Langkah-langkah Katekese Model Katekese

69 ini sangat dibutuhkan, terutama apabila berhadapan dengan peserta yang tidak terbiasa melakukan refleksi kritis. d Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Pada langkah ini peserta diajak untuk mengkonfrontasikan atau mendialogkan “tradisi” dan visi hidup mereka dengan tradisi Gereja sepanjang sejarah dan visinya Heryatno Wono Wulung, 1997: 19; bdk. Groome, 1997: 6. Hal ini bertujuan agar tradisi dan visi Gereja dapat lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta, sehingga dapat membangkitkan semangat keterlibatan baru dari peserta. Tradisi dan visi Kristiani ini mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak pada misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut Sumarno Darmasuwarna, 2016: 20. Tradisi Kristiani hadir dalam Kitab Suci, liturgi, doa, kredo, sakramen, dan lain-lain. Tradisi Kristiani ini merupakan sumber utama bagi kehidupan dan penghayatan umat. Pada tahap ini pembimbing memiliki sikap hormat pada tradisi dan visi Kristiani sebagai yang otentik dan noratif. Cara dan isi tafsiran yang disampaikan oleh pembimbing haruslah dapat membantu peserta agar nilai-nilai dari tradisi dan visi kristiani dapat menjadi milik masing-masing peserta. Pembimbing perlu menggunakan metode yang tepat, misalnya dengan menggunaka diskusi kelompok atau memanfaatkan produk-produk audio. Pembimbing harus menghindari sikap menggurui atau mendikte peserta. Pembimbing dalam memberikan tafsiran harus 70 mengikutsertakan kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, semuanya harus dipersipakan secara matang Sumarno Darmasuwarna, 2016: 21. e Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret Langkah ini lebih menekankan pada intepretasi atau tafsir dialektis antara tradisi dan visi Kristiani dengan tradisi dan visi peserta yang menghadirkan nilai-nilai baru yang hendak dihidupi dan diperkembangkan. Peserta mendialogkan hasil pengolahan mereka pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok langkah ketiga. Dengan demikian maksud utama pada langkah ini, yaitu “memampukan peserta untuk secara kritis mempersonalisasikan dan mengintegrasikan nilai-nilai tradisi dan visi kriatiani bagi kehidupan mereka sendiri” Heryatno Wono Wulung, 1997: 30; bdk. Groome, 1997: 7. Peran pembimbing adalah dengan menghormati kebebasan dan hasil peneguhan peserta, termasuk peserta yang menolak peneguhan dari pembimbing. Pembimbing harus meyakinkan kepada peserta bahwa mereka memiliki kemampuan mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai-nilai tradisi dan visi kristiani. Pembimbing harus selalu ingat bahwa tafsirannya bukanlah kata mati, sehingga harus selalu terbuka pada pengembangan tafsiran yang lain. Selain itu, pembimbing juga harus mampu mendorong peserta agar dapat menjadi pihak yang aktif serta mampu mendengarkan dengan hati setiap tanggapan ataupun pemikiran peserta. 71 f Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret Maksud utama pada langkah lima adalah “mengritik visi-visi yang diwujudkan dalam tindakan masa kini peserta dari sudut Visi Kerajaan Allah dan untuk menentukan tindakan masa yang akan datang yang akan menjadi respon yang cocok terhadap Visi itu” Groome, 2010: 325. Dengan demikian, pada langkah ini peserta diajak untuk sampai pada keputusan praktis sebagai tanggapan umat terhadap pewahyuan Allah yang terus berlangsung dalam sejarah kehidupan umat manusia dalam kontinuitasnya dengan tradisi Gereja sepanjang sejarah dan visi Kristiani. Keputusan praktis yang dimaksud adalah sebuah keterlibatan baru yang mengusahakan metanoia, yaitu pertobatan pribadi dan sosial yang terus berlangsun Sumarno Darmasuwarna, 2016: 22. Pada langkah ini pembimbing harus menyadari mengenai hakikat praktis, inovatif, dan transformatif pada langkah ini. Pembimbing harus mampu merumuskan pertanyaan tidak perlu muluk-muluk yang membantu ke arah itu serta menekankan sikap optimis yang realistis kepada peserta. Pembimbing juga perlu merangkum hasil langkah pertama sampai keempat, supaya dapat lebih membantu peserta. Kemudian sebagai penutup, pembimbing mengajak peserta untuk merayakan liturgi sederhana untuk mendoakan keputusan Sumarno Darmasuwarna, 2016: 22. 72

D. Program Pendampingan Katekese bagi Kaum Lansia Berdasarkan Surat

Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia terdapat berbagai program katekese yang dapat diaplikasikan. Berikut ini contoh program pendampingan katekese bagi lansia, yaitu: No Isi Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Tema Tujuan 1. ..Tahun-tahun berlalu dengan cepat, dan anugerah hidup, meskipun mengandung segala jerih payah dan derita, sangat indah dan berharga sehingga tidak selayaknya kita merasa jemu…art. 1 Memaknai jerih payah dan derita di usia lanjut  Kaum lansia dapat merefleksikan dan menyadari anugerah hidupnya.  Kaum lansia memaknai jerih payah dan derita sebagai. 2. Tetapi kendati hidup kita masing-masing dibatasi dan memang rapuh, kita dihibur oleh gagasan bahwa berkat kekuatan jiwa-jiwa rohani kita, kita akan tetap hidup melampaui maut sendiri…art. 2 Menikmati usia tua dengan penuh syukur  Kaum lansia semakin menerima diri apa adanya, baik kekuatan dan kelemahannya, termasuk menerima bahwa dirinya telah menjadi tua.  Kaum lansia terbuka atas bantuan dan pelayanan orang- orag di sekitarnya. 3. …Selanjutnya, terjadilah proses dialog dan rekonsiliasi yang sulit, tetapi berbuah tujuan untuk membangun koeksistensi yang sejahtera dan bersaudara di antara bangsa-bagsa art. 3 Membangun semangat dialog dan rekonsiliasi  Kaum lansia dapat berdialog dengan orang-orang di sekitar.  Kaum lansia berdamai dengan pengalaman-pengalaman pahit di masa lalu dan dengan orang- orang di sekitar. 73 No Isi Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Tema Tujuan 4. …Betapa pesatlah waktu berlalu, tidak untuk memasrahkan diri kepada nasib yang mustahil dielakkan, tetapi justru untuk sepenuhnya memanfaatkan tahun- tahun yang masih kita hadapi art. 4 Memanfaatkan waktu di usia lanjut secara bijaksana  Kaum lansia dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan yang masih dapat dijangkau oleh keadaan fisiknya. 5. …Kadang-kadang lanjut usia dikatakan sebagai musim gugur hidup, usia lanjut bukan berarti tidak bermanfaat, usia lanjut memperbesar kebijaksanaan dan membuahkan lebih banyak nasihat yang matang…art. 5 Tetap bermanfaat di usia tua dengan membagikan kebijaksanaan  Kaum lansia mampu memberikan teladan iman dan kebaikan kepada yang lebih muda. 6. Di samping Abraham ada Sarah, dan wanita menyaksikan makin tua tubuhnya, tetaopi dalam batas-batas lanjut umur dagingnya ia toh mengalami kuasa Allah, yang memperbaiki setiap kekurangan manusiawi art. 6 Bekerjasama dengan Allah memperbaiki setiap kekurangan manusiawi di masa tua  Kaum lansia semakin mampu berbenah diri dan memperbahurui sikap-sikap diri yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.  Kaum lansia dapat mengevaluasi diri dan mengambil nilai positif dalam perjalanan hidupnya. 7. …Dan ketika Yohanes Pembaptis lahir, Zakharia mengajukan pujian “Benedictus” di situlah kita saksikan pasangan lanjut usia yang istimewa, Membangun semangat doa yang mendalam di usia tua  Kaum lansia memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan melalui hidup doa.  Kaum lansia mampu membangun hidup doa secara teratur. 74 No Isi Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Tema Tujuan dipenuhi semangat doa yang mendalam art. 7 8. …Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kekurangan pada-Nya Maz. 92:15- 16 [art. 8] Menjadi saksi diusia tua atas kebaikan Tuhan  Kaum lansia dapat menemukan dan mengumpulkan kebaikan Tuhan yang telah dikerjakan dalam hidupnya.  Kaum lansia berani menjadi saksi. 9. …Karena sikap seperti itu, tidak jarang usia lanjut diremehkan, sedang orang-orang lansia bertanya dalam hati apakah hidup mereka masih ada gunanya art. 9 Menjadi berkat di usia tua  Kaum lansia tetap dapat membuat dirinya tetap berguna bagi sesame di lingkungan sekitarnya. 10. …Justru karena para lansia mempunyai pengalaman yang matang, mereka mampu memberikan nasihat dan bimbingan yang berharga pada kaum muda art. 10 Kaum lansia menjadi panutan bagi orang muda  Kaum lansia dapat menjadi panutan bagi orang muda.  Kaum lansia dapat membagikan kesaksian hidupnya untuk dapat memperteguh iman. 11. Perintah itu juga mengajarkan sikap hormat terhadap mereka yang telah mendahului kita dan atas segala kebaikan yang telah mereka jalankan…art. 11 Memperkokoh sikap hormat antar generasi  Kaum lansia dapat menghormati generasi muda.  Membimbing generasi muda untuk dapat menghormati gennerasi tua. 75 No Isi Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Tema Tujuan 12. Kita semua akrab dengan teladan-teladan para lanjut usia, yang mengagumkan tetap masih muda dan kuat rohani…para lanjut usia itu, merasakan kata- kata mereka sebagai inspirasi, dan teladan mereka menjadi sumber hiburan art. 12 Menggali dan membagikan Harta rohani di usia tua  Kaum lansia dapat saling meneguhkan.  Kaum lansia mampu membagikan kekayaan pengalaman hidup untuk orang-orang di sekitarnya. 13. a …Gereja masih memerlukan anda. Gereja menghargai jasa-pelayanan, yang kiranya anda ingin menyelenggarakan di sekian banyak lahan kerasulan…art. 13 Tetap setia dalam pelayanan kendati raga semakin melemah  Kaum lansia semakin merasakan bahwa hidupnya berharga.  Kaum lansia tetap menjaga semangat pelayanan kendati raganya lemah. 14. Jika hidup ini merupakan peziarahan menuju rumah surgawi, maka usia lanjut merupakan waktu yang paling wajar untuk memandang kepada ambang keabadian art. 14 Penyerahan diri kepada Sang sumber hidup  Kaum lansia mampu berserah diri kepada Sang sumber hidup.  Kaum lansia menyadari kasih Allah dalam hidupnya. 15. Kristus, setelah melintasi ambang kematian, membukakan hidup yang ada di seberang batas ini, dalam “wilayah” yang tidak dipetakan, yakni keabadian art. 15 Menghadapi kematian dengan iman  Kaum lansia semakin menyadari bahwa Allah tetap memberikan karunia untuk bertumbuh menuju kematangan jasmani dan rohani di masa tuanya.  Kaum lansia semakin mampu merefleksikan maksud dari perkataan Yesus dalam 76 No Isi Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Tema Tujuan perumpamaan “benih yang tumbuh”. 16 Maka iman menyinari misteri maut dan mendatangkan keheningan kepada usia lanjut… Itulah tahun- tahun yang harus dihayati dengan citarasa penyerahan diri penuh kepercayaan ke dalam tangan Allah, Bapa Penyelenggara kita yang penuh kerahiman art. 16 Menyadari karunia bertumbuh semakin menuju kematangan iman dalam usia lanjut  Kaum lansia semakin menyadari bahwa Allah tetap memberikan karunia untuk bertumbuh menuju kematangan jasmani dan rohani di masa tuanya.  Kaum lansia tetap memberi kesaksian hidup yang baik bagi siapa saja yang tinggal bersama mereka dalam mewujudkan iman melalui sikap dan tindakan mereka sehari-hari, baik di lingkungan keluarga dan masyarakat. 17. …Seperti saya mendorong anda masing-masing, agar hening-hening menghayati tahun- tahun, yang oleh Tuhan dikaruniakan kepada anda…art. 17 Menemukan Tuhan dalam keheningan  Kaum lansia dapat menciptakan keheningan dalam kehidupan sehari-hari melalui doa dan meditasi.  Kaum lansia semakin mensyukuri setiap perjalanan hidupnya. 18. Berilah supaya kami penuh kasih menerima kehendak-Mu, dan menaruhkan diri tiap hari ke dalam tangan- Mu penuh kerahiman art. 18 Hidup dalam penyerahan pada kasih Allah  Kaum lansia dapat menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah.  Kaum lansia dapat senantiasa mengandalkan Allah dalam segala situasi hidupnya. 77

E. Implementasi Pendampingan Melalui Katekese dengan Model Shared

Christian Praxis bagi Kaum Lansia Berdasarkan Surat Paus Yohanes Paulus II Kepada Umat Lansia Di atas telah diurakan berbagai program pendampingan katekese bagi kaum lansia berdasarkan surat Paus Yohanes Paulus II kepada umat lansia. Dalam penulisan skripsi ini secara khusus penulis memilih satu program berdasarkan beberapa program yang telah disusun di atas. Program yang penulis pilih, yaitu “Menyadari karunia bertumbuh semakin menuju kematangan iman dalam usia lanjut”. Dalam suratnya, Paus Yohanes Paulus II memberikan penekanan cukup kuat mengenai kekayaan pengalaman yang dimiliki oleh kaum lansia sebagai harta yang sangat berharga, sehingga perlu dibagikan untuk saling memperteguh di antara kaum lansia dan umat pada umumnya. Program ini akan diperdalam dengan model katekese SCP. Model katekese SCP ini akan dapat membantu kaum lansia untuk menggali dan membagikan kekayaan iman mereka. Suatu Persiapan Katekese Model SCP untuk Kaum Lansia;

I. IDENTITAS PPL PAK PAROKI

1. Pelaksana: Sisiliya Yudiyanti 2. NIM: 131124015 3. Tema: Menyadari karunia bertumbuh semakin menuju kematangan iman dalam usia lanjut. 4. Tujuan: Bersama-sama pendamping, peserta semakin menyadari dalam usia lanjut, Allah tetap memberikan karunia yang terus bertumbuh menuju