24
2. Standar
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dicapai, tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan dapat tercapai.
3. Umpan balik
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, dan pencapaian tujuan.
4. Alatsarana
Alatsarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses.
5. Kompetensi
Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan
pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. 6.
Motif Motif merupakan alasan pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu berupa dana, fasilitas, tenaga, dan sebagainya. 7.
Peluang Peluang merupakan kesempatan untuk menyelesaikan suatu kerja.
34
Untuk bisa memimpin dengan baik seorang pemimpin harus mencintai orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam sebuah Hadist Nabi SAW
dinyatakan bahwa “Man la yarham la yurham” Al-Hadist, yakni siapa saja yang tidak mencintai tidak mengasihi orang lain maka ia tidak akan
dicintai di kasih sayangi oleh orang lain. Seorang pemimpin untuk dapat memimpin dengan baik adalah dengan memiliki sifat kasih sayang atau
mencintai terhadap yang dipimpinnya. Dengan dimilikinya sifat ini maka pemimpin akan menjadikan SDM sebagai aset utama yang paling penting
dan tidak tertandingi oleh asset apapun.
35
34
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 h, 76-80
35
Muhaimin,dkk. Manajemen
Pedidikan Aplikasinya
Dalam Menyusun
Rencana Pengembangan Sekolah Atau Madrasah, Jakarta: Kencana, 2010, h. 33
25
Dari beberapa konsep diatas dapat dihami bahwa kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan sekolah harus mempunyai visi, misi,
serta komitmen yang jelas. Kepala sekolah juga membangun tim kerja yang kompak, karena setiap lembaga pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik
tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, begitupun dalam pengembangan tenaga kependidikan. Kepala sekolah juga membangun komitmen kepada
para tanaga kependidikannya, staf atas profesi mereka. Disamping itu kepala sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalm
mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepemimpinan yang baik merupakan
salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan,
serta mempunyai kemampuan manajemen yang memadai agar mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah.
c. Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sumber Daya Guru
Kaitannya kinerja kepala sekolah dapat dilihat mealui peran dan fungsinya,
kepala sekolah
sebagai penanggung
jawab dalam
menyelenggarakan pendidikan yang mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
1 Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Fungsi kepemimpinan di madrasahsekolah menunjuk kepada aktifitas atau tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan
upaya mengerahkan warga sekolah dengan penuh kesadaran mau berbuat sesuatu atau mau melaksanakan tugasnya untuk mensukseskan
program pendidikan di sekolahmadrasah. Adapun beberapa fungsi kepala sekolah adalah:
a Mengerahkan segala sumber yang ada di madrasahsekolah
b Mengerakan tindakan segenap pihak ke arah tujuan pendidikan di
sekolahmadrasah c
Membimbing dan membina warga madrasah baik dalam bentuk pemberian pelatihan maupun kesempatan untuk berkembang
26
d Memberikan dorongan agar warga madrasah mau dan mampu
melaksanakan tugsnya dengan baik. e
Memberikan bantuan, baik dalam bentuk keterampilan, idesaran, dana maupun sarana pada segenap warga madrasah
f Memberikan penghargaandalam bentuk moril maupun materilyang
layak serta sesuai dengan kemampuan madrasah, dll.
36
Menurut Koontz yang dikutip Wahjosumidjo bahwa kepala sekolah sebagai seorag pemimpin harus mampu:
a Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat
dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
b Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para
siswa serta memberikan dorongan memacu dan bediri didepan memeberikan kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam
mencapai tujuan.
37
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tugas kepala sekolah dalam memimpin harus mampu memberikan petunjuk dan mengawasi
serta meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Ini ditunjukan dengan kemampuan tegas mengambil keputusan dan komunikasi yang
baik dapat mempengaruhi dan meyakinkan bawahannya agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai
tujuan dan sasaran diinginkan. 2
Kepala Sekolah sebagai Manajer Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai kepala
sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kepedidikan melalui kerja sama atau
kooperatif, memeberi kesempetan kepada para tenaga kependidikan untuk menigkatkan profesinya dan medorog keterlibatan seluruh tenaga
36
Imran Siregar, dkk. Kepemimpinan Madrasah Mandiri. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2005, cet ke-4, h. 14
37
Wahdjosumijo, Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Tinjauan Teoritik
dan Permasalahannya,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h.105
27
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
38
Abraham Zaleznik dalam tulisan Robins, menjelaskan bahwa pemimpin dan manajer itu sangat berbeda. Pemimpin dan manajer
berbeda dalam motivasi, cara berpikir, dan cara bertindak. Manajer cenderung mengambil sikap impersonal sedangkan pemimpin
mengambil sikap pribadi dan aktif terhadap tujuan.
39
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kepala harus mampu memberdayakan tenaga pendidiknya salah satunya yaitu dengan
cara menugaskan guru maupun karyawan untuk mengikuti seminar pendidikan sehingga dapat mengasah danmeningkatkan kinerjanya
sehingga mutu kualitas pendidikan dapat terus ditingkatkan. 3
Kepala Sekolah sebagai Pendidik Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada nasehat kepada
warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik
seperti team teaching, moving class dan mengadakan program akselerasi acceleration bagi peserta didik yang cerdas diatas normal.
40
Adapun menurut Wahjosumidjo bahwa sebagai pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan, dan meningkatkan
paling tidak empat macam nilai yaitu: a
Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia;
b Moral, hal-hal yang berkaitan degan ajaran baik buruk mengenai
perbuatan, sikap dan kewajibanmoral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan;
38
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011, cet ke-11, h 103
39
Dr. Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007, Cet. ke 1, h 75
40
Mulyasa, op.cit., h. 98-99
28
c Fisik, hal-hal yag berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,
kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriyah; d
Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
41
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah harus memiliki
strategi untuk
meningkatkan profesionlisme
tenaga kependidikan dan juga harus mampu menanamkan, memajukan, dan
meningkatkan paling tidak empat macam nilai yaitu mental, moral, fisik, serta dapat menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga
tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai seorang pemimpin dan mengatur penyelenggaraan pendidikan sekolah dapat dilakukan
secara maksimal. 4
Kepala Sekolah sebagai supervisor Kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan pengedalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan untuk
mencegah agar para tenaga tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
42
Adapun dalam buku Dr. Kartini Kartono diterangkan bahwa pemimpin memiliki fungsi supervisor, supervisi perlu dilaksanakan
agar para pengikut dapat bekerjasama dengan baik ke arah pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan umun organisasi. Pengawasan dilakukan
untuk mengukur hasil pekerjaan dan menghindari penyimpangan- penyimpangan; jika perlu segera melakukan tindakan-tindakan korektif
terhadap peyimpangan-penyimpangan tersebut.
43
41
Wahdjosumijo, Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Tinjauan Teoritik
dan Permasalahannya,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 124
42
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011, cet ke-11,h. 111
43
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal itu?, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, h. 153