tersebut serta meyakinkan bahwa setiap anggota dalam kelompok tersebut mengetahui jawabannya. Guru memanggil nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dan menjelaskannya untuk seluruh kelas
Trianto, 2009:68.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT
Tipe Teams Games Tournament TGT dikembangkan oleh De Vries dan Slavin pada tahun 1978 di John Hopkins University. Slavin
menyatakan bahwa TGT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang
berbeda. Guru menyajikan materi dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada
dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk
memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaannya kepada guru. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih rileks di samping dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
Slavin 2005:143 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu:
a. Tahap Penyajian Kelas Class Presentation.
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi
prasyarat belajar. Guru memberikan penjelasan materi secara garis besar. Pada tahap penyajian kelas ini, peserta didik harus
benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik untuk
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game, karena skor game juga menentukan skor kelompok.
b. Tahap Belajar dalam Kelompok Teams
Kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 peserta didik yang anggotanya beragam. Dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin,
rasa atau etnis. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan optimal. Kelompok merupakan bagian yang utama dalam TGT. Jika ada
satu anggota yang tidak bisa mengerjakan soal atau memiliki pertanyaan yang terkait dengan soal tersebut, maka teman
sekelompoknya mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
soal atau pertanyaan tersebut. Jika dalam satu kelompok tersebut tidak ada yang bisa mengerjakan, maka peserta didik dapat
meminta bimbingan guru. Setelah belajar kelompok selesai, guru meminta kepada
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Dalam pembelajaran TGT guru bertugas sebagai
fasilitator berkeliling dalam kelompok jika ada kelompok yang mengalami kesulitan.
c. Permainan Games
Permainan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik yang diperoleh dari
penyajian kelas dan belajar dalam kelompok. Peserta didik yang benar dalam menjawab pertanyaan tersebut akan mendapatkan
skor. d.
Pertandingan Tournaments Turnamen dilakukan pada akhir pelajaran setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Sebelum turnamen
dilakukan, guru membagi peserta didik ke dalam meja-meja turnamen. Setelah masing-masing peserta didik berada dalam meja
turnamen berdasarkan unggulan masing-masing kemudian guru membagikan satu set perangkat soal turnamen. Satu set perangkat
turnamen terdiri dari soal turnamen, kartu soal, lembar jawaban, dan lembar skor turnamen.
e. Penghargaan Kelompok Team Recognition
Guru mengumumkan kelompok yang menang dan memberikan reward.
Tim mendapatkan julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45,
dan “Good Team” apabila rata-rata 30-40.
Gambar 2.1 Skema Pembagian Kelompok dalam TGT TEAM A
TEAM B TEAM C
Skor siswa dibandingkan dengan rerata skor yang mereka peroleh sebelumnya dan poin yang diperoleh siswa sesuai dengan seberapa
jauh siswa tersebut dapat melampaui prestasi yang telah dilalui sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa tabel sistem perhitungan
A1 A2 A3
A4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
B1 B2 B3 B4
Tinggi Sedang Sedang Rendah C1
C2 C3 C4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen
1 Meja
Turnamen 2
Meja Turnamen
3 Meja
Turnamen 4
skor peningkatan pada model pembelajaran Teams Games Tournament TGT :
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Peningkatan
Skor Kuis Poin
Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
10-1 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT, disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Kelebihan Kekurangan
1. Keterlibatan peserta didik dalam belajar
mengajar. 2.
Peserta didik menjadi bersemangat dalam belajar.
3. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik
bukan semata-mata dari guru, tapi juga melalui konstruksi oleh peserta didik itu
sendiri. 4.
Dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri sendiri, seperti kerja sama, toleransi, serta
bisa menerima pendapat orang lain. 5.
Hadiah dan penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi peserta
didik untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. 6.
Pembentukan kelompok-kelompok kecil dapat mempermudah guru untuk memonitor
peserta didik dalam belajar dan bekerjasama. 1.
Bagi para pengajar pemula, model ini
membutuhkan waktu yang banyak.
2. Membutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai
seperti persiapan soal turnamen.
3. Peserta didik
terbiasa belajar dengan adanya
hadiah.
Ani Setiani Donni Juni, 2015:257 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Sikap Belajar