Rangkuman SURAT PAUS YOHANES PAULUS II KEPADA UMAT LANSIA

51

2. Dasar Katekese

Penyelenggaraan katekese oleh Gereja selalu dipandang sebagai tugas yang sangat penting dalam karya pelayanan di dunia ini. Dasar katekese adalah “penugasan Kristus kepada para rasul dan pengganti- pengganti mereka”. Dalam Mat. 28:19-20, sebelum terangkat k e surga, Yesus mengutus para rasul untuk “pergi”, “menjadikan semua bangsa murid- Ku”, “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”. Hal ini juga secara tegas disampaikan dalam Catechesi Tradendae: ...begitulah dipercayakan-Nya kepada mereka misi dan kuasa untuk mewartakan kepada umat manusia apa yang telah mereka dengar, yang telah mereka lihat dengan mata sendiri, yang telah mereka saksikan dan mereka sentuh dengan tangan mereka sendiri, mengenai sabda kehidupan. Kepada mereka diserahkannya pula perutusan dan kuasa untuk dengan berwibawa menjelaskan apa yang telah diajarkannya kepada mereka, amanat sabda serta kegiatan-Nya, tanda-tanda maupun perintah-perintah-Nya. Dan dicurahkan-Nya kepada mereka Roh untuk menjalankan misi itu art.1.

3. Tujuan Katekese

Katekese sebagai sebuah pendidikan iman juga mempunyai tujuan, yaitu membentuk mentalitas iman. Melalui katekese orang dibentuk sedemikian, sehingga dia memiliki kebiasaan untuk mengamalkan karya iman yang sadar dan serasi di dalam hidup Huber, 1979: 26. Hal senada juga disampaikan dalam Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae, yaitu: …tujuan katekese ialah mengembangkan pengetahuan tentang misteri Kristus dalam cahaya firman Allah, sehingga seluruh pribadi manusia diresapi oleh firman itu. Begitulah orang Kristen, yang berkat karya rahmat diubah menjadi ciptaan baru, memutuskan untuk mengikuti Kristus, dan dalam Gereja makin banyak belajar berpikir seperti Dia, menilai segalanya seperti Dia, bertindak 52 seturut dengan perintah-perintah-Nya, dan berharap sesuai dengan ajakan- Nya”. art. 20. Berdasarkan tujuan katekese yang tertuang dalam Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae art. 20, tampak jelas bahwa di dalam tujuan katekese terkandung hakikat inti dan pusat dari katekese, yaitu Yesus Kristus. Melalui katekese orang diharapkan dapat mengembangkan pengertian tentang misteri Kristus dalam terang Sabda Allah, sehingga seluruh pribadinya diresapi oleh sabda itu Rukiyanto, 2012: 62. Yesus Kristus menjadi sumber dan pokok dalam kegiatan katekese. Terdapat beberapa alasan Yesus Kristus menjadi pusat katekese Papo, 1987: 18, yaitu: a. Allah telah mewahyukan diri-Nya melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus. b. Yesus Kristus adalah puncak Injil, karena semua orang mendapat keselamatan melalui wafat dan kebangkitan-Nya. c. Yesus Kristus sendiri mengajarkan cinta kasih sebagai dasar pokok kehidupan dan pewartaan Kristen. Setiap orang Kristen hidupnya harus berdasarkan pada kasih akan Allah dan sesama manusia. Katekese juga bertujuan sebagai tahap pengajaran dan pendewasaan CT, art. 20. Pendewasaan yang diharapkan dapat dicapai melalui katekese, yaitu dewasa dalam iman pribadinya, dewasa dalam menggereja, dan dewasa dalam bermasyarakat Papo, 1987: 18. Dewasa dalam iman pribadinya, artinya umat beriman selalu memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, bertobat atas segala dosa-dosanya. 53 Selain itu, umat juga semakin mampu meyakini bahwa rahmat iman berasal dari Allah serta menerima kesatuan ajaran dan mampu menyatukan iman dengan hidupnya. Dewasa dalam menggereja, artinya “sebagai umat percaya teguh akan Kristus, dasar dan pegangan hidup mereka adalah Kristus, hidup dalam semangat persaudaraan dan saling mencintai, sehati dan sejiwa dengan sesama, rela menjadi garam dalam masyarakat” Papo, 1987: 18. Dewasa dalam hidup bermasyarakat, artinya umat secara sadar mewujudnyatakan imannya dalam bermasyarakat, ikut serta mengembangkan masyarakat, dan berani memberikan kesaksian iman di tengah masyarakat. Mereka juga harus mampu mewujudkan pelayanan kasih bagi sesama manusia, terutama kepada orang-orang yang sangat membutuhkan perhatian dan pertolongan mereka. Oleh karena itu, karya katekese untuk membina umat menjadi dewasa merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena kedewasaan umat sifatnya berkembang terus-menerus sesuai dengan perkembangan jiwa, badan, masyarakat, dan jaman Papo, 1987: 18. Sehingga dapat dipahami bahwa proses pendampingan katekese dimulai sejak lahir, memasuki masa kanak-kanak dan sekolah, menginjak masa dewasa dan masa tua Papo, 1987: 18.