Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup peserta

89 kepercayaan untuk tumbuh berkembang menjadi besar dan kuat. Semua memerlukan proses. Lalu bagaimana dengan kita yang sudah berusia lanjut? Tentu semangat bertumbuh dan berkembang juga harus tetap ada dalam diri kita. Karunia dari Allah senantiasa dicurahkan dalam hidup kita. Ke arah manakah kiranya pertumbuhan di usia lanjut ini? Itulah pertanyaan yang menentukan. Jawabannya bergantung cara kita memandang diri, apakah sebagai orang yang semakin menurun dan habis, sebagai orang makin dipotong dari pusat hidup, atau sebagai orang yang sedang bertambah sesuatu yang semakin giat bertumbuh. Pertumbuhan di usia lanjut bukan berarti bertumbuh tinggi, lebar, dan besar, melainkan bertumbuh ke dalam, menjadi lebih terinci, lebih jelas dan lebih tepat, lebih mengerti dan menjadi lebih utuh. Adapun pertumbuhan ke dalam diri kita, dan perkembangan keaslian kita, berciri khas sangat pribadi dan tak tergantikan. Bisa jadi, orang sadar bahwa segala sesuatu yang dulu dicari di luar dirinya, sesungguhnya dapat ditemukan di dalam diirinya sendiri. Maka tepatlah bila kita dalam umur ini sekali lagi be rtanya, “Siapakah aku sebenarnya? Sebagai siapakah aku direncanakan? Apa yang masih mau tumbuh di dalam diriku?” Pertanyaan berikut jawabannya mau membimbing kita kepada sumber daya dan kemampuan terpendam, kepada bagian- bagian dalam diri kita yang sudah menunggu untuk lahir dan menjelma menuju kepenuhan dan kematangan wujud pribadi yang utuh dan luhur. Dalam pertumbuhan semakin menjadi diri sendiri, tampaklah unsur kearifan dan kebijaksanaan, baik dalam melepaskan sesuatu yang telah usang maupun dalam menerima dan meresapkan sesuatu yang serasi dengan tahap pematangan itu, seperti 90 bakat rohani, nilai agung, atau sikap baru. Jika kita tetap bertumbuh ke dalam wujud semakin utuh, maka kita akan terbuka bagi apa yang masih mau mekar, antara lain semakin peka pada hal-hal kecil dalam pengalaman hidup sehari-hari dan bagi sesama yang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan arahan dari kita. Kita semakin menjadi lebih bersimpati, yaitu merasakan kasih sayang, sukacita, atau kesedihan. Baiklah kita merenungkan dan bertanya dalam diri kita masing- masing „adakah iman, harapan, dan kasihku bertumbuh seirama dengan usiaku?‟ Kita pun dapat belajar dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, yakni Simeon, Hana, Zakaria, Abraham, Yohanes dan lain-lain, yang juga pada masa tuanya bertumbuh dalam imannya. Ibarat benih atau biji sesawi yang ditanam dan terus- menerus bertumbuh menuju kematangan imannnya. Iman bertumbuh secara bertahap, mulai dari yang kecil hingga menjadi besar. Karya-karya kita pun mulai dari yang kecil hingga menjadi besar. Kita dipanggil untuk mencintai dan melayani sesama yang lain dengan terus bertumbuh hingga menuju kematangan hidup jasmani dan rohani kita.

5. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkret

a. Pengantar Melalui perbincangan sebelumnya kita sudah menemukan sikap-sikap yang ingin Yesus tekankan untuk kita laksanakan di usia lanjut. Riwayat sebutir benih atau biji sesawi memberikan inspirasi bagi kita untuk terus bertumbuh menuju pada kematangan hidup jasmani dan rohani dengan mengembangkan karunia yang Tuhan 91 berikan pada kita. Dalam pertemuan kali ini, Allah mengajak kita untuk semakin menyadari sebagai para lansia agar tetap berani memberikan kesaksian hidup baik dalam sikap, tindakan, maupun dalam setiap perkataan yang kita lakukan setiap hari. b. Sebagai bahan refleksi agar kita semakin menyadari karunia yang diberikan Tuhan untuk bertumbuh menuju kematangan hidup jasmani dan rohani, kita mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut dipilih salah satu yang sesuai dengan situasi. 1. Apakah arti bertumbuh menuju kematangan hidup jasmani dan rohani dalam usia lanjutku? 2. Sikap-sikap mana saja yang kita perjuangkan agar semakin mensyukuri karunia yang diberikan Tuhan untuk semakin bertumbuh menuju kematangan hidup jasmani dan rohani pada usia lanjut ini? 3. Apakah eyang kakung dan eyang putri serta bapak dan ibu semakin disadarkan, ditegur, atau diteguhkan dalam menjalankan hidup dengan mengembangkan karunia untuk semakin bertumbuh menuju kematangan hidup jasmani dan rohani? c. Saat hening sejenak untuk merenungan secara pribadi pesan Injil dengan situasi konkret eyang-eyang sebagai orang-orang yang telah berusia lanjut dengan panduan salah satu dari 3 tiga pertanyaan di atas. Kemudian peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil renungan pribadi tersebut. Akhirnya, sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi