61
1. Komponen utama
Shared Christian Praxis
Terdapat tiga komponen utama dalam katekese model SCP, yaitu shared, christian, praxis. Berikut ini penjelasan ketiga komponen utama dalam katekse model
SCP.
a Shared
Istilah shared merujuk pada sebuah proses komunikasi yang terbangun secara timbal balik, artinya terdapat peran serta aktif dan kritis dari peserta. Istilah ini
sekaligus menekankan aspek dialog, kebersamaan, keterlibatan, dan solidaritas antarpeserta
Groome, 1997: 4. Dalam sharing peserta membagikan pengalaman, pengetahuan, perasaan mereka secara terbuka dengan sikap persaudaraan dan cinta
kasih. Dengan demikian tampak jelas bahwa terdapat hubungan dilogis yang kuat dalam proses ini.
Dalam sharing setiap peserta, sesuai dengan gayanya, pengalaman konkret dan kepentingannya, memberikan sumbangan yang khas dalam proses katekese ini
Heryatno Wono Wulung, 1997: 4. Masing-masing peserta memiliki kedudukan yang unik sebagai subjek yang otonom dan bertanggungjawab. Oleh karena itu,
seluruh peserta memiliki hak dan porsinya masing-masing untuk secara aktif dan kritis mengolah pengalaman hidup yang mereka rasakan dan situasi faktual yang
terjadi dalam masyarakat. Pengalaman tersebut kemudian dikonfrontasikan dengan iman dan visi Gereja. Kemudian peserta didorong untuk membuat penegasan,
penilaian, dan pengambilan keputusan untuk melakukan aksi konkret sebagai wujud
62
dari perubahan hidupnya. Dalam proses ini sungguh sangat dibutuhkan sebuah sikap hati yang jujur, saling menghargai, dan kerelaan untuk saling mendengarkan satu
sama lain.
b Christian
Katekese model SCP mengusahakan sebuah model katekese yang dapat merangkum kekayaan iman Kristiani beserta visinya dan relevan untuk menanggapi
kebutuhan umat di jaman sekarang Groome, 1997: 2. Harapannya, melalui proses tersebut kekayaan iman Gereja sepanjang sejarah dapat berkembang menjadi
pengalaman iman umat pada zaman sekarang. Terdapat dua unsur pokok kekayaan iman yang ditekankan dalam model ini, yaitu pengalaman hidup iman Kristiani
sepanjang sejarah tradisi dan visinya Heryatno Wono Wulung, 1997: 3. Dalam Gereja, tradisi bukan hanya sekedar sejarah naratif atau adat istiadat
ritual masa lampau saja, tetapi seluruh pengalaman iman umat dalam bentuk apapun yang sudah terungkap dan sudah dibakukan oleh Gereja dalam rangka untuk
menanggapi pewahyuan Allah di dunia Sumarno Darmasuwarna, 2016: 14. Dengan demikian, tradisi merupakan realitas iman yang dihidupi oleh Gereja dan sekaligus
merupakan wujud tanggapan manusia atas pewahyuan Allah yang terjadi dalam hidup manusia. Tradisi tidak hanya sekedar pengajaran Gereja tetapi juga meliputi Kitab
Suci, spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni dan nyanyian rohani, kepemimpinan, kehidupan jemaat, dan lain-lain Heryatno Wono Wulung, 1997: 3.
Sedangkan visi kristiani lebih menekankan pada tuntutan dan janji yang terkandung