77
E. Implementasi Pendampingan Melalui Katekese dengan Model Shared
Christian Praxis bagi Kaum Lansia Berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia
Di atas telah diurakan berbagai program pendampingan katekese bagi kaum lansia berdasarkan surat Paus Yohanes Paulus II kepada umat lansia. Dalam
penulisan skripsi ini secara khusus penulis memilih satu program berdasarkan beberapa program yang telah disusun di atas. Program yang penulis pilih, yaitu
“Menyadari karunia bertumbuh semakin menuju kematangan iman dalam usia lanjut”. Dalam suratnya, Paus Yohanes Paulus II memberikan penekanan cukup kuat
mengenai kekayaan pengalaman yang dimiliki oleh kaum lansia sebagai harta yang sangat berharga, sehingga perlu dibagikan untuk saling memperteguh di antara kaum
lansia dan umat pada umumnya. Program ini akan diperdalam dengan model katekese SCP. Model katekese SCP ini akan dapat membantu kaum lansia untuk menggali dan
membagikan kekayaan iman mereka. Suatu Persiapan Katekese Model SCP untuk Kaum Lansia;
I. IDENTITAS PPL PAK PAROKI
1. Pelaksana: Sisiliya Yudiyanti
2. NIM: 131124015
3. Tema: Menyadari karunia bertumbuh semakin menuju kematangan iman
dalam usia lanjut. 4.
Tujuan: Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari dalam usia lanjut, Allah tetap memberikan karunia yang terus bertumbuh menuju
78
kematangan jasmani dan rohani, sehingga semakin mampu merefleksikan maksud dari perkataan Yesus dalam perumpanaan benih tanaman yang
tumbuh, dan tetap memberi kesaksian hidup yang baik bagi siapa saja yang tinggal bersama mereka dalam mewujudkan iman melalui sikap dan tindakan
mereka sehari hari, baik di lingkungan keluarga dan mayarakat. 5.
Peserta: Kaum Lansia 6.
Tempat: 7.
HariTgl Pelaksana: 8.
Waktu: 9.
Model: Shared Christian Praxis 10.
Metode: - Sharing pengalaman pribadi - Refleksi pribadi
- Informasi - Tanya jawab
- Sharing kelompok 11.
Sarana: - Buku Madah Bakti -
Cerita “Apa itu Hidup?” - Teks pertanyaan pendalaman
- TeksKitab Suci Perjanjian Baru -
Teks renungan “Disaat daku tua” - Lilin dan Salib
79
12. Sumber Bahan: - Mrk 4:26-34
- Wolfgang, Bock, SJ 2007. Usia Lanjut yang Berahmat dan Berdaya Pikat. Jakarta: Obor, hh. 80-97.
- Dianne, Bergant, CSA; Robert, Karris, J, OFM 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, hh. 89.
- Pernyataan Dewan Kepausan untuk Kaum Awam dan Surat Paus Yohanes Paulus II 2002. Dari Roma untuk Lansia.
Yogyakarta: Kanisius.
II. PEMIKIRAN DASAR
Akhir-akhir ini, tema mengenai kaum lansia menjadi topik yang cukup banyak dibicarakan di kalangan luas. Bahkan di Indonesia sendiri sebenarnya terdapat Hari
Lanjut Usia Nasional Hari Lansia yang diperingati setiap 29 Mei sebagai wujud penghargaan dan kepedulian terhadap kaum lansia. Menurut Kementerian Kesehatan
RI 2013, setengah jumlah lansia di dunia 400 juta jiwa berada di Asia; pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari pada negara
yang sudah berkembang; dan diperkirakan pada 2050 lansia penderita penyakit degeneratif
tidak dapat beraktivitas tinggal di rumah. Berdasarkan data tersebut, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
juga memiliki pertumbuhan jumlah kaum lansia yang besar. Persentase penduduk lansia tahun 2008, 2009, dan 2012 telah mencapai di atas 7 dari keseluruhan total
penduduk Indonesia. Jika dilihat berdasarkan provinsi, Provinsi DI Yogyakarta
80
memiliki persentase penduduk lansia tertinggi, baik yang tersebar di wilayah maupun paroki-paroki. Hampir dari keseluruhan yang memasuki usia lanjut mereka berhasrat
menghayati sisa hidup dengan tenang dan memuaskan, namun kaum lansia kurang menyadari apa yang harus dilakukan di masa tua secara sehat dan bijaksana. Hal ini
tidak terjadi begitu saja atau sebuah kebetulan, dibutuhkan proses yang menuntut perencanaan yang teliti dalam bidang jasmani dan rohani. Kaum lansia yang menua
dengan baik adalah manusia yang berpikir positif dan bersikap proaktif dalam segala keterbatasan di usia lanjutnya. Satu hal yang juga sangat mengagumkan dari para
lanjut usia adalah tampilan diri yang tenang, memandang sesuatu dengan cermat, bertindak dengan hati-hati, menunggu dengan sabar, dan dengan suka hati
memberikan ruang lingkup yang luas kepada sesama. Usia lanjut merupakan karunia, yakni masa untuk tetap bertumbuh menuju
wujud akhir kematangan pribadi. Karunia merupakan pemberian cuma-cuma yang sudah diterima dan bertumbuh pada waktunya, sehingga manusia mampu melakukan
hal-hal yang sesuai kepentingan dan kebaikan sesama. Karunia-karunia itu dapat juga diminta dari Allah guna pelayanan kasih. Kaum lansia tidak hanya menerima saja
tetapi juga memberi. Menjadi tua bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu proses yang wajar yang dialami setiap insan, sesuai jenjang hidup yang telah diatur oleh
Sang Pencipta. Injil Markus 4:26-34 menceritakan tentang pertumbuhan pada benih tanaman.
Yesus menjelaskan Kerajaan Surga seumpama benih yang ditanam kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang dapat memberi naungan bagi makhluk hidup lainnya.
81
Proses pertumbuhan benih atau biji sesawi mengalami proses yang panjang: ada pertumbuhan, ada kenikmatan, ada kerja keras dan ada cahaya baru. Yesus mau
mengajarkan kepada kita bahwa setiap manusia mengalami proses pertumbuhan menuju kematangan iman dan pribadi. Proses pertumbuhan itu diwarnai dengan
berbagai macam peristiwa. Ibarat sebuah pohon yang tumbuh dimulai dari satu butir biji atau benih saja. Setiap musim pohon menumbuhkan daun-daun dan buah-buahan
baru. Pohon tersebut akan semakin tua tetapi ia tetap memberi keteduhan dan kesejukan di panas terik siang hari. Orang suka duduk di bawah dedaunannya guna
melepaskan lelah dari perjalanan jauh. Bila angin bertiup keras, pohon itu mengayunkan dahan-dahannya dan saat angin sepoi-sepoi berdesiran, daun-daun itu
bergesekan membisikan kata-kata manis tentang irama hidup lembut di umur tua. Akar-akar pohon yang tua itu menjulur jauh dan tetap tertanam kuat-kuat dalam
tanah, batangnya pun kokoh kuat. Para lansia dalam umur tua atau lanjut juga tetap mendapat karunia dari Allah untuk terus bertumbuh dan memberi kesejukan bagi
orang-orang di sekitar asalkan mereka setia dan percaya pada rahmat Allah. Dari pertemuan ini, kita berharap akan semakin mampu menyadari karunia dari
Allah untuk terus bertumbuh menuju kematangan jasmani dan rohani dalam usia lanjut. Dengan demikian, para lansia dapat semakin mampu merefleksikan maksud
dari perkataan Yesus dalam perumpanaan benih tanaman yang tumbuh. Para lansia juga diharapkan tetap memberi kesaksian hidup yang baik dan menjadi tempat
naungan bagi siapa saja yang tinggal bersama mereka dalam mewujudkan iman
82
melalui sikap dan tindakan mereka sehari-hari, baik di lingkungan keluarga dan masyarakat.
III. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH 1.
Pembukaan a.
Pengantar
Makan bolu sambil merem, sugeng ndalu berkah dalem, apa kabar eyang kakung lan eyang putri, tentu semua dalam keadaan sehat dan penuh sukacita. Kita
berkumpul di tempat ini sebagai saudara karena satu iman akan Yesus Kristus, juga karena kasih dan kemurahan Allah sendiri. Secara khusus sebagai orang beriman
yang telah dikaruniai usia yang panjang, kita diajak untuk merasakan sapaan-sapaan kasih Allah melalui orang-orang di sekitar kita. Namun terkadang hal ini kurang kita
sadari. Melalui pengalaman-pengalaman hidup yang telah kita terima, entah itu menggembirakan atau menyakitkan, Tuhan ingin agar semuanya itu sebagai bekal
sekaligus kesaksian hidup untuk terus bertumbuh menuju kematangan hidup jasmani dan rohani.
Usia lanjut tidak menghalangi lansia untuk tetap bertumbuh menuju kematangan hidup beriman. Yesus mengajak kita untuk merenungkan tentang
pertumbuhan dan perkembangan sebutir benih tanaman atau biji sesawi. Dalam pertumbuhan itu pasti memerlukan proses yang panjang dan campur tangan banyak
pihak sampai benih tanaman itu tumbuh menjadi sebatang pohon yang besar, yang dapat menaungi dan memberi kenyamanan bagi setiap orang yang bernaung di
bawahnya. Dengan demikian, kita diharapkan semakin mampu mengembangkan