Siklus II Hasil Penelitian

97 menulis nama gambar dam membentuk kata baru menjadi rantai huruf.

2. Siklus II

a. Deskripsi Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II lakukan oleh peneliti dan guru dengan mengacu pada hasil belajar yang didapat pada tindakan siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan tiga kali pertemuan dengan 2 kali proses perbaikan dan 1 kali pertemuan untuk tes pasca tindakan. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran yang Tindakan pada siklus II ini direncanakan dengan beberapa perbaikan dan perubahan dari pelaksanaan tindakan siklus I untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan yang belum tercapai pada tindakan siklus I. Dari perencanaan tindakan siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pada tindakan siklus II lebih berhasil dan efektif dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa. Perencanaan itu dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk tindakan siklus II. Fokus tindakan siklus II ini adalah pemahaman siswa terkait kosakata terutama untuk menuliskan kosakata, merangkai kosakata sesuai rantai huruf, serta menjodohkan kosakata dengan gambarnya. 98 b. Mengubah cara belajar yang lebih menyenangkan agar siswa tidak mudah bosan, merasa capek dan perhatiannya menjadi fokus. c. Mengajarkan kembali dan melatih siswa secara berulang - ulang dengan kosakata yang belum dikuasai dan baru dikenal agar siswa dapat mengingat dan memahami kosakata. d. Memberikan reward kepada siswa sebagai hadiah karena mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan mampu mengerjakan latihan dengan hasil yang baik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi, keaktifan siswa dan perhatian siswa dalam belajar. Perbedaan perencanaan siklus I dan II terletak pada strategi memberikan reward, membuat pengajaran lebih menyenangkan, dan pengajaran secara berulang – ulang. Hal ini diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, perhatian saat belajar dan persaingan antar siswa untuk mendapatkan nilai terbaik yang akhirnya akan mengarah pada peningkatan penguasaan kosakata siswa.

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini juga terdapat pembagian kerja antara guru dan peneliti, sehingga kegiatan dilakukan secara kolaboratif. Pelaksanaan ini didasarkan atas perencanaan yang dibuat peneliti dengan melakukan perbaikan dari perencanaan 99 siklus I. Guru melakukan tindakan pembelajaran dan peneliti melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Tindakan siklus II ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk melakukan tes pasca tindakan siklus II. Penjelasan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran tiap pertemuan sebagai berikut: 1 Pertemuan pertama Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2014. Materi yang diajarkan kembali pada siswa yaitu nama hewan yang terdiri dari macan, tikus, ular, ulat, itik, burung, kelinci, rusa, semut, kucing, burung, buaya, dan kerbau; alat rumah tangga yang terdiri dari mangkok, sumpit, garpu, kipas angin, tempat tidur, setrika, kaca, almari, kulkas, panci, asbak, cangkir, dan pisau; nama buah yang terdiri dari anggur, alpukat, melon, nangka, sirsak, stroberi, kelapa, timun, pepaya, duku, mangga, pisang dan salak. Berikut penjelasan langkah kegiatan pembelajaran: a Kegiatan Awal Kegiatan awal ini diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan apersepsi dengan maksud untuk membuat siswa agar mengingat recall kembali pengetahuannya dan aktif dalam pembelajaran. Siswa menyebutkan kata dari gambar 100 yang ditunjukkan guru tentang benda sekitar seperi ayam, sapi, ikan, semut, nyamuk, sendok, gelas, piring, radio, meja, nanas, semangka, lemon, apel, dan rambutan. b Kegiatan Inti 1 Guru menggunakan media pelengkap yaitu kartu gambar dan kartu kata untuk mengenalkan kembali kosakata yang belum dikuasai siswa seperti: macan, tikus, ular, ulat, itik, burung, kelinci, rusa, semut, kucing, burung, buaya, kerbau; mangkok, sumpit, garpu, kipas angin, tempat tidur, setrika, kaca, almari, kulkas, panci, asbak, cangkir, pisau; anggur, alpukat, melon, nangka, sirsak, stroberi, kelapa, timun, pepaya, duku, mangga, pisang dan salak. 2 Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Guru meminta siswa memperhatikan gambar yang telah ditempel di kertas karton. Gambar yang ditempelkan berdasarkan jenis benda dan sesuai rantai huruf yaitu: hewan : sapi, ikan, nyamuk, kucing, gajah, harimau, ulat, tikus alat rumah tangga : piring, gelas, sendok, kaca, asbak, kursi buah : melon, nanas, semangka, apel, lemon, nangka, alpukat, timun 101 3 Siswa diarahkan untuk mencari kartu huruf hingga membentuk kata sesuai gambar. Kemudian siswa mencari dan menempelkan kartu kata yang sesuai dengan gambar yang ada. Dalam menempelkan kata, urutan siswa ditentukan dengan mengambil nomor undian seperti pada pertemuan sebelumnya. 4 Untuk melatih daya ingat, siswa diminta untuk menyebutkan nama dari gambar yang ditunjukkan guru yaitu macan, kerbau, gajah, ular, rusa, sendok, garpu, mangkok, gelas, cangkir, anggur, melon, salak, pisang, timun. 5 Siswa mengerjakan latihan untuk mencocokkan dan menyebutkan nama gambar. Guru membimbing siswa untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang salah. c Kegiatan Akhir Guru bersama siswa melakukan refleksi, menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan, memberikan reward hadiah kepada siswa yang mampu mengikuti pembelajaran dan mengerjakan latihan dengan baik, serta meminta siswa untuk mempelajari kembali di rumah kosakata yang sudah dikenalkan. 102 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 4 September 2014. Kegiatan pembelajaran difokuskan pada kemampuan siswa dalam menggunakan media rantai huruf untuk menguasai kosakata. Berikut ini langkah kegiatan pembelajaran pertemuan kedua: a Pertemuan Awal Pada tahap ini dilakukan apersepsi dengan maksud untuk membuat siswa agar mengingat recall kembali pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. b Pertemuan Inti 1 Guru meminta siswa mengambil nomor undian untuk menentukan urutan pemain. 2 Siswa pertama menentukan, menuliskan, dan memilih gambar sesuai kata yang telah ditetapkan guru seperti kata hewan: sapi, kata alat rumah tangga: piring, kata buah: alpukat dan menempelkan gambar sapi, piring, alpukat di masing-masing kertas yang telah disiapkan guru. 3 Siswa selanjutnya menentukan kata sesuai huruf terakhir pada kata sebelumnya, menuliskan kata, memilih dan menempelkan gambar sesuai kata yang dibentuk. Kata yang dibentuk yaitu kata hewan: itik – 103 kerbau – ular – rusa – ayam – macan – nyamuk – kelinci – ikan, kata alat rumah tangga: gelas – sumpit – tempat tidur – radio, kata buah: timun – nanas – semangka – apel – lemon – nangka – anggur – rambutan. 4 Siswa menyebutkan nama dari gambar yang ditunjukkan guru seperti macan, burung, kucing, kelinci, ulat, garpu, cangkir, almari, meja, kipas angin, nangka, anggur, rambutan, nanas, semangka. Ini dimaksudkan untuk melatih daya ingat siswa. 5 Siswa mengerjakan latihan untuk menuliskan nama gambar, menjodohkan, dan membentuk kata baru sesuai rantai huruf, mengucapkan nama gambar dan guru membimbing siswa untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang salah. c Pertemuan Akhir Guru memberikan reward atas pekerjaan siswa dan membantu siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dan meminta siswa mempelajari kosakata serta berlatih merangkai dengan rantai huruf yang telah diajarkan. 104

3 Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 9 September 2014. Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan tes pasca tindakan siklus II. Tes yang diberikan sama seperti tes kemampuan awal dan tes pasca tindakan siklus I, dengan maksud membandingkan untuk mengetahui peningkatan yang dialami siswa dalam menguasai kosakata khususnya kosakata benda.

c. Deskripsi Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II

Deskripsi data ini diperoleh dari mengamati partisipasi siswa selama pembelajaran kosakata menggunakan media rantai huruf. Hal ini untuk mengetahui tingkat keaktifan, partisipasi dan ketertarikan siswa dengan media rantai huruf. Berikut penjelasan partisipasi masing-masing siswa di tiap pertemuan: 1 Subjek NP Pada pertemuan pertama partisipasi dan semangat siswa sangat tinggi. Siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari sikap siswa yang sangat antusias mengikuti semua langkah dan arahan guru serta menyelesaikan pembelajaran dengan rantai huruf. Siswa secara bergantian dengan siswa lain menempelkan kata sesuai gambar yang sudah dibentuk sesuai rantai huruf serta menyebutkan 105 nama gambar seperti macan, gajah, ular, rusa, sendok, gelas, melon, salak dan pisang. Pada pertemuan kedua, semangat dan partisispasi siswa juga masih tinggi. Siswa sudah lebih memahami cara menggunakan media rantai huruf dalam pembelajaran dan banyak kosakata yang sudah dikuasai siswa, sehingga siswa dapat lebih aktif mengikuti semua langkah pembelajaran dan membentuk kata baru dengan baik. Selain itu siswa juga sudah tidak mogok belajar lagi karena guru sudah menjanjikan hadiah bagi siswa yang aktif mengikuti pembelajaran dan bersikap dengan baik. 2 Subjek MUN Selama siklus II baik pertemuan pertama maupun pertemuan siswa kedua tampak sangat bersemangat. Siswa sangat memperhatikan ketika guru menjelaskan langkah pembelajaran dan mengikutinya dengan baik. Siswa sudah memahami cara menggunakan media rantai huruf dan sudah menguasai beberapa kosakata dari yang diajarkan. Pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua membuat siswa merasa lebih tertantang untuk berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga siswa sangat berusaha untuk dapat membentuk kata baru dari huruf terakhir pada kata yang dibentuk siswa lainnya. Perhatian siswa yang masih teralih dan 106 kurang fokus pada siklus pertama sudah berkurang di siklus II siswa sudah lebih memperhatikan dan fokus dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada awal pembelajaran guru memberikan tantangan, jika siswa dapat mengikuti pembelajaran dan membentuk kata lebih banyak maka guru akan memberikan hadiah sebagai reward. 3 Subjek WS Pada pertemuan pertama dan kedua di siklus II ini, siswa sudah lebih memahami cara belajar menggunakan media rantai huruf. Partisipasi saat proses pembelajaran ini juga sudah ditunjukkan oleh siswa, walaupun dalam hal memperhatikan penjelasan guru tentang langkah pembelajaran siswa harus diingatkan untuk memperhatikan. Siswa sangat bersemangat ketika pembelajaran, terbukti siswa mengikuti semua langkah pembelajaran dengan baik, meskipun kadang membutuhkan bantuan guru. Siswa juga sudah lebih mampu untuk menentukan kata – kata benda, membentuk menjadi rantai huruf dan menjodohkan kata dengan gambarnya, namun tidak sebaik kedua siswa lain yang sudah tidak membutuhkan bantuan guru dan waktu yang lebih banyak. Sama seperti MUN, siswa WS yang semula pada siklus I perhatiannya sering teralih, capek, tidak fokus dan motivasi belajar yang rendah, pada siklus II keadaan itu sudah berkurang. Hal ini 107 dikarenakan pada awal pembelajaran guru memberikan tantangan, jika siswa dapat mengikuti pembelajaran dan mampu membentuk kata lebih banyak maka guru akan memberikan hadiah sebagai reward. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua di siklus II ini dilakukan dalam bentuk permainan. Perhatian subjek NP, subjek MUN dan subjek WS lebih fokus, tidak sering teralihkan dan sudah tidak ada siswa yang mogok belajar lagi seperti pada tindakan siklus I. Dalam pembelajaran yang dilakukan dengan permainan, siswa mampu menentukan kosakata benda secara bergantian, menentukan gambar dan menempelkan di kertas yang telah disiapkan. Dalam mengerjakan latihan pada pertemuan pertama dan kedua siklus II ini, subjek NP dan MUN mengerjakan secara mandiri dan sebagian besar soal dijawab dengan benar. Berbeda dengan subjek WS, dalam mengerjakan latihan subjek WS membutuhkan bimbingan dan tambahan waktu lebih lama dari siswa lainnya. Meskipun demikian, hasil yang dicapai semua subjek mengalami peningkatan.

d. Deskripsi Data Tindakan Siklus II

Setelah dilakukan evaluasi berupa tes pasca tindakan siklus II diketahui bahwa kemampuan penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas 2 mengalami peningkatan. Hasil ini didapatkan dari 108 membandingkan hasil tes kemampuan awal, tes pasca tindakan siklus II dan tes pasca tindakan siklus II. Peningkatan ini telah diperolehkan semua siswa di kelas 2 dan telah melebihi kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan sebesar 65. Peningkatan kemampuan penguasaan kosakata siswa tunarungu Kelas 2 pada siklus II dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 7. Data Hasil Tes Penguasaan Kosakata Anak Tunarungu Kelas 2 Pasca Tindakan Siklus II No Subjek Awal Kriteria Siklus I Kriteria Siklus II Kriteria Peningkatan 1 NP 65,22 Baik 78,26 Baik 91,30 Sangat Baik 26,08 2 MUN 47,83 Cukup 65,22 Baik 86,95 Sangat Baik 39,12 3 WS 20,29 Sangat Kurang 34,78 Kurang 69,57 Baik 45,28 Tabel 6 di atas menunjukkan peningkatan penguasaan kosakata semua siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Peningkatan terlihat dengan membandingkan nilai kemampuan awal siswa sebelum diberikan tindakan dan nilai pasca tindakan baik siklus I maupun siklus II. Subjek NP mengalami peningkatan dari kemampuan awal 65,22 meningkat pada pasca tindakan siklus I 78,26 dan meningkat kembali menjadi 91,30 pada pasca tindakan siklus II. Peningkatan nilai yang diperoleh subjek MUN dari kemampuan awal 47,83 menjadi 65, 22 pada pasca tindakan siklus I dan meningkat menjadi 86,95 pada pasca tindakan siklus II. Subjek WS juga mengalami peningkatan nilai dari kemampuan 109 awal 20,29 menjadi 34,78 pada pasca tindakan siklus I dan pada pasca tindakan siklus II meningkat kembali menjadi 69,57. Berikut ini grafik perubahan dan peningkatan kemampuan penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas 2 sebelum dan sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan media rantai huruf. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 NP MUN WS Pre test post test I post test II Gambar 5. Grafik Histogram Hasil Tes Penguasaan Kosakata Anak Tunarungu Kelas 2 Pasca Tindakan Post-Test Siklus II Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas 2 dari kemampuan awal, tes pasca tindakan siklus I dan tes pasca tindakan siklus II. Peningkatan penguasaan kosakata dicapai oleh semua siswa dan telah memenuhi standar ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan sebesar 65.

e. Hasil Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi siklus II yang telah dilakukan diketahui penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas 2 mengalami 110 peningkatan dari kemampuan awal dan tes pasca tindakan siklus I. Peningkatan ini diketahui dari hasil tes yang menunjukkan perubahan hasil belajar yang ditunjukkan dari nilai tes kemampuan penguasaan kosakata pada tiap akhir siklus dan dari hasil observasi yang menunjukkan perubahan perilaku siswa yang dapat dilihat dari keaktifan dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu juga diketahui bahwa rencana tindakan siklus II sudah berhasil dalam meningkatkan penguasaan kosakata dan mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I serta meminimalisir hambatan yang dialami guru dan siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai sudah optimal. Salah satu cara yang dilakukan untuk pembelajaran yang lebih menarik dengan media rantai huruf yaitu dengan memberikan reward kepada siswa yang mampu mengikuti langkah dan pembelajaran yang baik. Hal ini dilakukan sebagai hadiah timbal balik atas perilaku dan kemampuan yang ditunjukkan siswa selama pembelajaran. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, ada beberapa hal positif yang muncul selama pembelajaran penguasaan kosakata, diantaraya yaitu: a. Minat dan motivasi belajar siswa meningkat karena pembelajaran yang diterapkan belum pernah dilakukan sebelumnya. 111 b. Siswa lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran penguasaan kosakata karena media yang dilakukan menerapkan sistem permainan yang sangat menarik. c. Siswa tertarik belajar kosakata baru dengan menggunakan media rantai huruf karena disajikan dengan gambar dan tulisan yang jelas, mudah dimengerti, menarik serta dalam bentuk permainan. Hasil evaluasi dan refleksi dari siklus II dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar penguasaan kosakata siswa tunarungu kelas 2 pasca tindakan siklus II sudah berhasil dan mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian, maka tindakan perbaikan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata dengan menggunakan media rantai huruf yang dilakukan guru dan peneliti sudah dapat dihentikan.

E. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 1 (SATU) MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

6 17 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI METODE MULTISENSORI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

10 39 281

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 4 GODEAN.

0 1 229

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PORTABLE ARTICULATION MIRROR (PAM) TERHADAP KEMAMPUAN BICARA HURUF BILABIAL ANAK TUNARUNGU DI KELAS 1-A SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 2 180

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI MEDIA SPELLING PUZZLE PADA ANAK TUNARUNGU KELAS TAMAN 2 DI SLB KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

2 12 220

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 3 SDLB WIYATA DHARMA I TEMPEL YOGYAKARTA.

0 0 216

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN STRUKTUR KALIMAT MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS VI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 216

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

12 80 276