Ciri-ciri Kaum Lansia Bahagia dan Kurang Bahagia

18

2. Perubahan Sosio-emosional

Emosi memiliki peran penting dalam kehidupan usia lanjut. Kata emosi berasal dari Bahasa Latin, yaitu motere yang berarti “bergerak” dan emosi mengandung arti menggerakkan kita Siti Partini Suardiman, 2011: 97. Kaum lansia yang mengalami penurunan fisik, seperti hilangnya memori, daya tahan tubuh, maupun fleksibilitas psikologis, juga turut berpengaruh pada emosi mereka. Emosi ini merupakan kondisi yang menggerakkan dan mewarnai seseorang. Misalnya, pengalaman penting yang mewarnai emosi seseorang, seperti pengalaman kegembiraan karena menikah, rasa sedih saat menghadiri pemakaman, atau perasaan marah ketika hak miliknya diganggu. Erik Erikson dalam Siti Partini Suardiman 2011: 99 menyatakan bahwa usia lanjut berada pada tahap atau fase integritas diri versus hilangnya harapan. Integritas diri merupakan suatu pencapaian yang didasarkan pada refleksi tentang hidupnya. Dalam hal ini usia lanjut perlu melakukan evaluasi diri untuk menerima hidupnya seperti halnya menerima kenyataan bahwa dirinya sudah dekat dengan kematian. Orang yang berhasil pada tahapan final ini integritas diri, akan memperoleh arti hidup dalam makna sosial yang lebih luas, pada masa lalu, kini, dan yang akan datang. Kebajikan yang telah berkembang pada tahap ini adalah kearifan wisdom. Kearifan berarti penerimaan akan ketidaksempurnaan pada dirinya, pada orangtua, dan dalam hidupnya. Erikson merasa yakin bahwa kaum lansia tetap harus menjaga keterlibatan di dalam masyarakat meskipun fungsi tubuh melemah. 19

3. Kesepian

loneliness Meningkatnya usia lanjut, terutama di Indonesia harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak, agar kaum lansia tetap dapat mandiri dan berguna. Menuanya usia membuat banyak kaum lansia mengalami kemunduran dan penurunan, terutama fungsi biologis dan psikis. Kemunduran atau penurunan fungsi biologis dan psikis ini mempengaruhi mobilitas dan kontak sosial mereka. Keadaan ini jika dibiarkan terus berlangsung secara terus-menerus akan membuat kaum lansia mengalami kesepian atau loneliness. Kesepian adalah perasaan terasing, tersisihkan, terpencil dari orang lain. Kesepian umumnya akan muncul apabila seseorang merasa 1 tersisih dari kelompoknya; 2 tidak diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya; 3 terisolasi dari lingkungan; 4 tidak ada seseorang sebagai tempat berbagi rasa dan pengalaman; dan 5 seseorang harus sendiri tanpa ada pilihan Siti Partini Suardiman, 2011: 117. Sedangkan menurut Nouwen dan Gaffney 1989: 31, kesepian adalah pengalaman yang melumpuhkan karena semakin sempitnya lingkaran sahabat disertai kesadaran bahwa dalam tahun-tahun kehidupannya yang masih tinggal, lingkaran itu tidak mungkin bertambah besar lagi. Oleh karena itu, sebenarnya kesepian merupakan gejala umum yang dialami oleh semua usia. Namun pada kaum lansia, kesepian umumnya lebih disebabkan karena berkurangnya kontak dan peran sosial yang mereka alami, baik dengan anggota keluarga, masyarakat maupun teman kerja. Hal ini menunjukkan suatu kondisi putusnya sejarah hidup seseorang, terpotongnya ikatan-ikatan kekeluargaan, suatu penelanjangan sosial. Dalam kesepian ini 20 pengalaman kesendirian menusuk masuk dalam kehidupan seseorang Nouwen dan Gaffney, 1989: 32. Kesepian yang dialami kaum lansia ini juga dipengaruhi oleh tatanan masyarakat modern yang semakin individualistik, sehingga membuat kaum lansia kurang mendapat perhatian dan tersisih dari lingkungan sosial. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya kontak sosial yang dialami kaum lansia, yaitu Siti Partini Suardiman, 2011: 120:  Ditinggalkan oleh semua anaknya karena masing-masing sudah membentuk keluarga dan tinggal terpisah di rumah atau kota lain.  Berhenti dari pekerjaannya karena pensiun sehingga kontak dengan teman kerjanya juga terputus atau berkurang.  Mundur dari kegiatan yang memungkinkan bertemu dengan banyak orang.  Kurang dilibatkannya para usia lanjut dalam berbagai kegiatan.  Ditinggalkan oleh orang yang dicintai, seperti pasangan hidup. Paling tidak ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian yang dialami oleh kaum lansia seperti: a. Upaya yang berasal dan dilakukan oleh usia lanjut itu sendiri. Kaum lansia memang sering dilanda kesepian, namun hal ini tidak mengubah mereka untuk tetap mengisi hari-hari dengan bahagia, caranya adalah mengenali diri sendiri, mengenali perasaan, dan menyelesaikan masalah-masalah mereka. Selain itu, para lansia juga harus melakukan aktivitas yang berguna bagi dirinya dengan membuat pengaturan waktu, seperti; olahraga, membaca, ikut pertemuan keluarga, reuni dengan teman-teman, dan mengikuti kegiatan keagamaan.