Tujuan Pembelajaran Komponen Pembelajaran

20 Komponen-komponen pembelajaran tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar yang diprogramkan pasti terdapat tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2013: 41, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Jadi tidak ada suatu kegitan yang diprogramkan tanpa adanya tujuan karena tujuan akan menentukan kearah mana kegiatan dibawa. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar yang terdapat tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan Wina Sanjaya, 2009: 68. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pembelajaran dapat dilihat dari perubahan kemampuan anak didik setelah mengikuti pembelajaran, karena hal itu termasuk pencapaian tujuan pembelajaran. Pengertian yang sejalan juga diungkapkan oleh Cepi Riyana 2009: 6, bahwa tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga akan mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti materi pelajaran, pemilihan metode, media dan alat evaluasi. Proses kegiatan belajar mengajar selain dapat berpengaruh pada siswa juga dapat berpengaruh pada guru. Menurut Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi 2012: 1, tujuan pembelajaran setelah melakukan 21 pembelajaran dalam kelas, guru diharapkan sanggup menginterpretasikan dan bisa: 1 Memahami tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di dalam kelas yang mampu membuat siswa aktif dan kreatif juga menyenangkan. 2 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menyesuaikan model-model pembelajaran. 3 Bisa mempraktikkan berbagai model pembelajaran inovatif, baik dalam kegiatan di luar kelas maupun pembelajaran dalam kelas. Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa guru setelah melakukan pembelajaran akan mendapatkan berbagai pengalaman. Oleh karena itu, dapat dijadikan sebagai perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berikutnya. Guru juga dapat lebih memahami dan dapat mempraktikkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan agar program pembelajaran yang disusun dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wina Sanjaya 2009: 64, ada beberapa alasan tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran, yaitu 1 tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran, 2 sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa, 3 membantu dalam mendesain sistem pembelajaran, 4 sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Jika tujuan dapat dirumuskan dengan benar dan sesuai maka komponen lainnya juga dapat disesuaikan dengan tujuan tersebut sehingga semua komponen dapat saling mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran. Tujuan setiap pembelajaran berbeda-beda tergantung pembelajaran yang akan 22 diberikan, seperti pembelajaran keterampilan. Adapun tujuan pembelajaran keterampilan menurut Departemen Pendidikan Nasional 2001 dalam Sutiyem, 2012: 41, yaitu 1 membekali siswa dengan keterampilan dasar kerja sesuai dengan kelainan yang disandangnya dan tingkat perkembangan, 2 membentuk apresiasi kerja sebagai dasar pembentukan etos kerja. Tujuan pembelajaran keterampilan tersebut juga mengungkapkan tujuan bagi anak yang berkelainan yaitu membekali siswa dengan keterampilan dasar kerja sesuai dengan kondisinya sehingga anak tunagrahita kategori sedang penting untuk diberi pembelajaran keterampilan dalam mengurus dirinya sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang harus dikuasai oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan menjadi landasan dalam menentukan materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran.

b. Materi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144

KEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 199

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6