Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

6 katekese ini merupakan konsekuensi langsung dari identitas Gereja yang bersifat misioner Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 21. Pelayanan pastoral berupa katekese bagi kaum lansia haruslah membantu para lansia untuk dapat menghayati hidup mereka dalam terang iman dan mencapai kepenuhan di dalam Kristus. Oleh karena itu, judul skripsi yang diangkat oleh penulis adalah “KATEKESE BAGI KAUM LANSIA BERDASARKAN SURAT PAUS YOHANES PAULUS II KEPADA UMAT LANSIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi pesan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia? 2. Implikasi pendampingan melalui katekese macam apa yang dapat digali dari Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia bagi kegiatan katekese yang sesuai untuk pendampingan terhadap kaum lansia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui pesan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia. 2. Untuk mengetahui implikasi katekese macam apa yang dapat digali dari Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia. 7

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Memberi pengetahuan dan pemahaman mengenai pesan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia. 2. Memberi alternatif pendampingan bagi kaum lansia berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia.

E. Metode Penulisan

Metode dalam penulisan skripsi ini adalah studi pustaka dengan menggunakan metode deskriptif intepretatif. Melalui metode deskriptif intepretatif, penulis akan menyusun, mengungkapkan atau menyampaikan berbagai hal yang didapat melalui studi pustaka. Hasil tersebut kemudian dimaknai dan dijelaskan secara komprehensif. Penulis mengumpulkan informasi dan data dari berbagai buku, dokumen, majalah, dan artikel yang dapat digunakan untuk memahami secara komprehensif mengenai Surat Kepada Umat Lansia menurut Paus Yohanes Paulus II.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. 8

BAB II DINAMIKA KEHIDUPAN KAUM LANSIA

Bab ini menjelaskan tentang dinamika kehidupan kaum lansia yang meliputi pengertian kaum lansia, batasan kaum lansia, ciri-ciri kaum lansia bahagia dan kurang bahagia, serta masalah-masalah yang dihadapi kaum lansia.

BAB III SURAT PAUS YOHANES PAULUS II KEPADA UMAT LANSIA

Bab ini menjelaskan tentang Surat Paus Yohanes Paulus II kepada Umat Lansia yang meliputi makna dan nilai kaum lansia, kaum lansia dalam Kitab Suci, Gereja dan kaum lansia, petunjuk untuk reksa pastoral kaum lansia.

BAB IV KATEKESE KEPADA UMAT LANSIA TERINSPIRASI DARI SURAT PAUS YOHANES PAULUS II

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum katekese, gambaran katekese umat, katekse model Shared Christian Praxis, program pendampingan katekese bagi kaum lansia berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada umat lansia, dan pengembangan katekese dengan model Shared Christian Praxis bagi kaum lansia berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada umat Lansia.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang simpulan dan saran dari hasil penulisan skripsi. 9

BAB II DINAMIKA KEHIDUPAN KAUM LANSIA

Gejala peningkatan usia tua merupakan fakta yang cukup menarik dan perlu mendapat perhatian dari semua pihak, tidak terkecuali dari pihak Gereja Katolik. Apalagi usia tua merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh semua orang di dunia, tanpa memandang ras maupun agama. Oleh karena itu, berbagai kajian mengenai kaum lansia sangat dibutuhkan untuk memahami lansia secara utuh dan mendalam harapannya, dengan memahami kaum lansia dan berbagai problematikanya secara mendalam, dapat menjadi dasar pijakan untuk mendampingi dan memberdayakan kaum lansia secara optimal. Bab II ini membahas secara khusus dinamika kehidupan kaum lansia yang dibagi ke dalam empat bagian. Bagian pertama menjelaskan pengertian tentang kaum lansia. Bagian kedua akan mengkaji batasan kaum lansia menurut WHO dan Setyonegroho. Bagian ketiga menguraikan ciri-ciri kaum lansia bahagia dan kurang bahagia. Bagian keempat mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi kaum lansia.

A. Pengertian Kaum Lansia

Kaum lansia merupakan dua kesatuan fakta, yaitu fakta sosial dan biologis. Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang 10 dari berbagai status dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik, pertambahan usia dapat berarti semakin melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan Suhargo Prayitno, 1999: 4. Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua makhluk hidup. Leslett menyatakan bahwa menjadi tua aging merupakan proses biologis secara terus-menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan usia lanjut old age adalah istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan tersebut Siti Partini Suardiman, 2011: 1. Hal senada juga disampaikan oleh Maurus 2007: 17, bahwa secara biologis proses penuaan dimulai saat manusia lahir. Sistem organisme manusia adalah kumpulan fungsi yang sangat rumit dan bukan merupakan sebuah sel yang sederhana. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan orang menyangka bahwa proses penuaan yang dialami manusia dimulai pada akhir masa pertumbuhan. Pendapat umum mengatakan bahwa, makin panjang kurun masa pertumbuhan makin lambat proses penuaan dimulai dan akibatnya makin panjang pula masa hidup Maurus, 2007: 17. Dengan kata lain, masa pertumbuhan merupakan masa regenerasi sel yang baru sehingga memungkinkan terjadinya penundaan proses penuaan. Namun semakin tua seseorang, regenerasi sel ini semakin berkurang dan mengalami penurunan fisik yang sangat drastis. Setelah seseorang berusia 30 tahun, kira-kira terdapat 30.000 sel neuron, yaitu sel yang aktif dalam proses mental untuk berpikir, merasa, dan menggerakkan otot- otot, yang mengalami kematian Wignyasumarta, 2013: 227. Dalam kurun waktu satu tahun, jumlah sel neuron yang mati dapat mencapai 10 juta. Memang seseorang 11 tidak perlu khawatir akan segera kehabisan sel neuron, karena setiap orang mempunyai 12 milyar sel neuron. Meskipun demikian, saat memasuki lansia ada fakta yang tidak dapat dipungkiri oleh setiap orang bahwa mereka akan mengalami penurunan fungsi organ atau penurunan mental. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998, kaum lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Dalam undang-undang ini, kaum lansia dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu kaum lansia potensial dan kaum lansia tidak potensial. Kaum lansia potensial adalah kaum lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Kaum lansia tidak potensial adalah kaum lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada orang lain. Apapun status mereka, baik sebagai kaum lansia potensial maupun kaum lansia tidak potensial, mereka sama-sama harus memiliki kemampuan memisahkan dan membedakan garis biologis dan garis rohani Zahnweh, 2007: 8, mengingat mereka sudah sangat dekat dengan kematian. Garis biologis manusia memang akan berakhir dengan kematian. Hal ini tentu berbeda dengan garis rohani yang akan terus berlanjut sebagaimana yang disampaikan dalam sabda Yesus: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa yang tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup kekal Yoh. 12:24-25. Oleh karena itu, lansia perlu dibantu untuk mempersipkan diri menyambut rahasia Sang Sumber hidup dalam kematian yang akan segera mereka alami.