Risiko Pasar Risiko Pasar lanjutan
www.smrutama.com
Annual Report 2015 PT. SMR Utama Tbk
139
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014
Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain
PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS For The Years Ended
December 31, 2015 And 2014 Expressed in United States Dollar, unless
otherwise stated 34. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN
lanjutan 34.
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK continued
a. Risiko Kredit a.
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal
memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.
Credit risk is the risk when one party to a financial instrument will fail to discharge an
obligation and cause the other party to incur a financial loss.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada
pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok
Usaha berusaha untuk memastikan pendapatan jasa dilakukan dengan menyeleksi pelanggan-
pelanggan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat serta reputasi yang baik. Sebagai tambahan,
saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang
tidak tertagih lihat Catatan 7 dan 8. Credit risk faced by the Group arising from the
credit granted to its customers is currently very limited. Nevertheless, to mitigate this
risk, the Group tries to ensure that service revenues are made selecting customers with
strong financial condition and good reputation. Moreover, receivable balances are monitored
on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts see Notes 7 and 8.
Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank
dalam bentuk rekening lancar dan kas yang dibatasi penggunaanya. Untuk mengatasi risiko
ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang
mempunyai reputasi yang baik lihat Catatan 5 dan 12.
The Group is also exposed to credit risk arising from the funds placed by the Group in
banks in the form of current account and restricted cash. To mitigate this risk, the
Group has a policy to place its funds only in banks that have good reputation see Note 5
and 12.
Kas dan bank dan piutang usaha telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan.
Perusahaan telah menempatkan kas dalam lembaga keuangan yang teratur dan terkemuka.
Piutang usaha Perusahaan terkonsentrasi ke satu pelanggan, yaitu PT Berau Coal.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang signifikan terkait dengan
konsentrasi pelanggan ini karena PT Berau Coal dianggap sebagai pihak yang layak kredit dengan
eksposur minimal atas kerugian penurunan nilai. Cash on hand and in banks and trade
receivables are neither past due nor impaired. The Company has placed its cash with
financial institutions which are regulated and reputable. The Company’s trade receivables
and are concentrated to one customer, which is PT Berau Coal. The management believes
that there is no significant credit risk with regard to this customer concentration
because PT Berau Coal is considered as a credit worthy party with minimal exposure of
impairment loss.
Risiko kredit dari aset keuangan lainnya dianggap tidak signifikan.
Credit risk from other financial assets is not considered significant.
b. Risiko Pasar b.
Market Risk
Risiko Mata Uang Foreign Currency Risk
Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu
terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung
nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan akan mempertimbangkan
lindung nilai risiko mata uang asing yang signifikan harus diperlukan.
The Group transacts business in some foreign currencies and therefore is exposed to foreign
exchange risk. The Group does not have a foreign currency hedging policy. However
management monitors foreign exchange exposure and will consider hedging significant
foreign exchange risk should the need arises.
PT. SMR Utama Tbk Annual Report 2015
www.smrutama.com
140
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014
Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain
PT SMR UTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS For The Years Ended
December 31, 2015 And 2014 Expressed in United States Dollar, unless
otherwise stated 34. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN
lanjutan 34.
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK continued
b. Risiko Pasar lanjutan b.
Market Risk continued
Risiko Mata Uang lanjutan Foreign Currency Risk continued
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata
uang berdasarkan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak, jika mata uang
fungsional adalah Dolar Amerika Serikat, maka mata uang tersebut akan menguatmelemah
terhadap mata uang asing, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba
setelah beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in
currency exchange rate based on the functional currency of the Company and its
subsidiaries, if the functional currency is the United States Dollar, then the currency will
strengthenweaken against foreign currencies, assuming other variables constant, the impact
on profit after income tax expense is as follows:
Dampak terhadap laba
setelah beban
Tingkat pajak penghasilan
Sentisitivitas Effect on income
Sensitivy after income
Rate tax expense
31 Desember 2015 December 31, 2015
Rupiah 4
556.198 Rupiah
Euro 3
47 Euro
31 Desember 2014 December 31, 2014
Rupiah 2
94.301 Rupiah
Euro 3
32 Euro
Menurut pendapat manajemen, analisis sensitivitas adalah menunjukkan pengungkapan
risiko mata uang asing yang timbul pada akhir tahun namun tidak mencerminkan pengungkapan
selama tahun berjalan. In managements opinion, the sensitivity
analysis is unrepresentative of the inherent foreign exchange risk as the year-end
exposure does not reflect the exposure during the year.
c. Risiko Likuiditas c. Liquidity Risk