Batasan Kaum Lansia DINAMIKA KEHIDUPAN KAUM LANSIA

17 Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat dari gejala kemunduran fisik antara lain Siti Partini Suardiman 2011: 39: a. Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap; b. Rambut mulai beruban dan menjadi putih; c. Gigi mulai tanggal; d. Pengelihatan dan pendengaran mulai berkurang; e. Mudah lelah; f. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah; g. Keterampilan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di bagian perut dan pinggul. Kemunduran atau penurunan fungsi biologis pada kaum lansia ini dapat terlihat pada adanya gejala sebagai berikut: a. Menopouse adalah perubahan hidup pada perempuan yang ditandai oleh berakhirnya periode menstruasi bulanan secara rutin. b. Andropouse adalah tahap penurunan tetosteron secara berangsur-angsur pada usia lanjut laki-laki. c. Climacteric adalah satu titik pada usia pertengahan, di saat laki-laki mengalami perubahan kesehatan, kekuatan fisik, dan penampilan secara berarti. d. Biological aging adalah perubahan fisik yang menyertai peningkatan usia pada usia lanjut. 18

2. Perubahan Sosio-emosional

Emosi memiliki peran penting dalam kehidupan usia lanjut. Kata emosi berasal dari Bahasa Latin, yaitu motere yang berarti “bergerak” dan emosi mengandung arti menggerakkan kita Siti Partini Suardiman, 2011: 97. Kaum lansia yang mengalami penurunan fisik, seperti hilangnya memori, daya tahan tubuh, maupun fleksibilitas psikologis, juga turut berpengaruh pada emosi mereka. Emosi ini merupakan kondisi yang menggerakkan dan mewarnai seseorang. Misalnya, pengalaman penting yang mewarnai emosi seseorang, seperti pengalaman kegembiraan karena menikah, rasa sedih saat menghadiri pemakaman, atau perasaan marah ketika hak miliknya diganggu. Erik Erikson dalam Siti Partini Suardiman 2011: 99 menyatakan bahwa usia lanjut berada pada tahap atau fase integritas diri versus hilangnya harapan. Integritas diri merupakan suatu pencapaian yang didasarkan pada refleksi tentang hidupnya. Dalam hal ini usia lanjut perlu melakukan evaluasi diri untuk menerima hidupnya seperti halnya menerima kenyataan bahwa dirinya sudah dekat dengan kematian. Orang yang berhasil pada tahapan final ini integritas diri, akan memperoleh arti hidup dalam makna sosial yang lebih luas, pada masa lalu, kini, dan yang akan datang. Kebajikan yang telah berkembang pada tahap ini adalah kearifan wisdom. Kearifan berarti penerimaan akan ketidaksempurnaan pada dirinya, pada orangtua, dan dalam hidupnya. Erikson merasa yakin bahwa kaum lansia tetap harus menjaga keterlibatan di dalam masyarakat meskipun fungsi tubuh melemah.