Tujuan Katekese Umat Gambaran Katekese Umat
62
dari perubahan hidupnya. Dalam proses ini sungguh sangat dibutuhkan sebuah sikap hati yang jujur, saling menghargai, dan kerelaan untuk saling mendengarkan satu
sama lain.
b Christian
Katekese model SCP mengusahakan sebuah model katekese yang dapat merangkum kekayaan iman Kristiani beserta visinya dan relevan untuk menanggapi
kebutuhan umat di jaman sekarang Groome, 1997: 2. Harapannya, melalui proses tersebut kekayaan iman Gereja sepanjang sejarah dapat berkembang menjadi
pengalaman iman umat pada zaman sekarang. Terdapat dua unsur pokok kekayaan iman yang ditekankan dalam model ini, yaitu pengalaman hidup iman Kristiani
sepanjang sejarah tradisi dan visinya Heryatno Wono Wulung, 1997: 3. Dalam Gereja, tradisi bukan hanya sekedar sejarah naratif atau adat istiadat
ritual masa lampau saja, tetapi seluruh pengalaman iman umat dalam bentuk apapun yang sudah terungkap dan sudah dibakukan oleh Gereja dalam rangka untuk
menanggapi pewahyuan Allah di dunia Sumarno Darmasuwarna, 2016: 14. Dengan demikian, tradisi merupakan realitas iman yang dihidupi oleh Gereja dan sekaligus
merupakan wujud tanggapan manusia atas pewahyuan Allah yang terjadi dalam hidup manusia. Tradisi tidak hanya sekedar pengajaran Gereja tetapi juga meliputi Kitab
Suci, spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni dan nyanyian rohani, kepemimpinan, kehidupan jemaat, dan lain-lain Heryatno Wono Wulung, 1997: 3.
Sedangkan visi kristiani lebih menekankan pada tuntutan dan janji yang terkandung
63
dalam tradisi, tanggung jawab dan pengutusan orang Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan mereka Groome, 1997: 3. Terwujudnya
nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan manusia merupakan wujud visi kristiani yang paling hakiki.
c Praxis
Istilah praxis mengacu pada tindakan manusia yang mempunyai tujuan untuk tercapainya suatu transformasi kehidupan yang di dalamnya terkandung proses
kesatuan dialektis antara praktik dan teori, yaitu kreativitas, antara kesadaran historis dan refleksi kritis, yaitu keterlibatan baru. Dengan demikian, praxis merupakan suatu
praktik yang didukung oleh refleksi teoritis yang didukung oleh praktik dan merupakan ungakapan pribadi yang meliputi ungkapan fisik, emosional, intelektual,
spiritual dari hidup manusia Sumarno Darmasuwarna, 2016: 14. Terdapat tiga komponen pokok yang membentuk praxis, yaitu aktivitas,
refleksi, dan kreativitas Groome, 1997: 2; bdk. Sumarno Darmasuwarna, 2014: 15. Ketiga komponen ini saling terkait. Berikut ini penjelasan ketiga komponen tersebut.
1 Aktivitas
Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang semuanya merupakan medan
yang dapat digunakan oleh sesorang untuk mewujudkan dirinya sebagai subjek. Aktivitas ini bersifat historis. Dengan demikian aktivitas harus ditempatkan
dalam konteks ruang dan waktu.