Pengertian Katekese Gambaran Umum Katekese

54

4. Tugas Utama Katekese

Secara ringkas, terdapat tiga tugas utama katekese Telaumbanua 1999:9-10, yaitu: a. Katekese memberitakan Sabda Allah, mewartakan Kristus Sabda Allah yang tertuang dalam Kitab Suci memuat berita tentang penyelamatan umat manusia. Dari pihak Allah yang memuncak dalam diri Yesus Kristus. Dalam diri Yesus, maklumat diri Allah dikonkretkan dan rencana penyelamatan umat manusia direalisasikan. Dalam diri Kristuslah puncak segala wahyu, ditemukan arti hidup setiap manusia. Orang yang mengimani Kristus mewujudkan pengiaan Allah atas harapan terdalam manusia. Peristiwa definitif manusia menuju pertemuan abadi dengan Allah Tri Tunggal terjadi melalui peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Oleh karena itu, katekese memiliki tugas untuk menghadirkan Sabda Allah supaya manusia dapat bertemu secara pribadi dengan Kristus. Pokok dan pusat pewartaan katekese adalah Yesus Kristus. Itulah sebabnya katekese harus bersifat kristosentris. Seorang pewarta, seperti katekis atau tenaga pastoral pada umumnya, perlu menyadari sungguh- sungguh bahwa yang ia wartakan kepada umat ialah Kristus; sedangkan ia sendiri ialah alat di tangan Kristus agar tercipta pertemuan pribadi manusia dengan Kristus, Sang Guru Ilahi. 55 b. Katekese mendidik untuk beriman Iman merupakan suatu anugerah dari Allah sehingga seseorang mau terpaut pada-Nya Yoh. 6:65-66, berserah dan menaati Allah. Di sini peran manusia berifat skunder. Katekese mencari kemungkinan agar jawaban manusia terhadap tawaran Allah yang tertera dalam teks-teks Kitab Suci dapat terjawab dengan semestinya. Katekese menolong agar umat terpikat pada diri Allah, yang diwartakan oleh Yesus Kristus dan agar mereka terdorong untuk melakukan kehendak dan perintah Allah. Dengan demikian diharapkan tercapailah pembaruan dalam hidup manusia. Iman yang dihidupi senantiasa membutuhkan pengembangan yang berproses. Maka dalam katekese terdapat tiga komponen yang memainkan peranan penting, yakni komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen operatif. Dalam komponen kognitif, katekese disajikan untuk memberi pemahaman kepada umat agar semakin yakin dan dapat bertanggungjawab atas iman atau agamanya. Dalam komponen afektif katekese harus mampu membangkitkan perasaan atau penghayatan sehingga umat semakin mencintai agamanya, Allahnya, dan berkorban untuk berbagi, bersembah, dan bersyukur. Sedangkan dalam komponen operatif katekese perlu memberikan contoh-contoh konkret sehingga umat melihat kemungkinan untuk mengkonkretkan imannya dalam hidup sehari-hari. c. Katekese mengembangkan Gereja Umat Allah yang mengimani Kristus sebagai pemimpin dan Juru selamatnya disebut Gereja. Kegiatan-kegiatan atau usaha untuk mengukuhkan persaudaraan 56 Gerejawi dan untuk mengobarkan semangat iman anggota Gereja termasuk tugas utama katekese. Tidak ada katekese yang benar kalau bukan dalam konteks kegerejaan. Dalam Catechesis Tradendae art. 16 mengatakan …katekese di masa lampau maupun di masa mendatang selalu merupakan karya yang harus termasuk tanggung jawab Gereja memang harus diinginkan sebagai salah satu tanggung jawabnya. Tetapi para anggota Gereja mengemban tanggung jawab yang berbeda-beda, tergantung dari perutusan mereka masing- masing. Usaha katekese dalam rangka menyebarkan sabda penyelamatan Alllah kepada manusia sangat menentukan perkembangan suatu Gereja. Gereja ada, berkembang, dan menyebar karena aktivitas katekis.

B. Gambaran Katekese Umat

1. Pengertian Katekese Umat

PKKI II Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se-Indonesia berhasil merumuskan secara jelas pengertian katekese umat. Katekese umat diartikan sebagai: Komunikasi iman atau tukar pengalaman iman penghayatan iman antara anggota jemaatkelompok, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan adanya perencanaan Huber, 1993: 12. Berdasarkan pengertian di atas, tampak jelas bahwa katekese umat pertama-tama merupakan komunikasi iman. Komunikasi iman yang dilakukan bukan hanya antara pembimbing dengan peserta, tetapi lebih dari itu komunikasi yang diharapkan dapat terbangun, yaitu komunikasi antarpeserta sendiri. Dalam komunikasi ini yang