13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Anak Tunagrahita Kategori Sedang 1. Pengertian Anak Tunagrahita Kategori Sedang
Tunagrahita sedang sering disebut dengan embisil. Selain itu juga disebut dengan anak mampu latih yang dapat diartikan bahwa anak masih
dapat dilatih kemampuan dalam mengurus diri sendiri. Namun, untuk akademiknya akan sulit untuk dilatih sehingga mereka lebih diutamakan
untuk belajar keterampilan mengurus diri sendiri. Menurut Moh. Efendi 2009: 90, anak tunagrahita sedang adalah anak tunagrahita yang memiliki
kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak mampu didik. Hal tersebut juga
sesuai dengan pendapat dari Moh. Amin 1995: 23, bahwa anak tunagrahita sedang adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dan
adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan. Jadi jelas bahwa anak mampu latih memiliki kemampuan di bawah anak mampu didik sehingga program
yang diberikan pada anak mampu latih berbeda dengan anak mampu didik. Anak mampu latih lebih diajarkan pada akademik yang fungsional untuk
kehidupannya.
Menurut Elnang Finaros 2012: 219, “anak tunagrahita sedang merupakan anak berkebutuhan khusus yang fungsi intelektualnya di bawah
rata-rata yakni IQ berkisar antara 30-50.” Sedangkan menurut Maria J. Wantah 2007: 11, bahwa anak yang termasuk dalam tunagrahita sedang
14
memiliki IQ sekitar 35-55. Kemampuan fungsi intelektual tersebut mengakibatkan anak mengalami permasalahan yang kompleks dalam
kehidupan sehari-harinya. Anak tunagrahita sedang memiliki banyak keterbatasan dalam kehidupanya yang dapat berpengaruh pada adaptasi di
lingkungannya sehingga perlu dilatihkan secara terus menerus keterampilan hidup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Siska Kurniawati 2014:
22, bahwa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan, yaitu belajar mengurus diri sendiri dan belajar menyesuaikan
diri di lingkungan rumah atau sekitarnya. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai anak tunagrahita kategori
sedang yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita sedang adalah anak yang mempunyai
fungsi intelektual di bawah rata-rata yakni IQ berkisar antara 30-50 dan adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan yang akibatnya mengalami
banyak permasalahan yang kompleks dalam kehidupannya. Oleh karena itu, memerlukan bimbingan dalam aktivitas sehari-hari termasuk mengurus
dirinya sendiri. Program pembelajaran yang diberikan untuk anak tunagrahita kategori sedang juga lebih pada pembelajaran yang fungsional
dalam kehidupan sehari-hari. 2. Karakteristik Anak Tunagrahita Kategori Sedang
Karakteristik setiap anak berkebutuhan khusus berbeda-beda termasuk anak tunagrahita kategori sedang. Dengan mengetahui karakteristik anak
tunagrahita sedang maka dapat diketahui juga kebutuhan mereka.
15
Karakteristik tersebut merupakan ciri khusus yang menggambarkan kondisi anak sehingga dapat memberikan penanganan yang sesuai. Menurut Mubiar
Agustin 2011: 73-74, karakteristik anak tunagrahita sedang antara lain: “hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik, mereka
pada umumnya belajar secara membeo, perkembangan bahasanya lebih terbatas daripada anak tunagrahita ringan, selalu bergantung
pada perlindungan orang lain tetapi dapat membedakan bahaya dan bukan bahaya. Mereka masih mempunyai potensi untuk belajar
memelihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan dapat mempelajari beberapa pekerjaan yang mempunyai arti ekonomi,
pada umur dewasa mereka baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 atau 8 tahun.”
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa anak tunagrahita kategori sedang memiliki permasalahan yang kompleks sehingga selalu bergantung
pada orang lain dan kemampuannya berada di bawah anak tunagrahita ringan. Namun, anak masih dapat dilatih mengurus diri sendiri dan
mempelajari suatu pekerjaan. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Bandi Delphie 2006: 34, bahwa karakteristik anak tunagrahita sedang
yaitu mampu mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya, sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik, membutuhkan
pengawasan yang terus menerus dan dapat berkerja di tempat kerja terlindung. Maksud dari anak tunagrahita sedang yang sulit bahkan tidak
dapat belajar secara akademik tersebut yaitu seperti membaca, menulis, berhitung sehingga mereka lebih diajarkan pada keterampilan mengurus diri
sendiri.
16
Karakteristik anak tunagrahita sedang juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa seperti yang dinyatakan oleh Mumpuniarti 2007: 25,
bahwa karakteristik tunagrahita sedang, antara lain: a. Karakteritik fisik, mereka menampakkan kecacatannya yang
terlihat jelas seperti tipe Dow’s Syndrome dan Brain Damage, koordinasi motorik lemah sekali dan penampilannya nampak
sebagai anak terbelakang. b. Karakteristik psikis, pada umur dewasa mereka baru mencapai
kecerdasan setaraf anak normal umur 7 atau 8 tahun. Anak nampak hampir tidak mempunyai inisiatif, kekanak-kanakan, serta sering
melamun maupun hiperaktif. c. Karakteristik sosial, pada umumnya mereka sikap sosialnya
kurang baik, rasa etisnya kurang, tidak mempunyai rasa terima kasih, rasa belas kasihan dan rasa keadilan.
Pengelompokkan karakteristik di atas, akan mempermudah untuk mengenali karakteristik anak tunagrahita kategori sedang. Dapat dilihat
bahwa pengelompokannya meliputi karakteristik fisik yang penampilannya nampak anak terbelakang seperti tipe Dow’s Syndrome, karakteristik psikis
yang biasanya kemampuan intelektualnya pada umur dewasa setara anak normal usia 7 sampai 8 tahun dan karakteristik sosial yang menggambarkan
hubungan sosialnya pada orang lain baik sikap maupun perbuatannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik anak tunagrahita sedang antara lain anak tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran yang bersifat akademik, perkembangan
bahasanya sangat terbatas karena perbendaharaan kata yang sangat kurang, dan memerlukan pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Meskipun begitu, anak masih mampu membedakan bahaya dan bukan bahaya dan umur kecerdasannya sama dengan anak normal umur tujuh
17
sampai delapan tahun. Anak juga masih memiliki potensi untuk belajar memelihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta dapat
mempelajari beberapa pekerjaan.
B. Kajian tentang Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran