Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui

menjadi tidak puas. Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas. Bidang demand tenaga kerja merupakan salah satu bidang yang sering memicu ketidak-puasan masyarakat sekitar dengan perusahaan karena berbagai hal. Salah satunya adalah faktor komunikasi. Dengan komunikasi, perusahaan dapat memperkecil ketidak-puasan dan meningkatkan kepuasan. Tanpa komunikasi, perusahaan tidak dapat menyusun program yang memberikan kepuasan kepada masyarakat secara efektif. Berikut ini adalah hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan di bidang demand tenaga kerja dengan kepuasan publik disajikan pada Gambar diagram 13 Gambar 13. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Demand Tenaga Kerja dengan Kepuasan Publik Perusahaan Gambar 13 menujukkan bahwa semua responden dengan aktivitas komunikasi dikategorikan tinggi di bidang demand tenaga kerja dan sebagian besar responden dengan aktivitas komunikasi cukup tinggi memiliki tingkat kepuasan yang cukup tinggi atau cukup puas dengan pelayanan perusahaan. Demikian pula dengan aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja yang dikategorikan rendah, dimana seperempat lebih responden dikategorikan menilai kurang puas dengan pelayanan perusahaan. Hal ini menunjukkan ada kecenderungan hubungan tinggi rendahnya aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja akan menentukan tinggi rendahnya kepuasan publik terhadap perusahaan. Gambar 13 juga menunjukkan hasil yang berbeda, dimana tidak terdapat kecenderungan hubungan antara aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja dengan kepuasan publik perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sebagian besar responden dengan aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja yang rendah dan kurang namun memiliki tingkat kepuasan yang cukup tinggi atau cukup puas. Ini dikarenakan sekalipun masyarakat kurang terlibat dalam aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja, tetapi mereka merasa puas karena sebagian dari mereka sudah direkrut sebagai karyawan BP LNG Tangguh, oleh karena mereka memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan kepala kampung dan aparatnya sehingga mereka ini lebih mendapat informasi langsung dari kepala kampung tentang adanya permintaan tenaga kerja. Demikian pula sebaliknya terdapat seperempat responden dengan aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja dikategorikan cukup tinggi namun merasa kurang puas dengan pelayanan perusahaan. Hal ini disebabkan hasil kegiatan di bidang demand tenaga kerja yang kurang sesuai dengan yang diharapkan masyarakat adat, seperti yang ditemukan di lapangan bahwa terdapatnya responden yang telah mendapat pekerjaan sebagai karyawan PB LNG tetapi mereka merasa kurang puas karena hanya ditempatkan sebagai tenaga buruh kasar pada kegiatan konstruksi proyek Tangguh. Hasil temuan ini didukung dengan hasil penelitian Mayawati 2009 yang menemukan bahwa tenaga kerja lokal yang bekerja pada masa konstruksi perusahaan proyek Tangguh hanya ditempatkan pada pekerjaan dengan tingkat keterampilan rendah dan menegah seperti security, tenaga konstruksi, perbengkelan, sopir, tukang masak, cleaning service. Pada masa produksi perusahan proyek LNG Tangguh banyak tenaga kerja yang dikurangi. Dari 7000 tenaga kerja yang bekerja pada masa produksi, akan dikurangi menjadi 500 tenaga kerja ahli. Sehingga banyak dari mereka yang kurang memiliki keterampilan harus menerima kenyataan untuk tidak bekerja. Penempatan tenaga kerja lokal ini sesuai dengan karakteristik pendidikan formal responden yang menunjukan bahwa sebagian besar responden hanya berpendidikan SD sehingga lebih cenderung memiliki pengetahuan dan keterampilan yang rendah, sehingga tidak mengherankan jika perusahaan hanya menempatkan pekerja lokal pada pekerjaan dengan tingkat keterampilan rendah. Harapan masyarakat adalah semoga ada keterbukaan komunikasi oleh perusahaan BP LNG Tangguh mengenai informasi tenaga kerja terutama menyangkut nasib mereka karena terjadi pengurangan tenaga kerja pada saat perusahaan meninggalkan masa konstruksi dan memasuki masa produksi. Bagi mereka yang memiliki keterampilan rendah, diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan-pelatihan atau program pra magang beruba program peningkatan keterampilan atau peningkatan kapasitas pada mereka yang telah bekerja sebagai karyawan sehingga mereka juga bisa bekerja pada posisi-posisi kerja yang lebih baik dari apa yang mereka dapatkan sekarang. Untuk lebih mengetahui dan memperkuat terdapat atau tidak terdapatnya hubungan antara aktivitas komunikasi publik dalam bidang demand tenaga kerja dengan kepuasan publik, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank sperman, yang hasilnya pengujian ditampilkan pada tabel 23, menunjukkan bahwa terdapat korelasi rank spearman rs antara variabel aktivitas komunikasi publik perusahaan di bidang demand tenaga kerja dengan kepuasan publik adalah sebesar 0,331 dengan arah positif. Tingkat keeratan berdasarkan kategori JP Guilford dikutip Harun Al Rasyid, 2004, dikategorikan rendah tetapi sangat signifikan. Hubungan antara kedua variabel tersebut sangat signifikan karena nilai P sebesar 0,010 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,01. Artinya perubahan yang terjadi pada aktivitas komunikasi publik perusahaan di bidang demand tenaga kerja akan diikuti secara positif oleh kepuasan publik. Atau semakin tinggi aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja berhubungan dengan semakin tinggi kepuasan publik Demikian sebaliknya, semakin rendah aktivitas komunikasi di bidang demand tenaga kerja akan berhubungan dengan semakin rendah kepuasan publik. Hal ini disebabkan faktor komunikasi merupakan salah satu faktor penting yang memberikan kepuasan kepada masyarakat berkaitan dengan keterbukaan infomasi mengenai demand tenaga kerja, media yang digunakan dan model yang digunakan dalam proses aktivitas komunikasi. Dilla 2007 mengemukakan dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka sehingga dapat menimbulkan rasa percaya trust dari penerima pesan, bahwa komunikator dapat membawa pesan yang memberikan kepuasan kepada penerima pesan. Dengan komunikasi yang efektif maka perusahaan akan mendapat pengetahuan yang detail tentang harapan masyarakat, sehingga mempermudah meningkatkan kepuasan masyarakat dalam bidang demand tenaga kerja, demikian pula sebaliknya komunikasi yang tidak efektif akan menutup pengetahuan perusahaan tentang harapan masyarakat di bidang demand tenaga kerja sehinga mengakibatkan ketidak-puasan masyarakat terhadap perusahaan khususnya dalam mengkomunikasikan program di bidang demand tenaga kerja. Dengan demikian berdasarkan hasil uji statistik diatas, maka untuk meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat adat terhadap pelayanan perusahaan BP LNG Tangguh, maka perusahaan BP LNG Tangguh harus dapat mengefektifkan dan meningkatkan aktivitas komunikasi publik memalui program CSR dalam bidang demand tenaga kerja khususnya lebih transparan atau terbuka dalam mengkomunikasikan informasi di bidang tenaga kerja sehingga tidak terjadi miss komunikasi antara masyarakat dengan perusahan dan tidak terjadi rasa kurang percaya atau kecurigaan yang negatif perhadap perusahaan.

5.4.5. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui

Program CSR dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasarana dengan Kepuasan Publik Perusahaan Bidang pembangunan sarana prasarana merupakan salah satu bidang yang berpotensi menimbulkan rasa ketidak-puasan pada masyarakat adat di daerah penelitian. Kenyataan yang terjadi adalah timbulnya rasa ketidak-puasan masyarakat di daerah penelitian atau daerah sebelah utara teluk Bintuni pada perusahaan BP LNG Tangguh karena merasa didiskriminasi dengan pembangunan sarana prasarana yang lebih lengkap di daerah sebelah selatan teluk Bintuni, khususnya kampung Tanah Merah Baru. Kampung tanah merah baru ini merupakan kampung yang dipindahkan oleh perusahaan sebagai akibat adanya pembangunan kilang gas perusahan BP LNG Tangguh di kampung tanah merah lama. Namun pembangunan sarana prasarana yang begitu lengkap ini, disadari telah membuat kecemburuan sosial antara masyarakat adat pada daerah yang kampungnya terkena dampak langsung, khususnya wilayah sebelah utara teluk Bintuni. Karena itu, perusahaan telah melakukan pendekatan komunikasi dengan masyarakat di daerah utara teluk Bintuni untuk melaksanakan program CSR khususnya bidang pembangunan sarana prasarana. Dengan harapan pembangunan tersebut dapat menciptakan kepuasan masyarakat dan mengurangi kecemburuan sosial yang terjadi dengan masyarakat di sebelah selatan teluk Bintuni. Kepuasan publik sangat tergantung pada harapan publik. Oleh karena itu, strategi kepuasan publik haruslah didahului dengan pengetahuan yang detail dan akurat terhadap harapan publik. Dengan kata lain untuk mengetahui harapan publik diperlukan adanya komunikasi. Dengan komunikasi perusahaan dapat membangun fasilitas sarana prasarana masyarakat yang sesuai dengan harapan publik. Apabila pembangunan sarana prasarana telah sesuai dengan harapan, maka akan muncul kepuasan dalam masyarakat adat. Dengan demikian secara teoritis, komunikasi memiliki hubungan dengan kepuasan. Namun hal ini bisa berbeda pada setiap daerah penelitian. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan hasil penelitian tentang hubungan komunikasi publik dalam bidang pembangunan sarana prasarana dengan kepuasan publik terhadap perusahan BP LNG Tangguh pada Gambar 14. Gambar 14. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasarana dengan Kepuasan Publik Perusahaan