25
dirancang dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran. Sedangkan resources by utilization yaitu sumber-sumber belajar yang
ada di lingkungan sekitar yang dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan pembelajaran. Dengan demikian, bahan pelajaran
merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dan sangat penting dalam pembelajaran, karena bahan pembelajaran adalah substansi atau
inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
c. Metode Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari metode pembelajaran karena penggunaan metode yang tepat akan mempermudah peserta didik
untuk menguasai materi pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2013: 46, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi 2008: 29, metode pembelajaran merupakan sebuah prosedur yang dirancang
untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran akan membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran sehingga guru harus menyesuaikan metode yang digunakan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penggunaan metode pembelajaran bagi anak tunagrahita yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata harus disesuaikan
26
dengan kondisi mereka agar dapat mempermudah mereka dalam memahami pembelajaran. Menurut Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 84-
93, sebelum menerapkan metode pembelajaran bagi anak tunagrahita, perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan penguatan agar dalam
menerapkan metode pembelajaran dapat seiring sejalan dan terarah dalam penggunaannya. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam
menerapkan metode pembelajaran akan membantu guru saat menggunakan metode yang sesuai bagi anak. Hal itu, karena guru akan
banyak mempertimbangkan berbagai hal yang ada dalam prinsip-prinsip tersebut. Menurut Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 94, ada beberapa
prinsip dalam menerapkan metode pembelajaran bagi anak tunagrahita, yaitu kesesuaian metode pembelajaran dengan 1 tujuan pembelajaran,
2 materi pembelajaran 3 kemampuan guru, 4 kondisi siswa, 4 sumber dan fasilitas yang tersedia, 5 situasi kondisi pembelajaran, serta
6 waktu yang tersedia. Ada berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran bagi anak tunagrahita. Menurut Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 94, beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran yaitu metode ceramah, simulasi, tanya jawab, demonstrasi, karyawisata dan metode latihan. Namun,
pembelajaran bagi anak tunagrahita kategori sedang tidak hanya membutuhkan metode-metode tersebut karena mereka memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan membutuhkan strategi khusus untuk
27
mengatasi permasalahan mereka dalam belajar. Dalam pembelajaran perlu ada strategi khusus yang diberikan dan disesuaikan dengan kondisi
masing-masing anak tunagrahita kategori sedang. Strategi khusus tersebut seperti yang diungkapkan oleh Muljono dalam Mumpuniarti,
2007: 59-62, tentang bentuk strategi yang dikembangkan dari perpaduan pengajaran berprogram dan terapi tingkah laku dalam praktek klinis
antara lain 1 reinforcement, 2 punishment, 3 extinction, 4 shaping dan backward chaining, 5 prompting dan fading. Namun, bagi anak
tunagrahita kategori sedang akan lebih sesuai dengan pendekatan modifikasi perilaku yang reinforcement positif, shaping dan backward
chaining, serta prompting dan fading. Hal tersebut, karena anak tunagrahita lebih membutuhkan penguatan yang positif agar
bersemangat, perhatian dan bantuan untuk melakukan suatu kegiatan, mangingat mereka mengalami banyak kesulitan dalam kegiatan sehari-
hari. Berikut ini, akan dikaji lebih lanjut tentang pendekatan perilaku tersebut menurut Muljono dalam Mumpuniarti, 2007: 59-62, yaitu:
a. Reinforcement Prinsip reinforcement yaitu menunjukkan peningkatan frekuensi respon,
jika respon tersebut diikuti dengan konsekuensi tertentu. Konsekuensi yang dapat meningkatkan frekuensi perilaku disebut reinforcer. Ada dua
macam reinforcer yaitu positif reinforcer dan negatif reinforcer. Positif reinforcer adalah peristiwa yang menyertai perilaku dan menyebabkan
meningkatnya frekuensi perilaku yang diharapkan. Negatif reinforcer
28
adalah hilangnya peristiwa yang tidak menyenangkan setelah sesuatu respon yang diharapkan ditampilkan.
b. Punishment Prinsip punishment yaitu kehadiran suatu peristiwa yang tidak
menyenangkan atau penghilangan peristiwa menyenangkan yang kemudian mengikuti respon dan dapat menghilangkan maupun
mengurangi frekuesi respon tersebut. c. Extinction
Extinction adalah penghentian reinforcement dari suatu respon. Extinction adalah suatu peristiwa yang tidak dihilangkan atau dihadirkan.
d. Shaping dan Backward Chaining Pelaksanaan shaping dengan memulai langkah nomor satu pada analisis
tugas yang dilatihkan pada anak, jika direspon dengan benar maka diberi reinforcement dan kemudian dilanjutkan pada langkah nomor dua.
Pemberiaan reinforcement dilakukan pada setiap langkah sampai langkah terakhir secara berurutan, jika setiap langkahnya dilakukan dengan benar.
Penggunaan strategi shaping dapat disertai dengan backward chaining yaitu melatihkan tahap-tahap perilaku yang dipelajari anak tunagrahita
dengan arah terbalik dari shaping. Backward Chaining dimulai dari perilaku yang diharapkan ke perilaku yang telah dikuasai anak. Menurut
Mumpuniarti 2007: 60, backward chaining yang dilakukan dengan langkah kegiatan dari belakang semakin ditambah untuk dikerjakan anak
29
tunagrahita, pelatih semakin mengurangi bantuannya dari langkah belakang menuju ke langkah depan.
e. Prompting dan Fading Prompts adalah suatu peristiwa yang membantu anak melakukan
suatu respon. Prompts mendahului suatu respon. Fading yaitu penghilangan secara gradual dari suatu prompt.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai akan membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum menerapkan metode pembelajaran bagi anak tunagrahita, perlu memperhatikan prinsip-prinsip
dan penguatan agar dapat sejalan dan terarah dalam penggunaannya. Adapun strategi khusus yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
tunagrahita yaitu reinforcement positif, shaping dan backward chaining, serta prompting dan fading.
d. Media Pembelajaran