Dasar Katekese Tujuan Katekese

56 Gerejawi dan untuk mengobarkan semangat iman anggota Gereja termasuk tugas utama katekese. Tidak ada katekese yang benar kalau bukan dalam konteks kegerejaan. Dalam Catechesis Tradendae art. 16 mengatakan …katekese di masa lampau maupun di masa mendatang selalu merupakan karya yang harus termasuk tanggung jawab Gereja memang harus diinginkan sebagai salah satu tanggung jawabnya. Tetapi para anggota Gereja mengemban tanggung jawab yang berbeda-beda, tergantung dari perutusan mereka masing- masing. Usaha katekese dalam rangka menyebarkan sabda penyelamatan Alllah kepada manusia sangat menentukan perkembangan suatu Gereja. Gereja ada, berkembang, dan menyebar karena aktivitas katekis.

B. Gambaran Katekese Umat

1. Pengertian Katekese Umat

PKKI II Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se-Indonesia berhasil merumuskan secara jelas pengertian katekese umat. Katekese umat diartikan sebagai: Komunikasi iman atau tukar pengalaman iman penghayatan iman antara anggota jemaatkelompok, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan adanya perencanaan Huber, 1993: 12. Berdasarkan pengertian di atas, tampak jelas bahwa katekese umat pertama-tama merupakan komunikasi iman. Komunikasi iman yang dilakukan bukan hanya antara pembimbing dengan peserta, tetapi lebih dari itu komunikasi yang diharapkan dapat terbangun, yaitu komunikasi antarpeserta sendiri. Dalam komunikasi ini yang 57 dibagikan adalah pengalaman atau penghayatan iman yang mereka alami sendiri berdasarkan rumusan-rumusan iman yang resmi dalam Gereja. Jadi, titik tolak komunikasi ini adalah penghayatan iman yang mereka alami sendiri dan bukan sekedar pengetahuan tentang rumusan iman belaka. Selain itu, dalam katekese umat yang berkatekese adalah umat sendiri. Artinya, “semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus: Kristus menjadi pola hidup pribadi pun pula kehidupan kelompok: jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok basis, maupun sekolah atau perguruan tinggi” Huber, 1993: 15. Oleh karena itu, katekese umat ditunjukkan kepada seluruh orang beriman dan yang menjadi pola atau muara komunikasi iman adalah Yesus Kristus. Melalui katekese umat ini diharapkan bahwa katekese tidak lagi tergantung mutlak pada para imam atau katekis, karena peran aktif umat mendapat ruang yang luas untuk dapat saling meneguhkan imannya.

2. Tujuan Katekese Umat

Katekese umat pada hakekatnya merupakan komunikasi iman, sehingga tujuan katekese umat dapat dirumuskan sebagai berikut Huber, 1993: 10: a. Dalam terang Injil umat dapat semakin meresapi arti dari pengalaman hidupnya sehari-hari. b. Umat dapat bertobat metanoia kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan sehari-hari yang mereka alami. 58 c. Umat dapat semakin sempurna dalam mengahayati imannya, berpengharapan, mampu mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan dalam hidup Kristiani. d. Umat dapat semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengkokohkan Gereja semesta. e. Umat dapat semakin mampu memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup mereka di tengah masyarakat. Poin a, b, dan c dari tujuan katekese berfokus pada masing-masing diri peserta sendiri, yaitu dapat semakin meresapi arti pengalaman hidupnya, bertobat, dan semakin sempurna menghayati imannya. Sedangkan poin d dan e lebih menegaskan mengenai tujuan sebagai Gereja dan berpuncak dalam hidup di tengah masyarakat. Poin e merangkum semua menuju tujuan dari katekese umat, yaitu memberikan kesaksian di tengah masyarakat mengenai iman kepada Kristus yang mereka hayati.

3. Kekhasan Katekese Umat

Letak kekhasan dari katekese umat, yaitu yang berkatekese adalah umat sendiri. Umat yang dimaksud di sini adalah semua orang beriman yang percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya Juru Selamat. Dalam katekese ini, umat saling berkomunikasi atau berdialog secara terbuka serta bertukar pengalaman iman akan Yesus Kristus yang mereka hayati dalam hidup sehari-hari. Suasana katekese ini ditandai oleh semangat saling mendengarkan dan saling menghormati. 59 Pengalaman iman dalam katekese umat berangkat dari peristiwa hidup sehari- hari yang mereka hayati. Di sini Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup umat dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari pengahayatan iman Gereja di sepanjang trandisinya. Pemimpin katekese umat bertindak terutama sebagai pengarah dan pemudah fasilitator dalam proses katekese. Ia adalah seorang pelayan yang membantu menciptakan suasana komunikatif atau membangkitkan gairah peserta untuk dapat saling bertukar pengalaman iman secara terbuka Huber, 1993: 10.

C. Katekese

Model Shared Christian Praxis Terdapat cukup banyak model katekese yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan katekese, misalnya model biblis, Shared Christian Praxis SCP, dan model campuran. Model biblis merupakan model katekese yang bertolak dari pengalaman Kitab Suci atau Tradisi. Model campuran merupakan gabungan dari model biblis dan model pengalaman hidup yang lebih bertolak pada hubungan antara Kitab Suci atau Tradisi dengan pengalaman hidup konkret Sumarno Darmasuwarna, 2016: 11. Namun dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan model SCP untuk memberikan katekese kepada lansia. Salah satu pertimbangan penulis menggunakan model Shared Christian Praxis karena model ini dirasa lebih mampu mengangkat pengalaman hidup peserta sebagaimana yang ditekankan dalam Surat Paus Yohanes Paulus II kepada lansia.