23 Thomas  M.  Risk dalam Ahmad  Rohani, 2004: 11, memberikan
pengertian  motivasi  sebagai  berikut: we  may  definen  motivation,  in  a pedagogical  sense,  as  the  concious  effort  on  the  part  of  the  teacher  to
estabilish  in  students  motives  leading  to  sustained  activity  toward  the learning  goals
motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan  motif-motif  pada  diri  peserta  didik  pelajar  yang  menunjang
kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar. S. Nasution dalam Ahmad Rohani, 2004: 11, mengemukakan bahwa
“to motivate a child to arrange condition so that the wants to do what he is capable  doing”
motivasi  anak  peserta  didik  adalah  menciptakan  kondisi sedemikian rupa  sehingga  anak  itu  mau  melakukan  apa  yang  dapat
dilakukannya. Dari ketiga pengertian  di  atas dapat  disimpulkan  bahwa, motivasi
merupakan  usaha  yang  disadari  oleh  pendidik  untuk  menimbulkan  motif- motif  pada  diri  peserta  didik,  sehingga  peserta  didik  mau  melakukan  apa
yang  dapat  dilakukannya yang  menunjang  kegiatan  ke  arah  tujuan-tujuan belajar.
2. Fungsi Motivasi
Menurut Oemar Hamalik 2008: 161, fungsi motivasi antara lain: a. Mendorong  timbulnya  kelakuan  atau  suatu  perubahan.  Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi  berfungsi  sebagai  pengarah.  Artinya,  mengarahkan
perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi  berfungsi  sebagai  penggerak. Besar  kecilnya  motivasi
seseorang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
24 Sedangkan menurut Ahmad Rohani 2004: 11, fungsi motivasi adalah
sebagai berikut: a. Memberi  semangat  dan  mengaktifkan  peserta  didik  supaya  tetap
berminat dan siaga. b. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. c. Membantu  memenuhi  kebutuhan  akan  hasil  jangka  pendek  dan
hasil jangka panjang. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi motivasi
yaitu untuk mengarahkan, menggerakkan mengaktifkan, dan memusatkan perhatian peserta didik pada suatu perbuatan atau tugas-tugas tertentu, yang
nantinya akan menentukan cepat atau lambatnya pencapaian tujuan belajar.
3. Prinsip-Prinsip Motivasi
Kenneth  H.  Hover dalam Oemar Hamalik, 2008: 163-166, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:
a. Lebih efektif daripada hukuman. b. Semua  murid  mempunyai  kebutuhan-kebutuhan  psikologis  yang
bersifat dasar tertentu yang harus mendapat kepuasan. c. Motivasi  yang  berasal  dari  dalam  individu  lebih  efektif  daripada
motivasi yang dipaksakan dari luar. d. Terhadap  jawaban  perbuatan  yang  serasi  sesuai  dengan
keinginan perlu dilakukan usaha pemantauan reinforcement. e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.
f. Pemahaman  yang  jelas  terhadap  tujuan-tujuan  akan  merangsang motivasi.
g. Tugas-tugas  yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat  yang  lebih  besar  untuk  mengerjakannya  daripada  apabila
tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. h. Pujian-pujian  yang  datangnya  dari  luar external  reward kadang-
kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
i. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid.
j. Manfaat  minat  yang  telah  dimiliki  oleh  murid  adalah  bersifat ekonomis.