa di bandingkan dengan negara-negara non
barat. Untuk mengejar ketinggalan tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan di dunia ke tiga mempunyai ciri sebagai upaya untuk mengejar
ketertinggalan terutama di bidang ekonomi. Untuk itu maka dirancang suatu model pembangunan pertumbuhan. Salah satu ciri dari penerapan model tersebut
adalah dibangunnya proyek-proyak fisik untuk mendorong pertumbuhan suatu kawasan dan atau eksploitasi sumber daya alam SDA untuk memperoleh devisa
Ngadisah, 2000 Model proyek sekaligus eksploitasi SDA terdapat dalam proyak
pertambangan. Pembangunan proyek pertambangan di satu dapat memberikan dampak positif, seperti meningkatnya demand tenaga kerja sehingga mengurangi
angka pengangguran juga bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan
nasional, tetapi disisi lain tidak jarang kehadirannya menimbulkan konflik- konflik yang cukup serius yang merugikan perusahaan itu sendiri, masyarakat
sekitar bahkan pemerintah. Sebagai contoh, konflik PT Freeport Indonesia, kasus TPST Bojong di Bogor, kasus PT Newmont di Buyat atau bahkan yang lebih
fenomenal yaitu kasus lumpur panas di ladang migas PT Lapindo Brantas Sidoarjo. Kasus-kasus tersebut bukan saja memberikan dampak negatif bagi
keberlanjutan perusahaan sebagai akibat dari ketidak-terimaan masyarakat dan komunitas setempat, tetapi juga menurunkan kredibilitas perusahaan itu sendiri.
Belajar dari kasus-kasus tersebut, ternyata dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Dengan kata lain, perusahaan bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan
profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata
kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi terkait lainnya termasuk dimensi sosial dan lingkungan. Fakta telah menunjukan bagaimana resistensi masyarakat sekitar muncul di
permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan faktor sosial Wibisono, 2007
Menghadapi hal tersebut, banyak perusahaan mulai melihat serius pengaruh dimensi sosial dan lingkungannya. Mereka juga meyakini bahwa
menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility
merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Artinya bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya cost center
melainkan sentra laba profit center dimasa mendatang. Wibisono 2007 menegaskan, setidaknya ada tiga alasan penting mengapa
kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya; 1 Perusahaan adalah bagian dari
masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan musti menyadari bahwa mereka beroperasi
dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumberdaya alam dan
sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploitatif disamping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya
ketidaknyaman discomfort. 2 Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapat
dukungan dari masyarakat, setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sehingga
bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan cinta dan performa perusahaan. 3 Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk
meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan. Melihat betapa pentingnya penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di
kalangan dunia usaha dan dampak negatif yang cukup serius akibat perusahaan atau dunia usaha tidak memperhatikan faktor sosial dan lingkungannya, maka
pemerintah telah mewajibkan setiap perusahaan khususnya perusahaan- perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam, wajib melakukan tanggung
jawab sosial perusahaan. Hal ini didukung dengan di tetapkannya Undang- undang No. 40 tahun 2007, tantang perseroan terbatas dalam pasal 74 yang
berisikan ayat 1 dinyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selanjutnya dalam ayat 2 dinyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran. Ayat 3 menyatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya ayat 4 menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan
pemerintah. Keberadaan undang-undang ini tentunya berimplikasi pada perusahaan tidak hanya mengeksploitasi sumberdaya alam tetapi juga wajib
bertanggungjawab pada masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi rasa ketidak-puasan yang dapat menyebabkan konflik-konflik yang sering terjadi
antara perusahaan dengan masyarakat. Penerapan program tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu
perusahaan merupakan suatu bentuk penerapan komunikasi publik untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan membentuk
kredibilitas dan citra positif perusahaan demi keberlanjutan perusahaan tersebut. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan tidaklah muda, karena tidak